Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Menahan Air Mata Ayah Kandung Bocah Tewas di Aceh, Belum Sempat Berikan Hadiah untuk Putranya

Memang Kepergian bocah laki-laki yang meninggal, karena membela sang ibunya sungguh luar biasa.

Editor:
istimewa
FF ayah kandung dari R, menujukan hadiah yang bakal diberikan pada putranya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Memang Kepergian bocah laki-laki  yang meninggal, karena membela sang ibunya sungguh luar biasa.

Bocah 9 tahun ini, melawan ketika orang tuanya disakiti, hal ini membuat duka mendalam bagi kandung R yang berinisial FF.

Meski jasad R kini tak lagi bersama sang ayah, namun keberanian bocah tersebut melekat dan terkenang di hati FF untuk selamanya.

"Anak saya ini memang pembela, saya yakin kematiannya tak sia-sia karena membela ibunya. Saya dan keluarga ikhlas melepasnya," mata FF berkaca-kaca menceritakan putranya.

FF ayah kandung dari R, menujukan hadiah yang bakal diberikan pada putranya
FF ayah kandung dari R, menujukan hadiah yang bakal diberikan pada putranya (istimewa)

Berikan kado ulang tahun untuk adiknya

Selama dua tahun terakhir, R dan adiknya yang masih berusia lima tahun tinggal bersama sang ayah di Medan.

Sebelum meninggal dunia, R sempat merayakan ulang tahun bersama ayah, adik serta kakek dan neneknya di Medan.

Baca juga: Naruto Meninggal Viral, Manga Boruto Chapter 51 Bikin Baper, Muncul Mode Kurama Terbaru, Link Baca!

Saat itu, FF menjual telepon seluler demi memberikan putranya hadiah yang dia inginkan.

"Saya buat acara kecil-kecil dan membelikan R hadiah. Rencana handphone untuk belajar daring, tapi dia minta dibelikan mobil remote," tutur dia.

Meski hadiah itu sangat diinginkan oleh R, namun kemudian R menitipkan mobil tersebut untuk adiknya.

Ilustrasi anak sedih.
Ilustrasi anak sedih. (Freepik.com)

Pasalnya, R hendak tinggal bersama ibundanya di Aceh.

"Dia sayang sekali sama adiknya, selalu akur. Saya heran juga kenapa dia pesankan sama neneknya kalau mobil-mobilan itu untuk si adik," tutur FF pilu.

Di mata FF, putranya itu memang memiliki sikap kepedulian tinggi dan senang berbagi.

Ikut sang ibu dan tewas di Aceh

Pada 4 Oktober 2020, ibu R yang berinisial DN datang.

DN juga meminta izin membawa R ke Banda Aceh untuk tinggal bersama dan bersekolah di sana.

Setelah diizinkan, DN mengurus surat kepindahan anaknya.

Usai putranya pindah bersama sang ibu, FF masih sempat berbincang dengan bocah itu untuk melepas rindu melalui telepon.

Namun tak disangka, FF kemudian menerima kabar bahwa putranya ditemukan tewas.

Sembari menahan air mata, FF mengutuk perbuatan Samsul Bahri, pembunuh anaknya.

"Binatang saja tak tega kita begitukan, ini tak layak dianggap manusia," ujar FF.

Membela ibunda

Ilustrasi Pemerkosaan
Ilustrasi Pemerkosaan (Tribun Jateng)

Seorang pria menyelinap ke rumah yang ditinggali DN, suaminya dan R di Kecamatan Bireum Bayeum, Kabupaten Aceh Timur.

Pria yang diketahui bernama Samsul tersebut kemudian memperkosa DN saat suaminya tak ada di rumah.

Tengah malam itu, DN melawan hingga sempat terjadi perkelahian dengan pelaku. Tangan DN pun terkena bacokan.

Rupanya keributan membuat R terbangun.

DN sempat meminta anaknya lari, namun R memilih berhadapan dengan pelaku.

Melihat sang ibunda dalam bahaya, bocah laki-laki pemberani tersebut bermaksud melindungi.

Sekejap, Samsul menyabetkan parang ke tubuh bocah itu di depan mata ibunya. Pelaku lalu membawa lari R.

R ditemukan tewas di sebuah sungai di Desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Kondisi badannya penuh luka bacokan. R juga masih berpakaian lengkap.

Ilustrasi Penjara
Ilustrasi Penjara (kompas.com)

Pembunuh tewas di tahanan
Kurang lebih sepekan setelah insiden pemerkosaan dan pembunuhan itu, Samsul tewas di dalam tahanan Polres Langsa, Minggu (18/10/2020).

Sehari sebelum meninggal, Samsul sempat mengeluhkan sesak napas.

Kasat Reskrim Polres Langsa Iptu Arief Sukmo Wibowo menjelaskan, Samsul sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Penyebabnya lantaran ia mengeluh mengalami sesak napas.

"Dia dini hari mengeluh sesak napas. Suhu tubuhnya 36,7 derajat, tensinya 97 persen dan diberi infus satu malam. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Langsa," tutur Arief.

Namun, kondisi Samsul terus memburuk. Ia pun meninggal dunia ketika berada di dalam tahanan.

"Dokter menyatakan meninggal dunia. Jadi jenazahnya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan," kata Arief.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved