Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pagi Ini Jokowi Pidato di Sidang Umum PBB

Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
YouTube@ DPR RI
Presiden Jokowi saat pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-75 RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020) pagi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan berpidato di SMU  ke-75 yang akan digelar secara viritual, pada Rabu (23/9) ini.

Megawati-Puan Jadi Jurkam Gibran di Pilkada Solo

Kepastian mengenai kehadiran Presiden Jokowi dalam Sidang Majelis Umum PBB itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.

Menurut Heru, Presiden Jokowi akan memberikan pidato melalui rekaman video dan disiarkan saat sidang berlangsung. Hal ini dilakukan karena Sidang Umum PBB kali ini digelar di tengah pandemi Covid-19. ”Memberikan pidato dari tapping. Kan sekarang kondisi Covid,” kata Heru, Selasa (22/9).

Heru kemudian menjelaskan bahwa pidato Presiden Jokowi itu akan disiarkan pada Selasa (22/9) malam sekitar pukul 20.30 waktu setempat, atau Rabu (23/9) pagi waktu Indonesia.

”Presiden RI mendapat urutan hari pertama, sesi sore waktu New York (urutan ke-19), diperkirakan sekitar jam 20:30 malam waktu New York atau 07.30 WIB tanggal 23 September 2020," lanjutnya.

Seperti diketahui, selama periode pertama kepemimpinannya, 2014-2019, Jokowi selalu mendelegasikan tugas untuk menghadiri sidang majelis umum PBB kepada Wapres JK. Namun pada tahun ini, untuk pertama kalinya Jokowi akan tampil seorang diri, tanpa menugaskan wakilnya, Maruf Amin.

Mantan Gubernur Riau Hirup Udara Bebas

Kepastian Jokowi akan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB sebelumnya juga disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pekan lalu. "Insya Allah, Bapak Presiden akan berpartisipasi pada sesi ini dan akan menyampaikan statement secara virtual," ucapnya dalam jumpa pers virtual, Kamis (17/9).

Kendati demikian, Retno tidak menjabarkan apa yang akan disampaikan Jokowi dalam pidatonya. Namun, dia menyatakan bahwa pesan tersebut akan ditayangkan di televisi PBB. "Pesan tersebut akan ditayangkan di webTV.un serta di General Assembly Hall," ungkap Retno.

Selain sesi debat umum, Indonesia akan mengikuti sesi lain dalam SMU PBB ke-75 ini, yakni Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum untuk Perayaan 75 Tahun PBB pada 21 September yang akan diwakili Menlu Retno Marsudi. Kemudian The Summit on Biodiversity pada 30 September 2020 dan akan diwakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Sesi lainnya, yakni The High-Level Meeting of the General Assembly on the Twenty-fifth Anniversary of the Fourth World Conference on Women pada 1 Oktober 2020 yang akan diwakili oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga.

Dan sesi terakhir, The High-Level Meeting to Commemorate and Promote the International Day for Total Elimination of Nuclear Weapons pada 2 Oktober, yang akan diwakili Menlu Retno.

Sementara khusus pertemuan fisik, Indonesia akan diwakili oleh Duta Besar atau Wakil Tetap di PBB diplomat yang bertugas pada perutusan tetap Indonesia untuk PBB.

Indonesia sendiri akan menyampaikan sejumlah pesan penting dalam pertemuan SMU PBB ke-75. Beberapa di antaranya terkait kerja sama internasional dan solidaritas global bagi penanganan pandemi, baik di sektor kesehatan maupun berbagai dampak sosial ekonomi pandemi.

Tak hanya Jokowi dan para menterinya, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, juga dijadwalkan bakal tampil sebagai pembicara dalam panel tentang HAM di Majelis Umum PBB.

Penerbangan Kargo Manado-Jepang Untungkan Perekonomian Sulut, Ekspor Impor Lebih Efisien dan Murah

“Saya akan memaparkan pandangan-pandangan dan wacana terkait Hak Asasi Manusia yang telah berkembang di lingkungan Nahdlatul Ulama," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya itu, lewat keterangan tertulisnya, Senin (21/9).

Yahya akan menjelaskan mulai dari teologi Ukhuwah Basyariyah yang dicetuskan oleh KH Achmad Siddiq pada 1984, Deklarasi Nahdlatul Ulama ISOMIL 2016, Deklarasi Islam Untuk Kemanusiaan 2017, Manifesto Nusantara 2018, dan Hasil Bahtsul Masail Musyawarah nasional Alim-Ulama Nahdlatul Ulama di Kota Banjar 2019 silam. (tribun network/fik/ras/rin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved