G30S PKI
Kisah Jenderal Ahmad Yani Marah PKI yang Bunuh TNI Sebelum G30S 1965: Gawat, Asah Pisau Komandomu
Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani marah mengetahui aksi barbar PKI terkait rencana 'nyeleneh'kaum komunis kala itu.
Saat menghadiri HUT Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/Kopassus) tanggal 15 Juli 1965 di Jakarta, Yani masih dongkol dengan peristiwa itu.
Di depan hadapan para prajurit Korps Baret Merah, Yani berpesan agar RPKAD selalu siap siaga menghadapi PKI yang makin keterlaluan.
"RPKAD harus tetap memelihara kesiapsiagaan yang merupakan ciri khasnya dalam keadaan apapun,
terutama dalam keadaan gawat ini. Asah pisau komandomu, bersihkan senjatamu," tegas Yani.
Tiga bulan usai Yani berpidato di HUT RPKAD, G30S PKI meletus.
Yani dijadikan target utama karena ia merupakan Panglima Angkatan Darat, pemimpin tertinggi di lingkungan TNI AD saat itu.
Tak berselang lama setelah G30S/PKI terjadi, RPKAD turun tangan melaksanakan titah Yani untuk melawan PKI.
Melalui berbagai operasi militer, RPKAD pimpinan Sarwo Edhie Wibowo menumpas gerakan petualangan ini hingga ke pelosok negeri.
Detik-detik Jenderal Ahmad Yani Ditembak Aksi G30S PKI
Detik-detik Jenderal Ahmad Yani ditembak mati dan diberlakukan tak pantas oleh bawahannya yang memberontak kala itu.
Peristiwa berdarah di kediaman Jenderal Ahmad Yani disaksikan oleh anak bungsu sang jenderal, Irawan Sura Eddy atau Eddy Yani.
Dilansir dari Sosok.id, sebuah suasana keheningan dini hari menyelimuti sebuah kediaman Menteri Angkatan Darat, Jalan Lembang, Jakarta pada Jumah (1/10/1965).
Bangunan rumah yang ditinggali oleh Panglima Angkatan Darat kala itu,
Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi saksi bisu peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Indonesia.