Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo Belum Cukup Kuat untuk Pilpres 2024, Pengamat Sarankan Contohi 3 Tokoh Ini

Menurut Qodari, elektabilitas Gatot Nurmantyo belum cukup kuat jika dihubung-hubungkan dengan Pilpres 2024 mendatang.

Editor: Aldi Ponge
PANGLIMA TNI DISAMBUT MERIAH TNI-POLRI DALAM SAFARI RAMADAN DI MAKASAR - (Puspen TNI. Minggu, 26 Juni 2016). Alunan Salawat Badar dan senyum ceria anggota TNI-Polri menyambut kedatangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan rombongan saat melaksanakan Safari Ramadhan 1437 H/2016 M, di lapangan Markas Kodam VII/Wrb Makassar, Sabtu malam (25/6/2016). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengamat Politik  Barometer, M Qodari menilai Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo belum cukup kuat untuk maju Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Indo ini menyatankan Gatot mencontoh Prabowo, SBY hingga Wiranto yang membentuk parpol sebagai kendaraan politik mereka.

Diketahui, Gatot Nurmantyo kembali muncul akhir-akhir ini karena manjadi salah satu yang mendeklarasikan gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Pertamina dan BPH Migas Resmikan SPBU BBM 1 Harga di Kabupaten Tojo Una-Una

Kisah Anak Pedagang Cireng di Solo, Pernah Diejek karena Ingin Kuliah, Kini Raih Gelar S2 di Unpad

Menurut Qodari, elektabilitas Gatot Nurmantyo belum cukup kuat jika dihubung-hubungkan dengan Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu, kata dia, bisa dilihat pada Pilpres 2019 lalu. Jika memang Gatot kuat, maka sudah pasti dia dipinang oleh partai politik untuk maju pilpres.

"Belum kuat, karena kalau memang kuat nama beliau maju di Calon Presiden 2019. Karena partai politik itu kan sangat berkepentingan dan berkeinginan untuk menang," kata Qodari dalam wawancara dengan Kompas TV, Kamis (20/8/2020).

"Kalau ada calon populer mereka pasti akan memberikan dukungan, bahwa realitanya akhirnya tidak ada memberikan dukungan pada Pak Gatot."

Qodari menilai, kala itu Gatot belum bisa menjadi Capres 2019 lantaran elektabilitasnya masih kalah dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo atau Jokowi.

"Sebetulnya juga memberikan pesan implisit bahwa Pak Gatot elektabilitasnya tidak cukup tinggi untuk bersaing dengan Pak Jokowi dan Pak Prabowo pada saat itu," katanya.

Tangkap Layar Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Tangkap Layar Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (youtube ILC via Wartakotalive)

Lebih lanjut, Qodari menyarankan, jika memang Gatot ingin maju menjadi calon presiden, maka dia bisa mencontoh senior-seniornya sesama jenderal yang mendirikan partai politik terlebih dahulu.

Itu seperti Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra, dan Wiranto dengan Hanura. Mereka disebut Qodari berjuang dari nol agar bisa maju pada pilpres.

"Dan kalau memang Pak Gatot amat serius maju calon Presiden, beliau akan melakukan langkah-langkah yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, kemudian Pak Wiranto," kata dia.

"Kita tahu bahwa mereka beliau-beliau adalah Jenderal notabenenya sama seperti Pak Gatot dan mereka menempuh jalan sulit untuk mendirikan partai politik sebagai kendaraannya maju di Pilpres."

Selain itu, ada juga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sukses menjabat presiden selama dua periode berturut-turut setelah mendirikan Partai Demokrat.

"Bahkan pada masa sebelumnya ada contoh lain Pak SBY mendirikan Partai Demokrat betul-betul dari nol," kata Qodari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved