Kisah Inspiratif
Dari Hasil Antar Turis ke Pulau, Tukang Perahu di Lolak Bisa Bangun Kios dan Naik Haji
Radi Modeong warga Motabang, kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong mengatakan, omsetnya berkisar 200 ribu hingga sejuta per hari.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tukang perahu menjadi profesi baru yang menjanjikan bagi sejumlah warga di kawasan pesisir sepanjang pantai utara (Pantura) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Sehari mereka bisa raup untung hingga jutaan rupiah. Pekerjaannya mudah. Hanya mengantar turis ke sejumlah pulau kosong.
Pulau-pulau tersebut telah menjadi objek wisata yang populer. Contohnya pulau tiga atau pulau Molosing.
Radi Modeong warga Motabang, kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong mengatakan, omsetnya berkisar 200 ribu hingga sejuta per hari.
"Jika libur atau akhir pekan bisa capai jutaan rupiah," ujarnya kepada Tribun Manado Selasa (6/10/2020) di tepi pantai Bungin Lolak Bolmong.
Biaya per orang ia patok 20 ribu. Sekali berangkat dia dapat membawa sekira lima hingga enam orang.
"Di hari biasa, saya bisa hingga tiga trip, di hari libur jumlahnya bisa lima kali lipat," ujarnya.
Sebelumnya ia bekerja sebagai tukang. Sering pula nyambi jadi nelayan. Belakangan ia jadi tukang perahu.
"Saya tertarik karena untungnya lebih banyak," katanya.
Setahun jadi tukang perahu, ia merasakan peningkatan ekonomi. Istrinya bisa bangun kios.
"Anak anak saya juga sekolah dengan baik," ujarnya.
Banyak orang menganggap remeh pekerjaannya itu. Sebut dia, pekerjaan itu punya seni tersendiri.
"Kita selalu berhubungan dengan tamu dari Manado, bahkan luar daerah. Tentu kita harus ramah dan punya pengetahuan tentang objek wisata agar pengunjung betah," kata dia.
Berkat gaya berkomunikasi yang baik, ia punya banyak langganan. Mereka akan menelepon jika hendak menggunakan jasanya.
Objek wisata tiga pulau mengubah hidup Junadi Paputungan, warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Sang Tombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.