Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Obat Remdesivir dari Studi WHO: Efeknya Sangat Kecil untuk Tekan Kematian Akibat Covid-19

Seperti yang diketahui sebelumnya obat Remdesivir untuk cegah kematian akibat terkena Covid-19.

Editor: Glendi Manengal
POOL/REUTERS
Obat Remdesivir 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui sebelumnya obat Remdesivir untuk cegah kematian akibat terkena Covid-19.

Terkait hal tersebut dari studi WHO menyebut obat tersebut efeknya sangat kecil.

Obat Remdesivir yang di produksi perusahaan AS dan sempat dipromosikan Donald Trump.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam Minggu 18 Oktober 2020, Berikut Rinciannya

Baca juga: Wanita Cantik Malinda Damayanti Rotinsulu Harap Pemimpin Perhatikan Pendidikan dan kesehatan

Baca juga: UPDATE, Harga Emas Antam Minggu 18 Oktober 2020 Tetap Stabil Berada di Posisi Rp 1.008.000 per Gram

Mengutip The Guardian, Remdesivir merupakan obat yang diproduksi oleh perusahaan bioteknologi AS, Gilead.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mempromoskan Remdesivir sebagai obat potensial unttuk Covid-19.

Sebuah uji coba di AS kemudian menunjukkan Remdesivir dapat mengurangi waktu pasien untuk tinggal di rumah sakit.

Tetapi, berdasar uji coba Solidaritas WHO, berdasar sampel dari 3.000 orang yang memakai Remdesivir, menunjukkan obat tersebut memiliki sedikit efek pada kematian selama 28 hari.

10 hari sebelum publikasi, Gilead diberi tahu tentang hasilnya pada 23 September 2020 dan diberi draf pertama kajian pada 28 September 2020.

WHO mengatakan, perusahaan telah diberitahu hasilnya sebelumnya sebagai bagian dari kesepakatan untuk menyediakan obat secara gratis.

Pada 8 Oktober 2020, Gilead menandatangani kontrak untuk 500.000 dosis obat dengan komisi Eropa, yang tidak mengetahui hasilnya, dengan biaya € 850 juta (£ 733 juta).

"Kesepakatan untuk mengungkapkan hasil kepada perusahaan sebelum dipublikasikan dilakukan pada awal uji coba," kata Dr Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di WHO.

"Ini adalah kesepakatan dengan itikad baik," katanya.

Dia menambahkan, hal itu memungkinkan Gilead untuk memeriksa apakah ada kesalahan yang telah dibuat,

tetapi tidak mengizinkan perusahaan untuk mengubah analisis atau kesimpulan.

Banyak negara telah memasukkan Remdesivir dalam daftar pengobatan mereka untuk pasien Covid-19,

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved