Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minsel

Desa Malola Satu Banyak Datangkan Buruh Pemetik Cengkih dari Luar

Desa Malola Satu di Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/ANDREW PATTYMAHU
Jenly Sinaulan 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MOTOLING - Desa Malola Satu di Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel)

hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

Mereka mengelolah hasil pertanian terutama cengkih dan cap tikus.

BERITA PILIHAN EDITOR :

 Di Istana Tong Kosong Berbunyi Nyaring, Rocky Gerung: Presiden, Ajak Saja Anies ke Sidang Kabinet

 Interpol Buru Seorang Wanita Asal Indonesia karena Lakukan Aksi Penipuan, Mengaku Sosialita Kaya

 PROMO Alfamart Hari Ini, Diskon Produk Kebutuhan Sehari-hari, Berlaku Sampai 13 September 2020

TONTON JUGA :

Tapi untuk sekarang petani lebih fokus memanen hasil cengkih karena ada panen raya.

Hukumtua Desa Malola Satu Jenly Sinaulan, Jumat (11/09/2020) mengatakan pada awal-awal memasuki panen raya,

petani di sini sempat khawatir tidak akan mendapat buruh atau tenaga kerja pemetik cengkih dari luar wilayah desa ini.

Namun ternyata kekhawatiran itu tidak terjadi.

"Apa yang menjadi kekhawatiran petani cengkih di Malola Raya khususnya di Malola Satu tentang ketersedian tenaga

kerja untuk memetik buah cengkih bisa teratasi. Karena hampir dua bulan melakukan pemetikan,

tenaga kerja dari luar desa banyak yang datang Membantu.

Para pekerja ini wajib juga menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19.

Selain itu dia meminta warganya untuk terus menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian.

Pastikan para pemetik yang datan dari luar desa tetap nyaman berada di Desa Malola Satu.

"Memperhatikan pergerakan harga cengkih saat ini yang tidak seperti dulu, maka sebaiknya kita melakukan

penghematan dan sedapat mungkin kita mendahulukan kebutuhan dan menunda dulu keinginan.

Siapa tahu harga cengkih akan naik lagi," kata dia.

Sementara itu Deivi Karamoy pemilik kebun cengkih di Kecamatan Tareran mengatakan pada masa pandemik covid-19,

pemerintah harus ada cara supaya ekonomi petani cengkih naik.

Jika harga cengkih hanya berkisar Rp 60 sampai Rp 70 ribu, petani tidak akan mendapat untung.

Jika memasuki masa panen raya dia menambah atau menyewa pemetik cengkih untuk membantu memanen hasil.

"Jika ada panen raya mereka (buruh pemetik) diberi honor Rp 5 ribu per liter dan akan dibayar setiap minggu," kata dia.

Satu orang pekerja bisa memetik sampai 90 liter dalam sehari.

Dulu ujar dia, satu liter untuk setiap pemetik diberi honor Rp 3.500. Tapi karena ada panen raya saat

itu honornya jadi Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per liter.

Honor setiap pekerja ini sudah di luar makan siang dan uang rokok.

Bahkan para pemetik cengkih diberi sarapan pagi, kopi sore dan juga makan malam. "

"Kami bisa menyewa sampai 19 pemetik cengkih jika ada panen raya," pungkas dia.

(Tribunmanado.co.id/Andrew Pattymahu)

BACA JUGA :

 VIDEO Detik-detik Ventilator Rumah Sakit Meledak, 272 Pasien Positif Covid-19 Dievakuasi

 50 Gambar Poster Edukasi Pencegahan Virus Corona/Covid-19, Mudah Dipahami Anak-anak

 Soni Sumarsono Mantan Pjs Gubernur Kirim Utusan Jenguk Istri Gubernur Pertama Sulut

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved