Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30S PKI

KESAKSIAN Bapa Tengkorak, Narapidana yang Jadi Algojo, Bertugas Bela Negara, Kejar PKI Sampai Habis

Para algojo muncul sebagai eksekutor untuk membunuh orang-orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Editor:
Kloase Tribunmanado
G30S/PKI, Seorang Algojo, yang dipanggil Bapa Tengkorak. 

Bapa Tengkorak mengaku tak bisa menolak karena diakuinya jika instruksi tersebut adalah tugas negara, walaupun ia harus membunuh keluarga mereka sendiri.

"Harus dilaksanakan, walaupun orang yang kami potong kepalanya adalah keluarga sendiri".

Malam itu para terduga anggota PKI diturunkan dari mobil Komop dengan tangan dan kaki terikat ke belakang.

Diakui olehnya bahwa mata mereka tak ditutup.

Mereka dibawa ke dekat lubang, kemudian ia dan temannya menebas kepala mereka dengan kelewang."

"Darah muncrat membasahi tubuh dan wajah saya." ujarnya

Ia mengungkapkan bahwa setiap orang yang ditebas langsung dibuang ke lubang yang telah disiapkan.

Disaksikan olehnya, aparat kepolisian dan TNI bersenjata mengawal dengan ketat.

Setelah semuanya masuk ke lubang, ia dan temannya diminta menutupnya dengan tanah.

Sebagai penanda, di atasnya ditanam batang pohon reo, atau dahan kedondong.

"Saya tidak tahu orang-orang yang kami bunuh datang dari mana. Banyak juga yang saya kenal. Bahkan saya harus membunuh dua anggota keluarga saya sendiri."

Selanjutnya, aksi pembantaiannya dilanjutkan sampai ke Desa Waidoko, Kebun Misi (belakang kantor Bupati Sikka saat ini), Watulemang, Koting. Nila, Pauparangbeda, Rane, Detung, Higetegefa, Baungparat, dan Pigang.

Ratusan orang dibunuh oleh dia dan teman-temannya.

Ia mengaku tahu jumlah korban karena setiap kali ada eksekusi korban, selalu dicatat seseorang yang menurutnya adalah Komandan Komop Mayor Soemarmo.

Pembantaian yang ia dan teman-temanya lakukan berlangsung empat bulan hingga Mei 1966.

Setelah melaksanakan tugasnya, ia bersama sembilan temannya dibayar Rp 150 ribu per algojo dan diberi beras lima karung ukuran 50 kilogram.

Diakuinya karena sudah menjalankan tugas negara selama berbulan-bulan, maka dirinya tak lagi dikembalikan ke penjara, melainkan langsung dibebaskan.

"Saya tak akan lupa Komandan Kodim Gatot Suherman dan Mayor Soemarmo, yang perintahkan kami mengeksekusi anggota PKI."

"Saya sekarang tinggal berdua dengan istri, dan menjadi penggali kubur."

"Orang-orang kampung memanggil saya Bapa Tengkorak."

"Saya bersyukur bisa hidup damai dengan keluarga korban, termasuk mereka yang keluarganya telah saya bunuh."

"Mereka tahu apa yang kami lakukan dulu karena paksaan tentara." kata Bapa Tengkorak

--

Sumber:

Liputan Khusus Tempo, 1 - 7 Oktober 2012 "Pengakuan Algojo 1965"

--

Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul, G30S 1965 - Pembantaian Terhadap Anggota PKI di Maumere, Nusa Tenggara Timur, https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/16/g30s-1965-pembantaian-terhadap-anggota-pki-di-maumere-nusa-tenggara-timur

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved