Sosok tokoh
Sosok Kurniahu Gideon, Ayah Marcus Fernaldi Gideon, Pernah Jadi Pebulutangkis Ranking Tujuh Dunia
Tahun 1981, Kurniahu Gideon pernah mencapai ranking tujuh dunia bulutangkis kategori single.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sosok Kurniahu Gideon, mantan atlit bulutangkis Indonesia.
Kurniahu Gideon tak lain adalah ayah dari Marcus Fernaldi Gideon.
Tahun 1981, Kurniahu Gideon pernah mencapai ranking tujuh dunia bulutangkis kategori single.
Saat ini, putranya, Marcus Fernaldi Gideon menduduki ranking satu dunia kategori ganda putra.
• Tjhai Chui Mie, Wali Kota Singkawang Positif Terinfeksi Covid-19 Bersama Suami dan Dua Anaknya
Ranking ini pun menjadi bahan bercandaan seorang Marcus untuk meledek ayahnya sendiri kala berada di rumah.
Saat ditemui di Kurnia Sport, Green Ville, Jakarta Barat, Kurniahu pun membocorkan tingkah laku putranya. Menurutnya, Marcus adalah sosok yang suka usil dan bercanda kala di rumah.
Meskipun prestasinya telah dilewati, Kurniahu mengatakan kebanggaannya atas pencapaian putranya.
"Ya saling ledek-ledekan kalau bercanda. Saya juga tidak mau kalah, meskipun Marcus ranking satu dunia, tapi dirinya kan ganda ya, kalau saya ranking tujuh dunia itu kategori single," ucap Pria kelahiran Surabaya ini sembari tertawa.
Walaupun demikian, Kurniahu mengatakan poin terpenting saat meraih prestasi adalah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Kerja keras, komitmen, disiplin, pantang putus asa, adalah hal-hal yang ditanamkan ke dalam diri Marcus sejak anak-anak.
Ya. Kurniahulah sosok dibalik kesuksesan putranya. Selain menjadi ayah, Kurniahu juga menjadi pelatih.
Tak heran jika di dalam latihan, hubungan yang terjadi adalah antara murid dan guru. Marcus pun tak membantah soal itu.
"Hingga sekarang pun dia sering meminta saya untuk menemani latihan, kadang pagi-pagi," tutup Kurniahu.
• Ramalan Zodiak Lengkap Bulan September 2020
Tidak Ada Rencana Jadikan Marcus Gideon Jadi Pebulutangkis
Marcus Gideon dikenal sebagai atlet bulutangkis ganda putra Indonesia. Berduet dengan Kevin Sanjaya, keduanya dijuluki The Minions dan menduduki peringkat satu dunia.
Namun, ketenaran Marcus Gideon saat ini adalah hasil kerja keras yang ditempa sejak kecil. Tak banyak yang tahu sosok yang berjasa dibalik kesuksesan seorang Marcus. Dia adalah Kurniahu Gideon, ayah dari Marcus sendiri.
Ia pun menceritakan bagaimana masa kecilnya seorang Marcus.
"Dulu tidak ada rencana untuk menjadikan Marcus jadi atlet bulutangkis. Saat dia kecil, dia sering ikut saya ke tempat latihan di Tangkas. Kebetulan saya dulu pelatih. Tampak dia suka main bulutangkis," ucapnya.

Di usia delapan tahun, Kurniahu memberikan nasehat kepada putranya sembari menanyakan keseriusannya di bulutangkis.
Kala itu Marcus adalah anak yang suka bermain Playstation.
"Saya katakan kepadanya. Kalau mau serius main bulutangkis, maka bermain Playstation harus dikurangi. Yang awalnya latihannya hanya dua kali dalam seminggu jadi tiga kali," tambahnya.
Kurniahu menjelaskan hingga usia 14 tahun, dirinya belum melihat apakah Marcus bisa menjadi atlet atau tidak.
Bahkan di usia 14 tahun, Marcus sekolah ke Singapura. Namun, sekolah di Singapura ternyata cikal bakal keseriusan Marcus dalam menggeluti bulutangkis.
"Mungkin disana dia lebih mandiri ya. Dia juga main bulitangkis di sekolahnya, dua atau tiga kali seminggu. Hanya saja dia sakit, dan pulang. Tau-taunya tidak mau sekolah lagi ke Singapura," lanjut Kurniahu.
Saat itu lah keputusan dibuat oleh Marcus. Marcus meyakinkan ayahnya bahwa dirinya akan fokus bermain bulutangkis.
Keputusan Marcus pun disambut dengan bahagia oleh seorang Kurniahu.
"Tentu saya senang. Sebagai bapak, saya juga pelatih bulutangkis, dan suka bulutangkis. Ketika dia memutuskan untuk bermain bukutangkis, saya pun siap melatih dia. Jadi pagi dia sekolah, sore dia full berlatih," ucapnya.
Prestasi Marcus pun tampak diusia 17 tahun dengan juara di kejuaraan Indonesia junior baik single dan double. Lantas usia 18 tahun, Marcus pun ikut seleksi PBSI, dan lolos ke Pelatnas sebagai pemain ganda putra.
Kurniahu pun tak menyangka Marcus akan lolos ke Pelatnas kala itu, hanya saja di usia 16 tahun dirinya sudah meyakini seorang Marcus akan bisa meraih prestasi di bukutangkis.
"Aku melihat semangat dia di usia 16 tahun ya. Dia komitmen tinggi. Apa pun latihan yang saya berikan dia tidak ada keluhan. Saat bermain juga dia begitu ngotot, tidak putus asa. Saya pun yakin dia akan jadi atlet," sambungnya lagi.
Tahun 2013 Marcus sempat memilih keluar dari Pelatnas PBSI.
Saat keluar dari pelatnas, Kurniahu menjelaskan dirinya mendapatkan tawaran dari Hongkong perihal keinginan Hongkong untuk merekrut putranya.
"Keluar dari Pelatnas, dia memang ditawarin membela Hongkong. Tawarannya tinggi dan banyak fasilitas yang diberikan. Namun saya bicara pelan-pelan dengan Marcus agar berkarir di Indonesia saja," ucapnya.
Faktor jarak menjadi alasannya kala itu, meskipun dibalik itu, Kurniahu tak mau melihat putranya membela bangsa lain, karena rasa cintanya kepada Indonesia.
Keputusan Kurniahu menahan langkah putranya membela negara lain terbukti tepat. Marcus memutuskan langkah berkarir di ajang profesional dengan berduet bersama Markis Kido, dan berhasil menjuarai French Open 2013, Indonesia Master 2014.
PBSI pun kembali kepincut dan memanggil Marcus. Marcus dipasangkan dengan Kevin Sanjaya. Butuh waktu dua tahun untuk mendapatkan chemistry di antara keduanya.
Tahun 2017 pun menjadi awal keemasan keduanya dengan meraih All England. Hingga saat ini deretan prestasi tetap mereka raih.
Menjadi seorang ayah dan juga pelatih bulutangkis, Kurnia mengatakan raihan putranya belum maksimum meskipun sudah duduk di ranking satu dunia dan menjuarai berbagai kejuaraan internasional.
"Masih ada kejuaraan lain yang belum mereka raih. Juara Olimpiade, dan Juara Dunia. Saya berharap saja agar suatu saat nanti dia bisa meraih itu," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kurniahu Gideon Pernah Jadi Pebulutangkis Ranking Tujuh Dunia dan Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kurniahu Gideon bilang Tidak Ada Rencana Jadikan Marcus Gideon Jadi Pebulutangkis