Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Sukses

Kisah Sukses Pemuda Karawang, Belajar dari Internet hingga Bisa Jual Briketnya ke Luar Negeri

Kisah sukses seorang pemuda buat briket dari arang batok kelapa. Bahkan kini sampai diekspor keluar negeri.

Editor: Glendi Manengal
KOMPAS.COM/FARIDA
Seorang pekerja tengah merapikan briket batok kelapa setelah dicetak di Desa Sukapura, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Rabu (2/9/2020). 

Alhasil, briket buatan Adi juga diminati pasar Timur Tengah.

Di negara-negara Arab, briket digunakan untuk bahan bakar shisa atau hookah alias rokok Arab.

Sedangkan di Eropa, briket sering digunakan menjadi bahan bakar barbeque.

Omzetnya mencapai sekitar 20.000 dollar AS per bulan atau sekira Rp 292 juta menurut kurs saat ini.

Pasar briket di Timur Tengah dan Eropa cukup luas.

Sebab, menurut survei, satu keluarga di negara Timur Tengah membutuhkan 4 kilogram briket per hari.

Sementara di Eropa, selain untuk memasak, briket juga dibutuhkan untuk penghangat ruangan.

Selain pasar luar negeri, sejumlah kafe dalam negeri, misalnya di Purwakarta dan Bandung juga memesan briket buatannya.

Sejumlah warga tengah merapikan briket batok kelapa setelah dicetak di Desa Sukapura, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Rabu (2/9/2020).
Sejumlah warga tengah merapikan briket batok kelapa setelah dicetak di Desa Sukapura, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Rabu (2/9/2020). (KOMPAS.COM/FARIDA)

Dampak saat pandemi

Ketekunan Adi rupanya kepada berkontribusi ke perekonomian warga sekitar. Ia mempekerjakan 36 pemuda dan puluhan ibu-ibu untuk membuat dan mengemas briket.

Adi menyebut, pandemi Covid-19 tak membuat permintaan briket di pasar internasional menurun. Permintaan justru bertambah seiring imbauan tinggal di rumah selama pandemi.

Hanya saja, kendalanya kekurangan bahan baku. Setelah pandemi, komoditas kelapa lebih banyak diekspor mentah, tanpa diolah.

Akibatnya, batok kelapa sebagai bahan baku briket langka.

"Bahan susah, paling ada 1 sampai 10 ton," ujar Adi.

Adi pun berharap pemerintah lebih jeli soal kebijakan ekspor bahan mentah, khususnya kelapa bulat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved