HUT RI
Kisah Veteran RI Mirip Film Behind Enemy Lines, Menyusup Ke Garis Belakang Pasukan Belanda di Papua
Di usianya yang sudah menginjak 79 tahun, veteran pejuang mempertahankan kemerdekaan RI ini masih punya semangat nasionalisme yang berkobar - kobar.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Dan ternyata memang bukan nama kosong. Batalion mereka berhasil menunaikan tugas.
Hebatnya tanpa kehilangan anak buah seorang pun.
"Banyak tentara belanda kami bunuh, garis belakang mereka kami porak porandakan, kami tak kehilangan satu anggota pasukan pun, rahasianya ilmu kebal," kata dia.
Dari belantara Papua, ia lantas bertugas di pulau Jawa. Di sana ia berkesempatan ikut tes cakrabirawa.
Pada tes itu, dirinya membuat kagum Sarwo Edhi, komandan RPKAD saat itu.
Hendak mengetes kemampuan lempar pisaunya, Sarwo minta seseorang maju ke depan.
Hanya Frans yang berani maju. Ia disuruh untuk berbalik untuk dijadikan sasaran lemparan pisau komando.
"Pisau menancap di sisi badan saya, satunya kena ke saya tapi saya tak luka," kata dia.
Sarwo kemudian memintanya membeli dua kaleng susu. Ia mengira bakal minum susu.
"Susu itu kemudian ia lempar ke atas dan ditembak dan kena dengan tepat," beber dia.
Di hadapan semua peserta Sarwo memujinya setinggi langit.
"Kalau prajurit harus berani seperti ini," kata dia.
Sayang peruntungan Pangkey sebagai cakrabirawa tipis.
Saat itu unsur komunis sudah menyusup ke tubuh pasukan ini.
Pangkey yang anti komunis jadi tak nyaman. Suatu ketika ia terlibat perseteruan dengan sesama pasukan cakrabirawa.