Konflik Azerbaijan Armenia
Turki Dikabarkan Dukung Azerbaijan, Rusia Desak Ankara Upayakan Gencatan Senjata di Nagarno-Karabakh
Armenia dan Azerbaijan melaporkan pertumpahan darah lebih lanjut di wilayah, ketika gelombang kekerasan terburuk di sana sejak 1990-an berkecamuk.
Konflik Puluhan Tahun
Lebih jauh, Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh untuk hari kedua pada Senin (28/9/2020).
Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan yang dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan saat konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali menyala.
Pertempuran sengit meletus Minggu di wilayah yang terletak di Azerbaijan itu, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Yerevan sejak 1994 pada akhir perang separatis.
Pertempuran berlanjut dalam semalam, kata kementerian pertahanan Azerbaijan, menambahkan bahwa pasukan lawan berusaha untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fuzuli, Cebrayil, Agdere dan Terter.
Pejabat militer Azerbaijan juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka, klaim yang dibantah Armenia.
Bentrokan terjadi di tengah-tengah sidang umum tahunan PBB dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara dua bekas republik Soviet.
Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang tersedia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
• Perang Hidup Mati Armenia dan Azerbaijan Telan Korban 55 Orang, Rusia dan Turki Ikut Terbawa
• Perang Pecah Antara Azerbaijan dan Armenia, Masalah Teritorial Nagorny Karabakh Akarnya
• Mayor Jenderal Tewas, Pasukan Perbatasan Azerbaijan-Armenia Saling Baku Tembak, Pukulan Dahsyat
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pertempuran di Nagorno-Karabakh: Rusia Desak Turki untuk Mendukung Upaya Gencatan Senjata.