Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Human Interest

Kisah Siswa SMP Belajar Daring dari Rumah, Tetap Pakai Baju Seragam Sekolah

Kegiatan belajar mengajar di Sulawesi Utara dilakukan melalui online atau dalam jaringan (daring) dari rumah karena pandemi Covid-19

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fistel Mukuan
Alinsky Langi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kegiatan belajar mengajar di Sulawesi Utara dilakukan melalui online atau dalam jaringan (daring) dari rumah karena pandemi Covid-19.

Di Manado sendiri sudah berjalan kurang lebih lima bulan, semenjak adanya pandemi penyebaran Covid-19 ini.

Gadis bernama Alinsky Langi ketika ditemui saat belajar online di rumahnya di Desa Sawangan, Tombulu, Kabupaten Minahasa. Dia sementara studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Manado di Perkamil, Paal Dua, Manado.

Menurutnya sekarang masih belajar online, dan belum ada sama sekali petunjuk dari sekolah kalau kapan ke sekolah, dan dengar-dengar selama masih zona merah atau orange belum bisa sekolah.

Jelang Pilkada, Polres Minsel Giatkan Operasi Cipkon Berantas Penyakit Masyarakat

Pembangunan RTLH Terus Dipacu, Pemkab Pastikan Tuntas Akhir Tahun 2020

Ia mengaku sudah ingin sekali sekolah, karena sudah lama tidak sekolah, walaupun ada rasa takut kalau sekolah dengan adanya Covid-19 yang memang belum pulih total.

"Tapi daripada tidak sekolah, bisa dikatakan sekarang hampir sama dengan tidak sekolah, karena hanya belajar online beda sekali dengan kalau belajar di sekolah bisa saja ada yang menjadi bodoh," katanya, Senin (24/8/2020).

Baginya belajar online ada susahnya, yaitu kalau belajar berpikir dulu baru bertanya di google, kalau di sekolah tanya langsung kepada gurunya.

Cegah Covid-19, P2KMB Politeknik Negeri Manado Berlangsung Daring

"Sedangkan sekolah tatap muka bertanya langsung ke guru, adakalanya tidak mengerti apalagi kalau hanya online," ucapnya.

Sebelum ada pandemi, cewek yang duduk di kelas delapan di antara 37 orang siswa ini, mengaku sebelumnya kalau sekolah mendapat peringkat, tapi sekarang karena adanya Covid-19 jadi tidak ada yang mendapat juara.

Dirinya sebelum ada Covid-19, setiap hari harus datang di sekolah di antar keluarga, dan untuk baliknya harus naik angkot.

Biasa dirinya setiap hari kalau ke sekolah mendapat jajan Rp 7.000 per hari, tapi sekarang karena tidak lagi ke sekolah, jadi jajannya sudah jarang, tinggal diberikan untuk beli kuota per bulan Rp. 37.000 itupun kalau tidak boros pemakaian.

Pasangan MEP-VT Resmi Didukung Partai Demokrat, DPP Serahkan Formulir Model B.1-KWK

"Jadi susahnya kalau tidak sekolah juga, biasanya setiap hari ada jajan, belajar di sekolah dan ketemu banyak teman tapi sekarang tidak lagi," tuturnya dengan nada tertawa.

Sekarang dirinya, kalau ingin ketemu teman tinggal telepon atau Video Call memalui WhatsApp online. Kalau belajar online harus memakai seragam walaupun di rumah saja.

"Kalau belajar online setiap hari mendapat pelajaran dan tidak boleh lewat pukul 12.00 Wita kalau lewat tidak akan diterima lagi oleh guru, jadi harus rajin sebelum jam 12," ungkapnya.

Iapun berharap, semoga saja pandemi ini cepat berakhir agar aktivitas belajar mengajar akan segera dibuka kembali dan siswa-siswi bisa belajar dengan baik lagi.(fis)

Satu Keluarga Tewas Terbakar karena Terjebak dalam Kamar Saat Kebakaran Terjadi

Denda Rp 750.000 Bagi yang Merokok Sambil Berkendara

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved