Sejarah G30S PKI
Kisah G30S PKI, Soekarno Kecewa dan Marah Besar Kepada Soeharto karena Langgar Perintah
Soekarno pernah meluapkan kemarahannya kepada Soeharto. Pada 1 Oktober 1965, Jakarta tengah dicekam aksi G/30/S/PKI.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Soekarno pernah meluapkan kemarahannya kepada Soeharto.
Pada 1 Oktober 1965, Jakarta tengah dicekam aksi G/30/S/PKI, sekitar pukul 09.00 WIB, para pengawal membawa Soekarno ke Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
Seperti dikutip dari buku Sewindu Dekat Bung Karno, Bambang Widjanarko, PT Gramedia, 1988.
Para pengawal itu terdiri dari sejumlah personel Cakrabirawa berpakaian preman yang dipimpin Kolonel Malwi Saelan, serta sejumlah polisi anggota Datasemen Kawal Pribadi (DKP) dipimpin Kompol Mangil.
Tujuan mereka membawa Soekarno ke Lanud Halim merupakan prosedur penyelamatan standar, karena dari Lanud Halim Soekarno bisa terbang ke mana saja menggunakan pesawat kepresidenan Jet Star.
Soekarno tiba di gedung markas Komando Operasi ( Koops) dengan ditemani Jaksa Agung Muda Sunario, Brigadir Polisi EW Lasut Zulkifli Ibrahim, dan para staf lainnya.
Di dalam gedung Koops, Soekarno bertemu dengan KASAU Marsekal Oemar Dhani dan Komodor Leo Watimena.
Tujuan utama Soekarno sebenarnya ingin mengetahui kejadian sebenarnya di Jakarta pada 1 Oktober 1965 dan melakukan koordinasi.
Tapi dari sejumlah penjelasan yang diberikan Oemar Dani dan sejumlah komandan pasukan yang ditemuinya, Soekarno merasa belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan.
Demi mendapatkan informasi yang akurat, Soekarno lalu memerintahkan Kombes Polisi Sumirat untuk memanggil semua Panglima Angkatan.
Sumirat lantas pergi keluar Lanud Halim dengan mengendarai jip
Sekitar pukul 11.30 WIB sambil menunggu informasi, Soekarno beristirahat di rumah Komodor Susanto yang merupakan pilot pesawat kepresidenan.
Tidak berapa lama kemudian datang Sumirat, melaporkan bahwa semua Panglima Angkatan sudah dihubungi dan menyatakan siap menghadap Soekarno kecuali Pangdam V Jaya Umar Wirahadikusuma.
Saat ditemui Sumirat, Warahadikusuma sedang di markas Kostrad dan tengah bersama Pangkostrad Mayjen Soeharto.
Soeharto ternyata melarang Wirahadikusuma menghadap Soekarno