Nasional
Debat Panas dengan Prof Henry, Rocky Gerung di ILC: ''Di Situ Terjadi Transaksi Ketidakadilan''
Rocky Gerung saat tampil di ILC TV One pekan lalu dengan tema Mengapa Gedung Kejadung Terbakar. Menjadi sorotan ketika debat dengan Staf Kominfo.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketika Pengamat Rocky Gerung menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne.
Kritikan disuarakan Rocky Gerung terkait kebakaran Kejaksaan Agung (Kejagung).
Ia menyebut Kejagung merupakan sebuah pasar gelap dengan transaksi ketidakadilan.

"Biarkan gedung itu melarat seperti itu.
Supaya ingatan kita tentang keadilan dipelihara terus melalui akal sehat,"
"Sebetulnya bagi saya gedung Kejaksaan Agung tidak terbakar, yang terbakar itu adalah pasar,
yaitu pasar gelap keadilan jadi yang ada di depan kita gambar pasar gelap kekuasaan,
karena di situ terjadi transaksi ketidakadilan'
Demikian penggalan kalimat Rocky Gerung saat tampil di ILC TV One pekan lalu dengan tema Mengapa Gedung Kejadung Terbakar.
Pernyataan Rocky Gerung diposting ulang ILC TV One 1 September 2020.
Staf Kominfo 'Labrak' Rocky Gerung
Sebelumnya, Rocky Gerung terlibat perdebatan panas dengan Henry Subiakto saat membahas aliran dana di Kemenkominfo.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Henry Subiakto dan Rocky Gerung berdebat dan menjadi sorotan publik.
Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dalam tayangan Dua Sisi di tvOne, Kamis (27/8/2020).
Awalnya Rocky Gerung tengah membahas temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait dana pembiayaan influencer senilai Rp 90,45 miliar.
Ia menilai penggunaan jasa influencer itu adalah untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah dalam menyosialisasikan programnya.
Henry Subiakto lantas membantah tuduhan Rocky Gerung tersebut.
"Saya yang tahu persis persoalan dana itu karena saya di Kementerian. Tidak ada yang namanya influencer di Kementerian saya," sanggah Henry Subiakto.

Ia menegaskan pihaknya tidak pernah membayar tokoh-tokoh influencer untuk melakukan komunikasi publik.
Henry mengakui dirinya pernah menggunakan jasa influencer, tetapi tidak dibayar.
"Terus terang saya pakai influencer di sini, tapi saya enggak bayar. Saya pakai Ustaz Abdul Somad, saya pakai Ustaz Haikal untuk menyuarakan kepentingan waktu itu adalah supaya Idul Fitri tidak perlu mudik," paparnya.
Selain itu, ada pula sosok tokoh besar yang disebut mengajak selebriti-selebriti untuk membantu kampanye pemerintah.
Meskipun begitu, ada temuan ICW bahwa Kemenkominfo menyediakan anggaran Rp10,83 miliar untuk influencer.
Henry kembali menjawab maksudnya adalah menjelaskan fakta tersebut dan membantah tuduhan Rocky Gerung.
Ia menilai tuduhan akademisi itu tidak berdasarkan fakta.
"Supaya orang seperti Rocky ini tahu fakta. Dia hanya bicara secara imajinasi dan teori-teori yang kadang-kadang di kampus saya sudah ketinggalan zaman," ungkap Henry.
"Saya Guru Besar Universitas Airlangga," tambahnya.
Ucapan profesor itu justru mendapat sindiran dari Rocky Gerung.
"Mudah-mudahan otakmu besar juga," sindir Rocky Gerung.
"Minimal saya profesor beneran, kalau Anda 'kan belum tentu," balas Henry.

Ia kembali menjelaskan, dana itu digunakan untuk pemberdayaan tokoh-tokoh tertentu menjadi influencer bagi masyarakat.
"Jadi ada program melatih masyarakat, karena kita tahu masyarakat sudah menggunakan media sosial."
"Ada masyarakat yang kita coba menjadi aktivis, kita dorong mereka menjadi influencer," paparnya.
Lihat videonya mulai menit 7:40
(*)
Tautan:
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Rocky Gerung di ILC TV One, 'Pasar Gelap Kekuasaan Karena di Situ Terjadi Transaksi Ketidakadilan',