Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kudeta Militer Mali

Kelompok Militer yang Melakukan Kudeta di Mali Mau Bebaskan Presiden, dengan Syarat Berkuasa 3 Tahun

Perdana Menteri Boubu Cisse yang ditahan bersama Keita di pangkalam milter luar ibu kota, akan dipindahkan ke tempat tinggal yang aman di kota itu.

Editor: Rizali Posumah
Ludovic Marin/AFP
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita yang diculik kelompok Junta Militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahannya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Mali diculik oleh Kelompok Junta Militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan di negara tersebut. 

Mereka bersedia membebaskan Presiden namun ada syaratnya. 

Syarat tersebut yakni, mereka ingin ada badan transisi yang dipimpin militer berkuasa selama 3 tahun sebagai syarat pembebasan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.

Keterangan itu disampaikan seorang sumber dalam delegasi Afrika Barat yang berkunjung ke sana pada Minggu (23/8/2020).

"Junta telah menegaskan bahwa mereka menginginkan transisi tiga tahun untuk meninjau kembali fondasi negara Mali."

"Transisi ini akan diarahkan oleh sebuah badan yang dipimpin seorang tentara, yang juga akan menjadi kepala negara," kata sumber di delegasi ECOWAS ibu kota Bamako, kepada kantor berita AFP.

"Pemerintah juga sebagian besar akan diisi tentara" dalam usulan junta, kata sumber yang tak mau disebut namanya itu.

Lebih lanjut ia menambahkan, junta setuju untuk "membebaskan Presiden Keita" yang ditahan bersama para pemimpin politik lainnya sejak kudeta pada Selasa (18/8/2020), dan dia "akan pulang ke rumahnya" di Bamako.

"Dan jika dia ingin bepergian ke luar negeri untuk berobat, itu bukan masalah," imbuh sumber ECOWAS dikutip dari AFP.

Perdana Menteri Boubu Cisse yang ditahan bersama Keita di pangkalam milter luar ibu kota, akan dipindahkan ke tempat tinggal yang aman di kota itu, lanjut sumber tersebut.

Kemudian seorang pejabat junta mengonfirmasi ke AFP, benar bahwa mereka telah memutuskan nasib Keitan dan Cisse, serta bahwa "transisi tiga tahun akan dilakukan dengan presiden militer dan pemerintahan yang sebagian besar terdiri dari militer".

Kudeta terjadi usai gelombang demonstrasi yang terjadi berbulan-bulan menyerukan Keita mundur, karena kekecewaan publik atas pemberontakan kelompok milisi yang brutal di sana dan ekonomi yang kolaps.

Meski mendapat kecaman dunia, ribuan pendukung oposisi merayakan penggulingan presiden di jalan-jalan Bamako.

Junta berkata, pihaknya "menyelesaikan pekerjaan" para pengunjuk rasa dan berjanji menggelar pemilu "dalam waktu yang tepat".

Namun negara-negara tetangg Mali meminta Keita tetap menjabat, dengan mengatakan tujuan kunjungan delegasi dari blok regional ECOWAS adalah untuk membantu "segera memastikan kembalinya tatanan konstitusional".

Kudeta pada Selasa pekan lalu adalah yang kedua kalinya di Mali dalam 8 tahun terakhir.

Kekhawatiran tentang stabilitas regional lalu meningkat, karena kelompok milisi kini juga mengancam negara tetangga yakni Niger dan Burkina Faso.

Video KSAD Jenderal Andika Peduli Nasib Para Anak Buahnya: Prajurit Kita Itu Hidup Susah . .

SIM Keliling Hari Ini Senin 24 Agustus 2020, Ini Lokasi Pelayanannya di Jakarta

Dubes Israel untuk Amerika Klaim 2 Negara Arab Susul Uni Emirat Arab Buka Hubungan dengan Negaranya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kudeta Mali: Militer Mau Bebaskan Presiden, tapi Minta Berkuasa 3 Tahun"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved