in memoriam
Jejak Benny Tengker, Tokoh Berpengaruh Asal Sulawesi Utara
Tokoh Kawanua yang meninggal dalam usia 81 itu dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (30/8/2020).
TRIBUNMANADO.CO.ID – Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) masih berduka atas berpulangnya Benny Tengker, Jumat (28/8/2020) lalu.
Sejumlah kepala daerah dan tokoh masyarakat Sulut dari berbagai daerah di Indonesia menyempatkan melayat ke rumah duka, Pulomas, Jakarta Timur.
Mereka yang melayat di antaranya Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE, Bupati Minahasa Dr Ir Royke Octavian Roring MSi, Bendahara Umum Kerukunan Keluarga kawanua (KKK) Revli Orelius Mandagi, dan Joune Ganda.
Tokoh Kawanua yang meninggal dalam usia 81 itu dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (30/8/2020).
Sebelum berpulang ke pangkuan Tuhan YME, Benny Tengker sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama dua bulan.
Berikut ini jejak almarhum yang dihimpun dari berbagai sumber:
Kerukunan Keluarga Kawanua
Benny Tengker lahir di Desa Telap, tepi Danau Tondano, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulut, 25 Februari 1939.
Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Menikah dengan Laurina Suling pada 31 Agustus 1967
Namanya tercatat sebagai pelopor Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK).
Kemudian dipercaya mengemban tugas sebagai Ketua Umum KKK sejak 1990 hingga 2012.
Kini Ketua Umum KKK dijabat Angelica Tengker yang juga putri almarhum.
Sepanjang 1989 hingga 2001, Benny juga dipercaya sebagai Ketua Umum Badan Koordinasi Pembina Musik Kolintang (BPKMK) Provinsi DKI Jakarta.
Sejak 1996, menjabat Ketua Persatuan Olaraga dan Seni Sekolah Lanjutan Asal Sulawesi Utara di lingkungan Pemda Provinsi DKI Jakarta.
Namanya juga tercatat sebagai pendiri yayasan pendidikan yang menaungi Kampus Institut Bisnis dan Multimedia Akademi Sekretaris Manajemen Indonesia (IBM-ASMI) Jakarta.
Benny mendapat gelar adat Tona’as Tua Wangko Papendangan atau Tona’as Pendidikan Tinggi.
Pemberian gelar adat itu dilakukan pada ajang Festival Pinawetengan 7 Juli 2013. Bertempat di Institut Seni Budaya Sulawesi Utara.
Tokoh Tinju Nasional
Lelaki yang akrab dipanggil dengan nama Benteng ini adalah tokoh olahraga tinju terkenal nasional.
Sejak 1975 Benny Tengker dipercaya memimpin Sasana Benteng AMI-ASMI.
Sejumlah atlet tinju dari sasana tinju yang dibinanya tampil berprestasi di arena nasional maupun internasional.
Pemda Pertina DKI Jakarta pernah mempercayakan Benteng untuk memimpin penyelenggaraan Monthly Boxing Championship sampai 5 tahun.
Pada 1988 Benny Tengker didaulat jadi Ketua Umum Pengda Pertina DKI Jakarta.
Di tingkat nasional, Benny Tengker mengemban amanat sebagai pengurus Bidang Pembinaan dan Pendidikan PB Pertina.
Ketua Yayasan POR Maesa
Bennye Tengker juga aktif sebagai pengurus Persatuan Olahraga (POR) Maesa, organisasi kawanua perantauan.
POR Maesa pertama kali dibentuk di Bandung pada 1924 oleh pemuda-pemuda Sulawesi Utara yang hobi bermain tenis.
Dalam perkembangannya, POR Maesa kini terbentuk di sejumlah ibu kota provinsi di Indonesia.
Olahraga yang dibinanya juga tak hanya tenis, tapi juga mencakup tinju, bowling, bridge, golf, karate, hingga sepakbola.
Di POR Maesa, awalnya Benny dipercaya mengurus bidang tinju (OICO Tinju) sejak 1994.
Lalu pada 2004, ia didaulat menjabat Ketua Yayasan POR Maesa
Penghargaan dari Bupati, Gubernur Hingga Presiden
Tak hanya olahraga tinju, Benny Tengker juga banyak berkontribusi dalam bidang pendidikan, seni budaya, hingga pelestarian lingkungan.
Karena kontribusinya itulah Bennye Tengker dianugerahi sejumlah penghargaan dari pemerintah daerah maupun dari Presiden RI.
Kakek yang juga dikenal dengan panggilan Benteng ini adalah penerima dua tanda bintang jasa dari Presiden.
Pertama, ia menerima penghargaan Pembina Olaraga Perguruan Tinggi dari Presiden RI Soeharto di Istana Merdeka pada 1993.
Kedua, Benny juga penerima Penghargaan Adimanggala Krida sebagai Pembina Olaraga Tingkat Nasional dari Presiden RI Megawati Sukarnoputeri di Yogyakarta.
Tahun 2006 Benny Tengker juga menerima penghargaan sebagai Perintis Pelestarian Lingkungan Hidup dari Wali Kota Bitung.
Dua tahun berikutnya, untuk bidang yang sama, Gubernur Sulut memberinya anugerah Kalpataru.
Dirikan Yayasan Manguni Hingga
Di Bitung Benny Tengker mendirikan Yayasan Manguni beserta AMI Bitung.
Di Medan, Sumut, Benny mendirikan Yayasan Pendidikan Samudra Bathera Lancang Kuning sebagai wadah hukum AMI Medan dan ASMI Axtension Medan.
Didikan Militer
Dikutip dari manadopost.com, Bert Polii, kerabat almarhum, menyebut Benny adalah alumni diklat angkatan pertama di pusat pendidikan infanteri Permesta pada 1959 dengan pangkat letda.
Benny sempat dipercayakan sebagai Komandan/Instruktur BTC (Battle Training Cente) WK-I
Pada 1962 seusai pergolakan PPRI, Benny Tengker mengikuti kursus Dasar infarensi di Ambarawa, Jawa Tengah.
Ketika mahasiswa di Jakarta, 1964, ia ikut Latihan Dasar Militer Resimen Mahasiswa.
Pada penumbangan rezim Orde Lama, Benny Tengker termasuk dalam kesatuan mahasiswa khusus yang dipersenjatai.
Dalam masa transisi politik tersebut, Benteng pun menjadi pengawal pribadi Radius Prawiro, Gubernur Bank Indonesia.
1966 Benny Tengker menjadi komandan Laskar/KAMI AMI-ASMI Jakarta.
Sejak 1980 hingga lebih 20 tahun kemudian menjadi Kepala Markas Distik Resimen Mahasiswa Jakarta Timur/Batalyon 10. (*)