Tokoh Pahlawan Nasional
Sosok Prof DR Moestopo, Ahli Perang Gerilya, Dokter dan Tentara yang Terlibat Pertempuran Surabaya
Profesor DR. Moestopo terlibat dalam pertempuran di Surabaya. Ia juga merupakan salah satu tokoh perintis Tentara Indonesia.
Prof. DR. Moestopo melakukan hal tersebut agar dapat berunding dengan Komandan Tentara Sekutu dan Pimpinan Militer Jepang.
Tindakan Prof. DR. Moestopo tersebut sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena kedaulatan Indonesia dapat tetap ditegakkan.
Sebagai menteri, Prof. DR. Moestopo menerima penyerahan kekuasaan Militer dan senjata dari Jepang.
Prof. DR. Moestopo memiliki andil yang besar dalam merebut senjata dari pasukan Jepang ketika pasukan mengepung markas besar Jepang yang dilakukan pada 1 Oktober 1945.
Namun Prof. DR. Moestopo meminta para pasukan untuk menunda penyerangan karena pada saat itu Jepang pasti akan membalas yang dpaat menyebabkan para pasukan meninggal.
Prof. DR. Moestopo menemui Mayor Jenderal Iwabe dan meminta senjata tersebut secara baik-baik.
Pada saat tersebut Iwabe menolak karena ketika Iwabe menyerahkan senjata kepada Prof. DR. Moestopo maka Iwabe yang akan disalahkan oleh sekutu.
Iwabe hanya dapat menyerahkan senjata kepada sekutu.
Namun pada saat itu Prof. DR. Moestopo menegaskan bahwa dirinya yang akan mempertanggungjawabkan kepada sekutu.
Akhirnya Iwabe bersedia menyerahkan senjatanya kepada Prof. DR. Moestopo.
Prof. DR. Moestopo menghambat pendaratan pasukan Inggris di Surabaya dan menentangnya.
Walauapun pada saat itu Soekarno sudah menyampaikan pesan agar pendaratan tersebut tidak dihalangi, namun Prof. DR. Moestopo tetap menghalanginya.
Prof. DR. Moestopo berdiri dalam mobil kap terbuka dan menyerukan kepada rakyat bahwa rakyat harus melawan Inggris.
Kemudian sebelum pasukan Inggris mendarat, Prof. DR. Moestopo berunding dengan komandan Inggris yakni Brigjen Mallaby.
Inggris mendapatkan izin untuk menempati daerah pelabuhan.