Nasional
PENYAMPAIAN Terbaru Presiden Jokowi, Pesan Kepada Semua yang Terkait Pilkada Serentak 2020
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyelenggara pilkada bekerja keras menggelar pesta demokrasi berkualitas di daerah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah penyampaian terbaru Presiden Jokowi.
Penyampaian Presiden Jokowi tentang pilkada serentak tahun 2020.
Dalam penyampaian Jokowi ada pesan untuk semua yang terkait dengan pilkada serentak 2020.
Hal itu ia katakan dalam rapat terbatas melalui video conference) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Berikut pesan yang disampaikan Presiden Jokowi.
• Gempa Bumi 5 SR Selasa 8 September 2020 Pukul 11.37 WIB, Terjadi Dekat Mentawai
• Gempa Bumi 6.2 SR Pukul 07.45 WIB Selasa 8 September 2020, Terjadi di Dekat Maluku Tengah
Dalam rangka persiapan pelaksanaan pilkada serentak, pada siang hari ini saya ingin menyampaikan beberapa hal.
Bahwa perlu saya tegaskan kembali, pertama, bahwa keselamatan masyarakat, kesehatan masyarakat adalah segala-galanya.
Jadi protokol kesehatan tidak ada tawar-menawar.
Yang kedua, keberhasilan kita untuk keluar dari berbagai risiko akibat pandemi adalah jika kita berhasil menangani permasalahan kesehatan, bisa menangani permasalahan pandemi.
Oleh karena itu, sekali lagi, kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pilkada harus dilakukan, harus ditegakkan, dan tidak ada tawar-menawar.
Karena saya mengikuti situasi di lapangan, masih banyak pelanggaran protokol (kesehatan) yang dilakukan oleh bakal pasangan calon.
Misalnya, masih ada deklarasi bakal pasangan calon pilkada yang menggelar konser yang dihadiri oleh ribuan (orang) dan mengundang kerumunan, menghadirkan massa.
Hal-hal seperti ini saya kira harus menjadi perhatian kita.
Dan situasi tidak bisa dibiarkan, sekali lagi, tidak bisa dibiarkan.
Penyelenggaraan pilkada harus tetap dilakukan dan tidak bisa menunggu sampai pandemi (COVID-19) berakhir.
Karena memang kita tidak tahu, negara manapun enggak tahu, kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir.
Oleh karena itu, penyelenggaraan pilkada harus dilakukan dengan norma baru, dengan cara baru.
Dan pada kesempatan ini, saya minta kepada semua pihak, kepada penyelenggara pemilu: KPU, Bawaslu, aparat pemerintah, jajaran keamanan dan penegak hukum.
Kepada seluruh aparat TNI dan Polri, seluruh tokoh masyarakat, tokoh organisasi untuk aktif bersama-sama mendisplinkan masyarakat dalam mengikuti protokol kesehatan.
Selain taat dalam menjalankan protokol kesehatan, saya juga minta agar kualitas demokrasi kita dijaga, ditingkatkan.
Kita ingin dalam posisi yang sulit seperti ini demokrasi kita semakin dewasa, demokrasi kita semakin matang.
Oleh sebab itu, yang pertama saya minta kepada aparat birokrasi, TNI, dan Polri, tetap terus bersikap netral dan tidak memihak kepada pasangan calon tertentu.
Dan yang kedua, kita juga tidak membiarkan, jangan membiarkan penggunaan bahasa-bahasa, penggunaan narasi.
Penggunaan simbol-simbol yang membahayakan persatuan dan kesatuan masyarakat.
Harus ada ketegasan, jangan sampai menggunakan politik-politik identitas, politik SARA, karena itu akan membahayakan persatuan dan kesatuan. Ini yang harus dicegah.
Dan kita harus mendorong para calon untuk beradu program, kontestasi gagasan, beradu kemampuan untuk menjadi pemimpin daerah.
Dan kita juga harus mendorong masyarakat untuk mempelajari track record calon agar daerah memperoleh pemimpin yang baik, yang terbaik.
Yang ketiga, saya juga meminta kepada penyelenggara pilkada untuk bekerja keras menghasilkan proses pilkada yang berkualitas.
Netralitas, profesionalitas, dan transparansi penyelenggara pilkada berperan besar untuk menjaga kualitas demokrasi kita.
Sekaligus menjaga stabilitas politik di daerah serta penerimaan masyarakat terhadap hasil-hasil pilkada yang kita lakukan.
Terakhir, saya mengharapkan dukungan dari para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta para aktivis, akademisi di daerah untuk mendukung upaya-upaya yang tadi saya sampaikan.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.
DPR Prihatin
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad merasa prihatin menyikapi kabar 37 calon kepala daerah (cakada) positif Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Sufmi kepada para awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (7/9/2020).
"Pertama-tama kita turut prihatin kepada pasangan calon atau calon kepala daerah yang positif Covid-19."
"Untuk itu memang pertama-tama kita minta supaya para calon yang positif Covid-19 itu menjalankan protokol kesehatan."
"Yang sudah ditetapkan Kemenkes ataupun Gugus Tugas Covid-19," tutur Dasco.
Dasco menambahkan, hal itu dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, untuk tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan massa dalam pilkada kali ini.
"Lebih baik kita melakukan sosialisasi atau visi misi program melalui media yang telah disediakan," ujarnya.
Sufmi menilai, tidak perlu dibuat aturan baru terkait sanksi mengenai pelanggaran protokol kesehatan pada proses Pilkada ini.
"Kalau itu kan sudah ada peraturan KPU, peraturan KPU sudah mengatur itu."
"Nah, nanti kita akan serahkan kepada KPU apabila ada pelanggaran-pelanggaran," ucapnya.
Menurut Sufmi, pelanggaran protokol kesehatan memang sulit dihindari, walaupun telah dibatasi oleh KPU.
"Di luar itu massa pendukung susah diatur."
"Kemarin-kemarin kita lihat di banyak tempat, walaupun masih banyak penumpukan, walaupun memakai masker."
"Tapi untuk menjaga jarak tampaknya masih banyak yang dilanggar," ujarnya.
Yang pasti, sambung Sufmi, pasangan calon (paslon) juga harus mengingatkan massa pendukung dan timnya, jangan melakukan kegiatan yang berisiko menimbulkan klaster baru.
"Saat ini para calon yang terkena Covid-19 sudah ada prokolnya apabila terpapar, bisa isolasi mandiri, atau di RS yang dirujuk."
"Menurut saya selama itu tidak mengganggu aktivitas para calon karena ini kan Desember, saya pikir silakan saja," papar politikus Partai Gerindra itu.
Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun hingga Minggu (6/9/2020) pukul 24.00 WIB, KPU mendapat laporan ada 37 calon kepala daerah yang dinyatakan positif Covid-19.
Data tersebut diperoleh dari 21 provinsi yang melaksanakan pilkada serentak.
"Bakal calon yang dinyatakan positif berdasarkan pemeriksaan swab test-nya sebanyak 37 calon, jadi 37 orang, yang kami kumpulkan datanya dari 21 provinsi."
"Karena sampai pukul 24.00 masih ada provinsi yang laporannya sedang dikerjakan."
"Jadi 37 (calon) dari 21 provinsi yang sudah masuk laporannya," kata Ketua KPU Arief Budiman dalam konferensi pers virtual, Senin (7/9/2020) dini hari. (CC)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pesan Jokowi untuk Peserta Pilkada Serentak 2020: Jangan Pakai Politik SARA!
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: