Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Ahli Buka Suara Terkait Fenomena Gumpalan Awan Mirip Gelombang Tsunami di Kota Meulaboh Aceh

Warganet ramai memperbincangkan video viral gumpalan awan berbentuk mirip gelombang tsunami di atas Kota Meulaboh Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020)

Tangkap layar channel YouTube tvOne
Viral Gumpalan Awan Mirip Gelombang Tsunami di Kota Meulaboh Aceh, Ahli Sebut Ini Fenomena Langka 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasi Data dan Observasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo memberikan komentarnya terkait fenomena alam tersebut.

Sebelumnya Viral Gumpalan Awan Mirip Gelombang Tsunami di Kota Meulaboh Aceh, Ahli Sebut Ini Fenomena Langka.

Warganet ramai memperbincangkan video viral tentang gumpalan awan berbentuk mirip gelombang tsunami di atas Kota Meulaboh Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020).

Pembalap Ini Pendam Rasa Cinta Selama 12 Tahun Ke Marcella Zalianty, Ditolak Tapi Akhirnya Menikah

Video tersebut tersebar luas di jagad maya dan disebarkan oleh sejumlah akun di berbagai platform media sosial.

Seperi akun @portalaceh yang memposting 2 video berisi gumpalan awan tersebut.

Hingga Selasa (11/8/2020) postingan ini telah disukai oleh 2 ribu warganet dan menuai beragam komentar.

Penjelasan Ahli

Kasi Data dan Observasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo memberikan komentarnya terkait fenomena alam tersebut.

Ia mengatakan apa yang ditunjukkan dalam video merupakan awan gulung atau roll cloud dikenal sebagai awan Arcus.

"Menjadi menarik karena kemunculannya yang jarang dan ada yang menyebut bentuknya menyerupai gelombang tsunami," katanya kepada Tribunnews.

Yoga mengaku sepanjang pengalaman bertugas sebagai prakirawan cuaca belum pernah secara langsung menemui awan jenis ini.

Sehingga dirinya tidak tahu persis bagaimana terbentuknya dan fenomena apa yang menyertainya.

Namun berdasarkan studi literatur yang Yoga pelajari, awan Arcus disebabkan bertemu udara hangat dalam area yg luas dengan udara dingin dari gunung atau massa udara dingin.

Sehingga membentuk gulungan horizontal.

"Pendapat lain menyebutkan awan Arcus merupakan bagian dari awan Cumulonimbus," imbuh Yoga.

Yoga menambahkan, meski penampakannya terlihat menyeramkan, namun banyak ahli meteorologi menyatakan bahwa awan tersebut tidak berbahaya.

"Kecuali kalo ditengarai sebagai indikasi awal kemunculan awan Cumulonimbus maka perlu waspada, bukan terhadap awan Arcus-nya, tetapi awan Cumulonimbus-nya," tegasnya.

Relawan Bersatu Jaga Jokowi Dorong Reshuffle Kabinet, Koordinator: Pak Jokowi Marah Sudah 4 Kali

Kasi Data dan Observasi, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo
Kasi Data dan Observasi, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo (Dok. Pribadi Yoga Sambodo)

Yoga menyebut awan Cumulonimbus sendiri memang berbahaya.

Awan ini sering disebut awan badai, karena bisa menimbulkan hujan lebat, petir atau kilat, hujan es dan angin puting beliung.

Awan Cumulonimbus seringkali muncul pada musim penghujan dan pancaroba.

"Tapi awan Cumulonimbus di Indonesia lebih sering muncul sebagai awan tunggal dengan masa hidup 30 menit hingga 2 jam. "

"Kecuali kasus-kasus super cell Cumulonimbus atau yang menyertai badai tropis atau Cumulonimbus yang menyebabkan tornado," kata dia.

Informasi tambahan, tornado terjadinya di wilayah sub tropis.

Jika di wilayah Indonesia berupa puting beliung dengan skala kecil.

"Sedangkan untuk badai tropis (siklon tropis, red) wilayah Indonesia tidak terkena langsung, hanya kena imbas saja," tandas Yoga.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Gumpalan Awan Mirip Gelombang Tsunami di Kota Meulaboh Aceh, Ahli Sebut Ini Fenomena Langka

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved