Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Jarum Suntik Telah Ada Sejak Zaman Romawi dan Yunani, Penemuan yang Mengubah Dunia

Di masa pandemi virus corona pada abad ini, peran jarum suntik sangat penting, terutama dalam vaksinasi untuk melawan infeksi penyakit baru, Covid-19.

Editor: Rizali Posumah
Shutterstock
Ilustrasi jarum suntik. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu perangkat kedokteran yang sangat vital, yakni Jarum Suntik ternyata sudah ditemukan dalam literatur kuno di masa Yunani dan Romawi.

Sebagaimana yang sama-sama kita ketahui, Jarum Suntik memainkan peran penting dalam bidang medis.

Terlebih di di masa pandemi virus corona pada abad ini, peran jarum suntik sangat penting, terutama dalam vaksinasi untuk melawan infeksi penyakit baru, Covid-19.

Asal-usul jarum suntik di dalam literatur Yunani dan Romawi dideskripsikan tentang buluh (sejenis tanaman berongga) berlubang yang digunakan untuk ritual mengurapi tubuh dengan minyak, seperti dikutip dari situs resmi Faculty of Medicine, University of Queensland, Senin (21/9/2020).

Tertulis juga, buluh ini sebagai alat musik yang digunakan untuk mengubah nada.

Namun, penggunaan jarum suntik piston sederhana secara medis, yang dipakai untuk memberikan salep dan krim dijelaskan oleh Galen pada 129-200 SM.

Orang Mesir bernama Ammar bin Ali al-Mawsili juga melaporkan penggunaan tabung kaca untuk melakukan hisap pada ekstraksi katarak dari sekitar 900 Masehi.

Pada tahun 1650, percobaan Pascal di bidang hidrolik mendorongnya untuk menemukan jarum suntik modern pertama yang memungkinkan infus obat-obatan.

Ilustrasi jarum suntik anak kesehatan.
Ilustrasi jarum suntik anak kesehatan. (IST)

Kendati demikian, eksperimen paling awal yang dikonfirmasi dalam injeksi intravena dilakukan oleh Christopher Wren pada tahun 1656.

Wren menggunakan teknik 'memotong' untuk menyuntikkan getah poppy secara intravena ke anjing melalui kanula bulu angsa.

Namun, saat digunakan Drs Major dan Esholttz tahun 1660, pada manusia berdampak fatal karena ketidaktahuan akan dosis yang sesuai dan kebutuhan untuk mensterilkan peralatan dan infus.

Akibatnya, konsekuensi bencana dari percobaan ini membuat penggunaan suntikan ditunda selama 200 tahun.

Setelah 200 tahun berlalu jarum suntik pertama terbuat dari logam yang berlubang dibuat oleh Francis Rynd di Dublin pada tahun 1844.

Teknologi jarum suntik selanjutnya terus berkembang, pada tahun 1853, Charles Pravaz, di Prancis, memberikan koagulan pada domba.

Akan tetapi tampaknya Alexander Wood di Edinburgh mencoba menggabungkan jarum suntik fungsional dengan jarum suntik pada tahun yang sama, untuk menyuntikkan morfin ke manusia dan mungkin harus dianggap sebagai penemu teknik tersebut.

Ilustrasi jarum suntik.
Ilustrasi jarum suntik. ()

Kendati jarum suntik terus berkembang, namun desain dasar tetap tidak berubah meskipun bagian-bagian yang dapat ditukar hingga bahan plastik untuk pembuatan jarum suntik, menyebabkan penggunaan jarum suntik sekali pakai semakin populer sejak pertengahan 1950-an.

Mungkin, dapat dikatakan jarum suntik merupakan alat medis terbesar yang pernah ditemukan.

Jarum suntik telah menyelamatkan banyak nyawa dan mengurangi lebih banyak penderitaan daripada bagian teknologi medis lainnya.

