Donald Trump
Presiden Donald Trump Dituding Nyaris tak Bayar Pajak Penghasilan Hampir 2 Dekade
Selain itu, Trump sama sekali tak membayarkan pajak penghasilan dalam 10 dari 15 tahun terakhir.
Berdasarkan pemberitaan New York Times, di dalam dokumen pajak tersebut tidak ada laporan terkait dengan aliran dana dari Rusia yang selama ini menjadi spekulasi selama pencalonan kembali Trump.
Namun demikian, di dalam dokumen tersebut terdapat catatan yang patut dipertanyakan seperti pengembalian pajak sebesar 72,9 juta dollar AS yang diaudit oleh Internal Revenue Service.
Selama dua tahun pertamanya menjabat, Trump menerima 73 juta dollar AS dari sumber asing.
Surat kabar tersebut melaporkan sebagian besar uang itu berasal dari properti golfnya di Skotlandia dan Irlandia, meski ia juga menerima 3 juta dollar AS dari Filipina, 2,3 juta dollar AS dari India dan 1 juta dollar AS dari Turki.
Trump Disebut Tak Bayar Pajak Penghasilan Selama 10 dari 15 Tahun, Sejak Sebelum Jadi Presiden
Presiden AS Donald Trump disebut tidak membayar pajak penghasilan dalam 10 tahun dalam kurun waktu 15 tahun, sejak tahun 2000.
Menurut laporan The New York Times pada Minggu (27/9/2020), Trump lalai lantaran melaporkan kerugian yang lebih besar dibanding penghasilannya, sebagaimana dilansir CNN.
Di tahun pertamanya setelah memenangkan kursi presiden AS, Trump hanya membayar pajak penghasilan federal sebesar USD 750 atau Rp 11,2 juta menurut The New York Times.
Times juga menjabarkan rincian pendapatan Presiden AS ini selama lebih dari dua dekade.
Times juga menguraikan kerugian finansial dan kelalaian pembayaran pajak dari raksasa bisnis yang sudah dibangun Trump selama karier politiknya ini.
Pada konferensi pers di Gedung Putih, Minggu (27/9/2020), Trump membantah berita dari The New York Times itu.
Dia mengklaim sudah membayar banyak pajak penghasilan federal.
"Saya membayar banyak, dan saya membayar banyak pajak pendapatan negara," katanya.
Presiden juga mengatakan akan merilis catatan pengembalian pajaknya setelah lepas pengawasan dari Internal Revenue Service (IRS), yang menurut Trump memperlakukannya dengan buruk.
Padahal presiden sebenarnya tidak seharusnya menahan catatan pajak itu meski masih di bawah pengawasan.