Analisis Kesehatan
Pengamat Kesehatan Sebut Kampanye Tatap Muka Berpotensi Munculkan Kluster Pilkada
Orang yang beraktivitas diluar rumah mulai abai mempraktekan 3M, Padahal pandemi masih berlangsung, penularan masih terjadi
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Risiko terjadinya kluster baru pasti ada apabila terjadi kerumunan, entah itu dalam rangka Pilkada atau kegiatan lain yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar seperti demo beberapa hari lalu.
Hal ini dikatakan Pengamat Kesehatan Sulut Jonesius Manoppo, dirinya menilai terkait kampanye tatap muka yang dilancarkan para Paslon Pilkada akhir-akhir ini memang meningkatkan peluang untuk terjadinya rantai penularan covid-19.
"Banyak yang melihat bahwa angka positif covid 19 di sulut semakin kecil, warna zona bahkan mulai memudar dari orange menuju kuning, justru hal ini mengurangi tingkat kewaspadaan," jelas Manoppo kepada Tribun Manado.
Dikatakannya, Orang yang beraktivitas diluar rumah mulai abai mempraktekan 3M, Padahal pandemi masih berlangsung, penularan masih terjadi, bahkan angka kefatalan atau kematian yang diakibatkan oleh virus ini di sulut termasuk tinggi.
Baca juga: Hadiri Rakorev DLH Tomohon, Eman Ajak Jajaran Menyesuaikan Kerja di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: Carles Puyol Keputusan Lionel Messi Bertahan di Camp Nou, Bisa Ubah Barcelona Lebih Baik Lagi
Baca juga: Mantan Petarung MMA yang Kini Jadi Reporter Cantik Punya Saran Terkait Pergelutan Wanita di UFC
"Kampanye tatap muka yang melibatkan banyak orang dengan protokol kesehatan yang tidak ketat bisa saja menjadikan usaha pemerintah selama ini menekan laju penularan yang sudah memakan anggaran dan energi yang sangat besar sia-sia," papar Manoppo.
Hal ini juga, kata dia, mengingkari komitmen awal antara pemerintah, penyelenggara, pengawas dan paslon untuk melangsungkan tahapan pilkada yang sehat.
Memang banyak alasan yang bisa dipakai sebagai pembenaran kegiatan pertemuan dalam rangka kampanye pilkada, tapi sama sekali itu tidak bisa menutupi kebenaran bahwa hal-hal semacam itu berpotensi terjadi penularan.
"Nah ini yang perlu diwaspadai, mengingat penghuni lingkungan itu ialah politikus yang pasti banyak berhubungan dengan kegiatan pilkada," sebut Manoppo.
Dosen Epidemiologi dari Unima ini juga menekankan, apabila terjadi kluster Pilkada, sedikit banyak akan mempengaruhi tahapan.
Karena saat ini sedang ramai pendaftaran pelaksana pemungutan suara, salah satu syaratnya ialah berbadan sehat, sebaiknya sebelum hari pelaksanaan pilkada sudah dipastikan bahwa mereka juga bebas covid-19 dengan bukti pemeriksaan swab.
"Kita sangat berharap pandemi ini segera berakhir, jadi dibutuhkan kesadaran semua pihak termasuk Paslon, tim sukses dan masyarakat untuk memutus mata rantai penularan," pungkas Manoppo. (Mjr)