Sedikitnya, miliaran jarum suntik diproduksi setiap tahunnya sebagai perangkat penting dalam dunia kedokteran dan medis lainnya

Pada tahun 1897, Maxwell W. Becton dan Fairleigh S. Dickinson membentuk perusahaan impor peralatan medis yang mereka beri nama Becton, Dickinson and Co (BD).

Lalu pada tahun berikutnya perusahaan tersebut membayar 40 dolar untuk memperoleh setengah hak paten atas sebuah jarum suntik kaca yang dikembangkan oleh H. Wulfing Luer dari Paris, seperti dikutip dari MDDI.

Meskipun perusahaan tersebut mulai dengan mengimpor alat suntik, pada tahun 1906 mendirikan dan memulai fasilitas produksi pertama di Amerika Serikat yang khusus memproduksi jarum suntik dan alat suntik, serta termometer.

 Jarum suntik selamatkan jutaan anak dari polio

Seorang pekerja kesehatan tengah memberikan imunisasi polio untuk seorang anak di pusat kesehatan Abou Dhar Al Ghifari di Damaskus. Wabah polio pecah di Suriah setelah sejak 1999 negeri itu dinyatakan bebas dari polio. Akibatnya, PBB meluncurkan gerakan imunisasi polio untuk 20 juta anak di tujuh negara Timur Tengah.
Seorang pekerja kesehatan tengah memberikan imunisasi polio untuk seorang anak di pusat kesehatan Abou Dhar Al Ghifari di Damaskus. Wabah polio pecah di Suriah setelah sejak 1999 negeri itu dinyatakan bebas dari polio. Akibatnya, PBB meluncurkan gerakan imunisasi polio untuk 20 juta anak di tujuh negara Timur Tengah. (AP Photo/UNICEF)

Tonggak sejarah berikutnya terjadi pada tahun 1925 ketika BD memperkenalkan Yale Luer-Lok Syringe-nya.

Dirancang dan dipatenkan oleh Dickinson, alat ini memberikan metode yang sederhana dan aman untuk memasang jarum ke dan mengeluarkannya.

Konektor Luer-lock adalah standar untuk jarum suntik di Amerika Serikat hingga hari ini.

Jarum suntik sekali pakai pertama, masih terbuat dari kaca, dipatenkan oleh Arthur E. Smith. Smith menerima delapan paten A.S. untuk jarum suntik sekali pakai antara tahun 1949 dan 1950.

Akan tetapi BD-lah yang pertama kali memproduksi perangkat tersebut secara massal, pada tahun 1954, untuk program vaksinasi massal.

Dr. Jonas Salk menggunakannya kepada satu juta anak Amerika dengan vaksin polio Salk yang baru.

Jarum suntik suntik sekali pakai plastik pertama di dunia dikembangkan oleh Roehr Products (Waterbury, CT) pada tahun 1955.

Disebut Monoject, alat ini dijual seharga 5 sen, tapi saat itu dokter masih menganggap lebih murah untuk mensterilkan dan menggunakan kembali jarum suntik kaca.

Meskipun bahan telah diperbaiki dan desain telah disempurnakan, jarum suntik sekali pakai yang digunakan saat ini hampir tidak dapat dibedakan dari yang lebih dari 50 tahun yang lalu.

Perkembangan baru seperti microneedles dan transdermal patch dapat mengikis penahan jarum suntik plastik sekali pakai yang menyangkut jumlah mikroliter dari injeksi.

Kini, jarum suntik kembali berperan penting dalam menyelamatkan nyawa umat manusia dalam melawan pandemi virus corona, yang saat ini telah menginfeksi lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia dengan penyakit yang Covid-19 yang berasal dari virus SARS-CoV-2.

Akademisi Beri Penjelasan Mengapa Emosi Berpengaruh Terhadap Imun Tubuh

Pemerintah China Akan Menginvasi Taiwan Saat Pemilu AS?

Gelombang 9 Pendaftaran Kartu Prakerja Sudah di Tutup, Jadwal Gelombang 10 Mengikuti Pola Sebelumnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penemuan yang Mengubah Dunia: Jarum Suntik Alat Medis Terbesar yang Pernah Ditemukan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved