News
Amien Rais Tuding Jokowi Sedang Menjalankan Politik Otoriterisme dalam Pemerintahan, Ini Alasannya
Amien Rais ucapkan kritikan pada pemerintahan Jokowi dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @amienraisofficial.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Amien Rais ucapkan kritikan pada pemerintahan Jokowi dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @amienraisofficial.
Amien Rais menuding Jokowi sedang menjalankan politik otoriterisme dalam pemerintahannya.
Mantan Ketua MPR RI Amien Rais bukan kali pertama melontarkan kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
• Bertema Indonesia Maju dan Bangga Buatan Indonesia, Ini Arti Logo HUT ke-75 RI, Download di Sini
"Masalah keempat, temanya adalah otoriterisme makin pekat. Indonesia di zaman Jokowi tidak sendirian dalam membanting demokrasi sehingga berubah esensi. Beberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Afrika menunjukkan kemiripan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis pada awal mulanya tetapi tidak terlalu lama kemudian berubah jadi otoriterisme. Tak terkecuali Indonesia," ujar Amien Rais dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @amienraisofficial, seperti dikutip Tribunnews.com pada Minggu (16/8/2020).
Hanya saja kata Amien Rais, praktik politik otoriterisme itu jauh lebih parah di Indonesia.
"Kita menyaksikan pada kuartal pertama ketika Jokowi menjadi presiden pada umumnya rakyat percaya akan ada perubahan signifikan bagi kehidupan rakyat Indonesia. Namun harapan itu cepat kandas. Mengapa?" jelasnya.
"Karena politik pencitraan terus saja dilakukan oleh Jokowi sambil terus melaksanakan janji-janji sosial, politik, ekonomi dan hukum yang terdengar merdu di telinga kebanyakan rakyat Indonesia. Dalam literatur politik Jokowi cukup lihai memainkan politik yang penampilannya itu demokratis tapi substansinya intinya otoriter," tegas Amien Rais.
Dalam perjalanan waktu, Jokowi menjalankan demokrasi liberal, karena kebebasan bicara, berpendapat dan berkumpul mulai dicurigai.
Namun gaya populis Jokowi, kata dia, banyak mengecoh rakyat. Ditambah lagi para pendukungnya mencitrakan Jokowi menjalankan demokrasi populis.
"Jokowi terbuai dengan puja-puji para pendukungnya. Para sycophants (penjilat) itu dapat meyakinkan mantan Walikota Solo yang terbaik di dunia itu bahwa dia memang benar-benar dicintai rakyat. Sampai batas yang sangat jauh dia yakin sehingga berani menyatakan "Aku adalah Pancasila," jelasnya.
Amien Rais menjelaskan, Jokowi memerlukan para sycophants atau penjilat dalam membangun otoriterisme.
"Untuk menopang persangkannya yang keliru itu Jokowi menemukan sejumlah penjilat yang memang diperlukan bilamana seorang pemimpin sedang membangun otoriterisme," paparnya.
Praktik demikian menurut dia, bukan saja di Indonesia. Tapi di negara lain seorang presiden atau pemimpin yang ingin menjadi seorang otokrat pasti memerlukan pendukung-pendukung yang sudah mematikan akal sehat.
Amien Rais pun mengisahkan cerita Firaun melawan Nabi Musa AS. Saat itu Firaun menjanjikan posisi penting bagi para pendukungnya, jika berhasil memberikan kemenangan baginya.
• DETIK-detik Pria Jatuh dari Ketinggian 15 Meter Namun Masih Hidup, Dia Duduk di Pinggir Jembatan
"Hal ini mengingatkan cerita abadi tatkala Firaun mau mengadu kekuatan dengan Musa AS. Para petinggi sihir yang menggerumuni Firaun bertanya: "apa kiranya yang akan kami peroleh bila kami berhasil memenangkan baginda Firaun?" ujarnya.