Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Terkini

Kisah Penggali Kubur Makamkan 1.500 Jenazah dari Awal Pandemi, Bekerja 24 Jam hingga Takut Tertular

Seorang penggali makam di tempat pemakaman umum ( TPU) Keputih telah menguburkan lebih kurang 800 jenazah Covid-19

Editor: Rhendi Umar
Tribun manado / Christian Wayongkere
proses pemakaman seorang pasieng PDP yang meninggal Dunia di kuburkan dengan protap atau SOP Covid 19 oleh petugas penguung jenasah Covid-19 satpol PP Kota Bitung menggunakan APD lengkap di TPU Pinokalan kecamatan Ranowulu Bitung disaksikan dan diijaga TNI - Polri. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang penggali makam di tempat pemakaman umum ( TPU) Keputih telah menguburkan lebih kurang 800 jenazah Covid-19.

Tapi, bila ditambah dengan jenazah yang dimakamkan di TPU Babat Jerawat, Munaji dan rekan-rekannya sudah menguburkan 1.500 jenazah selama masa pandemi corona.

"Ini nyata pemakamannya Covid-19, mulai awal pandemi sampai sekarang, sekitar 1.500-an lebih," kata Munaji dilansir dari KompasTV, Senin (24/8/2020).

Munaji menceritakan, di awal-awal masa pandemi, dalam sehari dirinya bisa menguburkan 35 jenazah dan bekerja hingga 24 jam.

Takut tertular

Dalam hati, Munaji masih merasa was-was akan tertular Covid-19.

Namun, dengan dengan ketulusan dan panggilan tugas, Munaji tetap bertahan hingga saat ini.

Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19 (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Munaji pun mengajak masyarakat untuk menghentikan penularan corona bersama-sama dengan mematuhi protokol kesehatan.

Hal itu, menurut Munaji, akan mengurangi jumlah korban meninggal dunia karena terinfeksi.

"Kapan ini akan berakhir? Kita sudah lelah, kita sudah jenuh. Namun bagaimana lagi, ini sudah tugas," katanya.

Tak pulang ke rumah 

Kisah serupa juga dialami Herman (55), penggali makam khusus jenazah corona di TPU Gandus Hill, Palembang, Sumatera Selatan.

Di awal-awal pandemi, Herman bahkan memilih tak pulang ke rumah karena khawatir menularka ke anak istrinya.

Herman dan empat rekannya saat itu menghabiskan waktu di TPU. Pulang sesekali hanya untuk ganti baju kotor.

"Pulang dua kali sehari sekali, hanya ganti baju lalu ke sini lagi," kata Herman kepada Kompas.com pada hari Minggu (7/6/2020).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved