ILC TVOne
ILC Tadi Malam, Gatot Nurmantyo Soal Aktivis KAMI Ditangkap: Mantan Panglima TNI Saya Tidak Takut
Sembilan aktivis KAMI yang ditangkap dan menjadi tersangka atas kerusuhan dalam demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presidium KAMI Gatot Nurmantyo memberikan jawaban tegas soal maraknya penangkapan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Saat dalam Acara ILC TVOne, Gatot Nurmantyo mengaku takut tidak merasa takut dan gentar.
Gatot mengaku akan tetap melanjutkan perjuangan baiknya di KAMI. Demikian dilansir TribunWow.com dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (20/10/2020)
Sembilan aktivis KAMI yang ditangkap dan menjadi tersangka atas kerusuhan dalam demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Baca juga: Calon Pengantin Pria Menghilang Jelang Pernikahan, Diduga Kabur dari Rumah, Keluarga Ngaku Malu
Baca juga: Di ILC Mahfud MD Bungkam Semua Kritik ke Pemerintah, Jenderal Gatot Diam Karni Ilyas Kena Singgung

Atas kejadian penangkapan terhadap 9 aktivis KAMI itu dikatakan Gatot tidak akan menyurutkan semangatnya, melainkan justru akan membuatnya semakin semangat.
Dirinya bahkan menambahkan bahwa pihaknya tak akan pernah minta maaf karena dinilai tidak sepantasnya mereka diperlakukan seperti itu.
Ia pun mengaku tidak ingin kehilangan malu ketika dipandang lemah oleh junior-juniornya, baik di Angakatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
"Saya ini mantan panglima TNI, kalau dilihatin tiga orang saudara-saudara KAMI yang diborgol terus saya takut, saya minta maaf lah, bagaimana saya menjaga adek-adek saya yang menjabat sebagai Panglima TNI, Kasad, Kasal, Kasau, akan diomongin sama orang," ujar Gatot.
"'Itu njabat itu masih gagah aja kayak macan, begitu pensiun kayak kucing Gatot itu', kalau Kasad, Kasal, Kasau, panglimanya kayak kucing, anggotanya kucing kurap," imbuhnya.
Gatot lantas menegaskan bahwa jiwa-jiwa sebagai mantan Panglima TNI tidak akan pernah surut demi kebaikan Republik ini.
Dan menurutnya hal itulah yang memang harus ditunjukkan kepada calon-calon penerusnya.
"Jadi saya bukan sombong, tapi karena memang saya sebagai mantan panglima TNI saya tidak boleh takut," kata Gatot.
"Karena saya harus menjaga marwah prajurit-prajurit TNI," pungkasnya.
Baca juga: Sosok Rhoma Irama, Dijuluki Raja Dangdut, Bermain di Lebih dari 20 Film & Sudah Ciptakan 1000 Lagu
Baca juga: Daftar 18 Nama Calon Sekda DKI Jakarta Gantikan Saefullah yang Bakal Dipilih Anies Baswedan
Simak videonya mulai menit ke- 4.00:
Mahfud MD Sebut KAMI Tak Berbahaya bagi Pemerintah
Diketahui, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) hadir di tengah-tengah masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun kemunculan KAMI justru menciptakan polemik lantaran bertentangan atau dinilai menjadi oposisi terhadap pemerintah, meski Gatot Nurmantyo telah membantahnya.
Sempat beberapa kali terjadi bentrokan antara massa yang menolak KAMI ketika tengah melakukan deklarasi.
Terbaru ada tudingan KAMI menjadi dalang dalam aksi demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berakhir dengan kericuhan.
Buntutnya, beberapa aktivis dari KAMI ditangkap dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kondisi itu lantas dinilai terkesan menggambarkan sikap pemerintah yang terganggu dengan gerakan KAMI.
Dilansir TribunWow.com, anggapan tersebut dibantah oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Dalam acara Rosi 'KompasTV', Kamis (15/10/2020), Mahfud MD mengatakan bahwa keberadaan KAMI tidak ada pengaruhnya terhadap pemerintah.
Menurutnya, sejauh ini pemerintah juga tidak pernah memikirkan terlalu jauh terhadap KAMI.
Mahfud MD menegaskan bahwa dirinya justru melihat KAMI secara perorangan.
"Terus terang kita enggak pernah bicara kami, saya enggak menghitung KAMI, tapi orangnya," ujar Mahfud MD.
"Ketika ditangkap kami kan enggak menyebut KAMI-nya. Bahwa mereka kebetulan orang KAMI, itu fakta identitas yang mereka bangun sendiri," imbuhnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengakui bahwa sembilan orang dari KAMI yang ditangkap tidak bisa lantas disimpulkan sebagai organisasinya.
Dirinya pun menyamakan kondisinya saat adanya penangkapan aktivis dari partai politik.
"Itu kebetulan saja, tidak bisa juga kalau misal ada orang bernama 'A' lalu dia ternyata aktivis sebuah partai, kan tidak bisa dikatakan partainya," ungkit Mahfud.
"Apakah kita tidak boleh menangkap orang seperti itu? Meskipun kemudian muncul, ini orang dari partai ini," lanjutnya.
Lebih lanjut, ketika disinggung oleh pembawa acara Rosi bahwa penangkapan 9 aktivis KAMI dianggap ada semacam pembungkaman, Mahfud MD tak mempersoalkan.
Baginya, hal itu bukan kehendak dari pemerintah sendiri melainkan memang sudah tugas dari pihak kepolisian.
"Enggak apa-apa juga, silakan ditangkap (dinilai) oleh publik," kata Mahfud MD.
Mahfud MD lantas memberikan sindiran terkait sikap kritis dari KAMI.
Menurutnya, sikap-sikap kritis dari KAMI adalah hal yang biasa dan tidak ada yang baru.
"Dan orang yang kritis terhadap pemerintah bukan KAMI juga selama ini," terangnya.
"Dan yang diungkapkan oleh KAMI enggak ada kritis-kritis yang baru, yang lama-lama juga, yang sudah dikatakan oleh orang lain, apa kritisnya?" jelas Mahfud MD.
"Enggak usahlah dipikirkan KAMI itu. Enggak ada yang baru juga, sehingga kita enggak tertarik KAMI ini yang harus dibidik," tegasnya menutup.
Simak videonya mulai menit awal: