Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

UEA Bakal Bangun Kantor Kedubes di Tel Aviv, Cari Solusi untuk Israel dan Palestina

Uni Emirat Arab (UEA) berencana mendirikan kedutaan besar (Kedubes) di Ibu Kota Tel Aviv, Israel.

Editor: Alexander Pattyranie
Istimewa
Ilustrasi Palestina dan Israel 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketegangan antara Israel dan Palestina masih terus berlanjut.

Akibatnya, Uni Emirat Arab (UEA) berencana mendirikan kedutaan besar (Kedubes) di Ibu Kota Tel Aviv, Israel.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash yang mengungkapkan hal itu pada Kamis (20/08/2020) dalam konferensi video

dengan lembaga pemikir Dewan Atlantik yang berbasis di AS.

BACA JUGA :

 Kecelakaan Maut, Artis Tewas Disambar Kereta Saat Asik Live Media Sosial, Para Penggemar Menangis

 KSAD Jenderal Andika Perkasa Akan Jadi Panglima TNI Gantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, Info IPW

 Jasad Perempuan Ditemukan Tewas Tergeletak di Pinggir Jalan, Disaksikan Warga Sebelum Ambruk

TONTON JUGA :

Gargash mengatakan, perjanjian hubungan diplomatik dengan Israel ditandatangani Minggu lalu, UEA segera

bangun kantor perwakilan di Israel.

"Abu Dhabi akan memiliki kedutaan besarnya di Tel Aviv berdasarkan konsensus internasional untuk solusi dua

negara," katanya, dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (21/08/2020).

"Kedutaan (UEA) akan berada di Tel Aviv.

Ini sangat jelas," tegasnya.

Ditanya tentang hasil yang dicapai dalam kesepakatan itu, dia menjawab adalah menghentikan

aneksasi (pencaplokan) tanah Palestina.

"Pencapaian paling konkret adalah menghentikan aneksasi tanah Palestina,” katanya.

Gargash mengatakan bahwa UEA dengan tegas akan berkomitmen untuk solusi dua negara (Israel dan Palestina).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bagaimanapun, telah mengatakan dia setuju untuk

menunda aneksasi di Tepi Barat.

Penundaan itu merujuk dari kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel, tetapi rencana itu tetap “di atas meja".

“Perjanjian tersebut memiliki keuntungan jangka panjang.

Dan tentu saja, langkah ini akan menciptakan peluang.

Ekonomi kita lebih besar dari Israel.

Israel memiliki peluang besar di sini (UEA)," pungkasnya.

5 negara Timur Tengah menyusul UEA?

Beberapa negara di Timur Tengah diprediksi akan berdamai dengan Israel.

Dengan demikian, negara-negara tersebut kemungkinan akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA).

UEA telah menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel setelah selama puluhan tahun merenggang.

Dilansir dari Jerusalem Post, mengutip dari artikel berita Serambinews.com, berikut lima negara yang

diprediksi akan berdamai atau menormalisasi hubungan dengan Israel.

1. Bahrain

Bahrain menyambut baik normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.

Laporan awal juga mengindikasikan negara itu sedang mengerjakan normalisasi hubungan setelah UEA.

Bahrain memang telah lama dianggap sebagai negara pertama di Teluk yang mungkin menormalisasi

hubungan dengan Israel.

Kerajaan kecil itu sering membuat pernyataan yang relatif positif tentang Israel selama bertahun-tahun dan tampak

terbuka terhadap "Kesepakatan Abad Ini" pemerintahan Trump dengan mengadakan diskusi tentang aspek ekonomi di sana.

Tahun lalu, Kepala Rabbi Yerusalem, Shlomo Amar mengunjungi Bahrain dan bertemu Raja Hamad

bin Isa al-Khalifa di ibu kota Manama.

Juga tahun lalu, Menteri Luar Negeri Bahrain, Khalid bin Ahmed al-Khalifa mendukung hak Israel untuk

mempertahankan diri dari ancaman Iran.

"Iran adalah orang yang menyatakan perang terhadap kami," katanya.

2. Oman

Pada Oktober 2018, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan perjalanan ke Oman dan bertemu

dengan Sultan Qaboos bin Said.

Menteri Oman yang bertanggung jawab untuk urusan luar negeri, Yusuf bin Alawi, membuat komentar

positif tentang menerima Israel di wilayah tersebut selama diskusi berikutnya di Manama.

Pada bulan April, Oman membuat komentar serupa di Yordania pada sebuah konferensi, dengan mengatakan

penting untuk meyakinkan Israel bahwa mereka tidak sedang terancam.

Jordan mengecam komentar tersebut. Namun Oman terus mendorong dengan pandangan yang relatif positif tentang Israel.

Oman, seperti negara-negara Teluk lainnya, sebenarnya terbuka untuk berdiskusi dengan Israel pada 1990-an.

Perdana Menteri Shimon Peres mengunjungi Oman pada tahun 1996.

Oman, seperti Qatar, pernah memiliki kantor perdagangan Israel.

Itu ditutup pada Oktober 2000.

3. Maroko

Maroko dilaporkan menjadi salah satu negara dalam daftar pendek untuk membuka hubungan dengan

Israel dalam waktu dekat.

Ada komunitas Yahudi di Maroko, dan negara itu telah membuat beberapa gerakan dalam beberapa

tahun terakhir yang menunjukkan hubungan yang hangat meskipun hubungan diplomatik sedang mandek.

Maroko telah mendukung upaya pemerintahan Trump dalam masalah perdamaian.

Pada bulan Februari, bahkan ada rumor di Axios tentang Israel dan AS yang mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.

4. Arab Saudi

Arab Saudi tampaknya lebih terbuka untuk Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Itu terjadi sebagai hasil dari beberapa proses. Kerajaan itu terancam oleh Iran dan sedang memerangi

pasukan yang didukung Iran di Yaman.

Riyadh juga menentang Ikhwanul Muslimin dan telah memutuskan hubungan dengan Qatar.

Ikhwanul Muslimin terkait dengan partai yang berkuasa di Turki dan Hamas.

Arab Saudi telah mencoba untuk menekan jenis ekstremisme yang mengguncang kerajaan pada tahun 1990-an

dan dalam dekade terakhir tampaknya memiliki lebih banyak kepentingan dengan Israel.

Namun, Arab Saudi lebih suka membiarkan negara-negara Teluk lain yang bekerja sama dengan erat untuk pertama kali

dalam diskusi dengan Israel.

Ini termasuk Oman, UEA, dan Bahrain.

Namun demikian, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman telah mencari hubungan dekat dengan

pemerintahan Trump dan juga memberikan komentar yang relatif positif tentang masalah yang

berkaitan dengan proses perdamaian di Israel.

5. Qatar

Qatar dan Israel secara historis memiliki hubungan yang hangat pada 1990-an, dan diperkirakan beberapa tahun yang lalu

menjadi yang pertama dalam antrean normalisasi.

Ini terjadi setelah Perang Teluk tahun 1991. Di sana telah ada kantor perdagangan Israel sejak tahun 1996.

Qatar, Israel dan AS membentuk semacam hubungan tripartit sehubungan dengan hal ini.

Doha berusaha untuk memainkan peran yang semakin meningkat di seluruh Timur Tengah.

Sebagai bagian dari peran yang lebih luas ini, mereka juga ingin memainkan peran dalam diskusi damai dengan Israel.

Pada 2007, Menteri Luar Negeri Tzipi Livni bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani di New York.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

BERITA PILIHAN EDITOR :

 KKB Papua Tembak TNI-Polri, Balasan Tewasnya Hengki Wuamang, Buat Aparat Menderita Selama Dua Hari

 Sejumlah Pejabat Palingkan Wajah Lihat Wali Kota Berfoto dengan Warga Angkat Jari Metal

 Kecelakaan Maut Motor Tertabrak Kereta Api, PengemudI Terseret hingga 50 Meter, Ini Kronologinya

TONTON JUGA :

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved