News
Tsunami 20 Meter Ancam 25 Ribu Warga Garut Jika Terjadi, Bupati: Cibalong hingga Cikelet Berbahaya
Kabupaten Garut yang bisa terdampak potensi tsunami 20 meter. Pemerintah akan melakukan simulasi mitigasi bencana di wilayah selatan Garut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beredar kabar hasil penelitian Gempa berkekuatan besar disertai Tsunami setinggi 20 meter di selatan laut jawa membuat beberapa daerah di teritorial tersebut waspada.
Salah satunya di Garut. Ada tujuh kecamatan di selatan Kabupaten Garut yang bisa terdampak potensi tsunami 20 meter.
Di tujuh kecamatan itu tinggal 25 ribu jiwa.
Hal tersebut dikatakan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan.
Ia menambahkan, ada sekitar 5 ribu rumah yang ketinggiannya tak sampai 20 meter di atas permukaan laut (mdpl) di pesisir selatan Garut.
"Yang agak berbahaya itu di Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet. Sama Rancabuaya (Caringin) juga.
"Ada sekitar 25 ribu orang yang rumahnya itu di bawah 20 meter," ujar Rudy Gunawan saat ditemui di halaman Setda Garut, Senin (28/9/2020).
Pihaknya pun akan melakukan simulasi mitigasi bencana di wilayah selatan Garut.
Rudy mengaku alat yang dimiliki pihaknya sangat terbatas.
Apalagi sejumlah alat pendeteksi tsunami dalam kondisi rusak.
"Sekarang kami siapkan untuk jalur evakuasi. Sudah ada jalur evakuasi ke suatu daerah di atas ketinggian 40 sampai 50 mdpl," katanya.
Dengan waktu evakuasi yang sangat terbatas, Rudy mengatakan minimal bisa mengurangi jumlah korban jika bencana melanda.
Warga pun diimbau untuk menyelamatkan diri secepat mungkin ke lokasi evakuasi.
"Jangan perhatikan harta benda saat terjadi bencana. Harus lari ke atas secepatnya," ucapnya.
Dari tujuh early warning system (EWS) yang ada, hanya dua yang masih berfungsi.
Saat ini, tiga EWS tengah diperbaiki sehingga total ada lima yang akan berfungsi.
Kabupaten Garut memiliki panjang pantai 80 kilometer yang berada di tujuh kecamatan.
Rudy mengatakan akan melakukan mitigasi dari sisi fisik. Terutama jalur evakuasi saat terjadi bencana.
BPBD Garut pun saat ini tengah membuat peta kontijensi, mitigasi, dan emergensi untuk melakukan proses evakuasi.
Rudy menambahkan, tak mau panik dengan potensi bencana itu.
Namun ia mengaku kesulitan untuk melakukan upaya mitigasi.
Dari hasil perhitungan hanya ada waktu 10 menit untuk melakukan evakuasi.
Sedangkan dalam simulasi, butuh waktu 30 menit untuk mengevakuasi warga dari bibir pantai ke dataran tinggi.
Salah satu wilayah yang akan terkena dampak cukup parah yakni Kecamatan Pameungpeuk.
Pasalnya di Alun-alun Pameungpeuk saja ketinggiannya hanya 7 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Untuk mitigasi kami buat tempat untuk jalur evakuasi. Kami tak mau panik.
"Sekarang alat pendeteksi tsunami (EWS) sedang diperbaiki.
"Ada lima yang kami ajukan, tapi ada tiga yang akan diperbaiki sama BNPB," ucapnya.
Kesiapan mitigasi lain yang dilakukan yakni memperbaiki jalur evakuasi ke arah ketinggian di atas 30 mdpl.
Pihaknya menghitung jika tsunami besar terjadi agak sulit melakukan evakuasi.
"Katanya 5 menit itu air sudah sampai di daratan yang satu meter.
"Terus 5 menit kemudian, 20 meternya (tsunami besar). Makanya sulit dengan waktu yang singkat untuk evakuasi warga," katanya.
Menurut Rudy, ada tujuh kecamatan di selatan Garut yang bisa terdampak.
Yakni dari Caringin, Mekarmukti, Bungbulang, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk, dan Cibalong.
Namun dari tujuh kecamatan, ada tiga yang jadi perhatian Pemkab Garut karena berada di dataran rendah.
"Pameungpeuk, Cikelet, dan Cibalong itu tiga kecamatan yang posisinya berada di lokasi yang rendah.
"Di Pasar Padaawas saja itu hanya 15 sampai 17 mdpl. Apalagi di Masjid Pameungpeuk cuma 7 mdpl," ujarnya.
Tautan:
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 25 Ribu Warga Garut Terancam Jika Tsunami Besar Datang, Pameungpeuk dam Rancabuaya Waspada,