Populer Nasional
Di ILC, Letjen Sutiyoso Singgung Aksi Kelompok Prada MI Serang Polsek Ciracas: Komandan Bilang Serbu
Sutiyoso juga menyoroti kasus ini dengan kesejahteraan para prajurit TNI yang sangat minim dan aksi penyerangan kelompok Prada MI di Polsek Ciracas.
Sutiyoso tahu persis keseharian bersama para prajurit TNI karena selama 25 tahun bersama pasukan tempur dan Kopassus,
kesetiakawanan para prajurit tumbuh secara otomatis sejak mereka berlatih bersama.
"Semua disiapkan untuk bertempur, dan jadi membosankan dengan dilatih terus tapi gak pernah bertempur," lanjutnya.
Sutiyoso pun memberi Ilustrasi seperti seorang petinju yang disiapkan untuk bertanding tapi tidak pernah ada di ring. Jadi tak ada lawan yang seimbang.

Selain itu kesejahteraan para prajurit sangat minim. Sutiyoso menggambarkan seorang Prajurit Satu (Pratu) dengan gaji Rp 5,3 juta. Ketika masih bujang dan gak masalah untuk mengirimakan uang buat keluarga.
"Saya tahu persis ini, apalagi prajurit yang sudah menikah setingkat Tamtama tidak dapat fasilitas perumahan,
selain terbatas sebagian masih ditempati para senior purnawirawan dan dia harus kontrak rumah," kata Sutiyoso.
Sekarang saja kontrak rumah 1 kamar Rp 1 juta per bulan, belom lagi punya anak,
cukup kah membiayai keluarga sebulan? Apalagi jakarta dan sekitarnya.
"Ada yang ikut dengan saya pembantu letnan mengabdi 30 tahun gajinya Rp 6,7 juta per bulan,
kesejahteraan sangat minim, harus mensekolahkan anak sampai perguruan tinggi.
Kondisi ini berbeda dengan prajurit teritorial atau polisi yang bisa membaur dengan masyarakat, bisa membantu dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
"Namun sulit bagi prajurit tempur kalau apel tidak hadir bisa kena sanksi indispliner,
maka kesimpulannya ada kecemburuan sosial selama ini tidak bisa diratakan," tutur Sutiyoso.

Dimana mereka harus berperang? Sekarang gak ada lagi pertempuran, GAM sudah merah putih. yang ada cuma di Papua.