Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mantan Karyawan Tuding Facebook Ambil Keuntungan dari Kebencian: Tak Hapus Laman Milisi

Facebook tidak menghapus laman sebuah grup milisi yang mengajak warga untuk membawa senjata api ke demonstrasi di jalanan

Editor: Finneke Wolajan
www.yahoo.com
Mark Zuckerberg 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang karyawan Facebook yang duduk di posisi engineer perangkat lunak, Ashok Chandwaney, mengundurkan diri dari perusahaan media sosial tersebut, pekan ini.

Chandwaney menilai bahwa Facebook telah gagal menangani misinformasi yang beredar di jejaringnya.

Alih-alih memperlakukan konten berbau kebencian sebagai masalah substantif yang perlu ditangani, menurut Chandwaney Facebook malah memandangnya sekadar problem public relation terhadap citra perusahaan.

"Saya berhenti karena sudah tidak tahan berkontribusi buat organisasi yang mengambil untung dari kebencian di AS dan secara global," tulis Chandwaney di dalam sebuah surat terbuka di Facebook yang menjelaskan alasannya mengundurkan diri.

Dia mencontohkan kejadian penembakan di Kenosha, Wisconsin, AS.

Facebook tidak menghapus laman sebuah grup milisi yang mengajak warga untuk membawa senjata api ke demonstrasi di jalanan.

Padahal, sebelumnya sudah ada sejumlah komplain tentang laman itu.

Setelah dua orang tewas tertembak, barulah CEO Facebook Mark Zuckerberg mengakui bahwa pihaknya telah melakukan "kesalahan operasional" dengan tidak menghapus laman dimaksud.

Zuckerberg pun dihujani kritik oleh para pegawainya sendiri.

Chandwaney juga menyebutkan bahwa Facebook pada Mei lalu tak mau menghapus posting dari Presiden AS Donald Trump yang berkata "Saat penjarahan dimulai, penembakan pun akan dimulai," terkait kerusuhan menyusul tewasnya pria kulit hitam George Floyd.

Menurut Chandwaney, Facebook tidak menunjukkan tanda-tanda akan menanggapi masalah di media sosialnya secara serius.

Maka, dia merasa bahwa satu-satunya cara untuk mendorong perubahan adalah dengan berbicara secara publik.

Chandwaney bukan pegawai Facebook pertama yang menyuarakan protes terbuka.

Pada Juni lalu, beberapa karyawan Facebook juga protes terhadap perusahaan yang mendiamkan posting Presiden Trump yang dianggap mengglorifikasi kekerasan.

Di sisi lain, juru bicara Facebook Liz Bourgeois membantah tudingan bahwa perusahaan itu "mengambil untung dari kebencian", sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Washington Post, Kamis (10/9/2020).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved