Mahfud MD Menduga Ada 2 Kepentingan Atas Tewasnya Pendeta di Intan Jaya yang Ditembak KKB Papua
Sehingga ada dugaan juga, ini dugaan saja nanti masih diselidiki jangan-jangan dia dibunuh oleh kelompok separatis itu, lalu dituduhkan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mahfud MD menduga ada dua kepentingan atas tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya Papua pada 19 September 2020 lalu.
Dasar dari dugaan tersebut, kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, adalah Pendeta Yeremia selama ini dikenal pro terhadap NKRI.
Hal itu diungkapkan Mahfud saat konferensipl pers secara virtual pada Jumat (2/10/2020).

"Apalagi pendeta Yeremia ini adalah orang yang selama ini dikenal sebagai pro NKRI begitu.
Sehingga ada dugaan juga, ini dugaan saja nanti masih diselidiki jangan-jangan dia dibunuh oleh kelompok separatis itu, lalu dituduhkan.
Ada dua kepentingan di situ, pembunuhan terhadap Yeremia. Pertama karena dia mendukung NKRI.
Yang kedua ada alasan untuk menuduh, begitu," kata Mahfud.
Namun demikian, Mahfud mengungkapkan hingga saat ini belum ada laporan resmi dari Kepolisian karena proses hukum masih berjalan.

Berdasarkan informasi yang diterimanya sejauh ini, jejak-jejak pelaku tertentu terkait pembunuhan pendeta Yeremia masih sulit ditemukan.
"Kemudian sulit, misalnya, aparat itu untuk melihat jenazah Yeremia itu sampai kemarin belum bisa karena tidak boleh melihat dan langsung dikuburkan. Sementara keterangan yang muncul pada pagi hari dan sore hari dari istrinya itu juga berbeda," kata Mahfud.
Setelah peristiwa tersebut, kata Mahfud, memang terjadi saling antara pihak TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang saling tuding terkait pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia.
"Memang ini semacam terjadi perang urat syaraf," kata Mahfud.
Untuk menyelesaikan perdebatan tersebut, kata Mahfud, pemerintah telah mengambil dua sikap.
"Pertama, dalam proses penyidikan oleh Polri itu proses hukum akan jalan. Kemudian, proses pencari fakta di luar proyustisia dilakukan," kata Mahfud.
KKB Papua Bunuh 6 Orang di Intan Jaya Dalam Satu Minggu, Korbannya Pendeta Hingga Anggota TNI
Sudah enam orang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dalam seminggu terakhir.
Pendeta Yeremia Zanambani adalah korban terakhir yang tewas.
Sang pendeta adalah warga asli Suku Moni yang juga berperan menerjemahkan Alkitab ke Bahasa Moni.

Teror KKB terjadi sejak Senin (14/9/2020).
Hari itu dua pengemudi ojek di pangkalan Kabupaten Intan Jaya tewas di waktu yang berbeda tapi di lokasi yang sama.
Korban pertama adalah Laode Anas (34) yang dibunuh saat pulang ke Supaga sepulang dari mengantar penumpang di Kampung Titigi.
Ia dibunuh sekitar pukul 11.15 WIT.
Beberapa menit kemudian, Fatur Rahman (23) juga ditewas di lokasi yang sama sepulang dari Kampung Titigi.
Korban kedua itu tewas setelah ditembak dari ketinggian.
Sementara itu korban ketiga adalah Badawi tukang ojek yang tewas dibacok oleh KKB pada Kamis (17/9/2020).
Ia meninggal di belakang SD YPPK Santo Mikael, Kampung Bilogai, Distrik Sugapa.
Tiga jam kemudian, sekitar pukul 14.20 WIT, Serka Sahlan anggota Koramil Persiapan Hitadipa juga meninggal dunia ditembak KKB.
Jenazah Serka Sahlan dievakuasi dari Bandara Bilorai Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya ke Nabire menggunakan pesawat Rimbun Air.
Sebelum jenazah korban keempat dievakuasi, KKB sempat menembaki pesawat di bandara Bilorai.
Korban kelima adalah Pratu Dwi Akbar Utomo.
Ia gugur setelah terlibat kontak senjata dengan KKB pada Sabtu (19/9/2020) sekitar pukul 13.20 WIT.
Kontak senjata melibatkan Satgas BKO Aparat Teritorial (Apter) Koramil Persiapan Hitadipa Pratu Dwi Akbar dinyatakan meninggal dunia pada pukul 14.50 WIT.
Korban terakhir adalah Pendeta Yeremia Zanambani.
Ia tewas di Kampung Hitadipa, Untan Jaya pada Sabtu (19/9/2020) sekitar pukul 18.00 WIT.
Pendeta Yeremia Zanambani merupakan masyarakat asli Suku Moni yang juga berperan membuat terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Moni.
Menanggapi hal tersebut, Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan teror yang dilakukan KKB di Intan Jaya Papua adalah untuk mencari perhatian dunia internasional menjelang Sidang Umum PBB.
Sidang tersebut rencananya akan digelar pada 22 September-29 Sptember 2020.
"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini," kata dia.
Ia pun mengecam tindakan KKB yang juga menyebar fitnah melalui media sosial dengan menuduhkan TNI terlibat pembunuhan Pendeta Yeremias Zanambani.
Menurut dia, apa yang dilakukan KKB sudah sangat meresahkan masyarakat.
"Dari sejak tadi pagi, tiga akun mereka mulai menyebarkan berita bohong dengan memutar balikkan fakta. Fitnah mereka di medsos, jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang sidang umum PBB," tutur Suriaswata.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irsul Panca Aditra, Dhias Suwandi | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sepekan Terakhir, 6 Orang Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua, Korban Pendeta hingga Anggota TNI"
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD Duga ada Dua Kepentingan Atas Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya