News
China Pamer Rudal 'Pembunuh Kapal Induk', Tes dalam Latihan Militer, Berikut Kecanggihannya
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini meluncurkan rudal balistik anti-kapal jarak menengah bertajuk DF-26 dalam latihannya
TRIBUNMANADO.CO.ID, BEIJING - China klaim memiliki sistem persenjataan dan pertahanan canggih terhadap serangan rudal nuklir.
Sistem ini bisa menjamin perlindungan kawasan China dari serangan nuklir.
China dapat mendeteksi rudal nuklir yang diluncurkan dari wilayah musuh.
• Update Ledakan Beirut, 16 Orang Ditahan, Pejabat Pelabuhan & Kepabeanan Dinilai Bertanggung Jawab
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini meluncurkan rudal balistik anti-kapal jarak menengah bertajuk DF-26 dalam latihan yang masih berlangsung.
Peluncuran rudal tersebut setelah Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan, serta mengadakan latihan militer bersama dengan India, Jepang, dan Australia di Samudera Hindia dan Laut Filipina.
Mampu menyerang target bergerak di laut, DF-26 mendapat julukan "pembunuh kapal induk".
Brigade Rudal Pasukan Roket PLA baru-baru ini memulai latihan konfrontasi lintas regional.
Mereka melakukan latihan di gurun, medan yang rumit seperti hutan, simulasi serangan kimia, dan penyamaran kendaraan yang membawa rudal untuk menghindari deteksi satelit, dengan meluncurkan rudal DF-26.
Menurut Global Times mengutip laporan CCTV, latihan tersebut mengasah kemampuan reaksi cepat Pasukan Roket PLA, dan misi semacam ini akan berlanjut dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Pengamat militer China mencatat, ini adalah demonstrasi peluncuran DF-26 yang langka.
Pada Januari 2019, peluncuran DF-26 diperlihatkan kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.
Song Zhongping, ahli militer China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (6/8), latihan terbaru menunjukkan DF-26 telah memperoleh kemampuan yang lebih kuat dalam skenario pertempuran nyata, termasuk manuver lintas regional, dan tidak bergantung pada situs peluncuran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Senior Wu Qian menyebutkan dalam konferensi pers April 2018 lalu, DF-26 telah bergabung dengan Pasukan Roket PLA, dan rudal itu bisa membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.
Bukan cuma itu, DF-26 mampu melancarkan serangan presisi pada sasaran di darat dan kapal-kapal medium juga besar di laut.
Song mengungkapkan, DF-26 dan DF-21D, yang juga bisa menargetkan kapal perang tetapi pada jarak yang lebih pendek, telah memberi PLA kemampuan untuk secara efektif menyerang kapal induk pada jarak jauh juga dekat.
Latihan peluncuran DF-26 menunjukkan, AS tidak bisa menggunakan kapal induknya untuk campur tangan dalam urusan internal China dan mengancam keamanan nasional Tiongkok lagi, Song menegaskan.
"AS harus sepenuhnya memahami, PLA tidak seperti pada 1995 atau 1996. China memiliki kemampuan untuk membuat AS kehilangan kapal induknya, dan ini adalah penghalang utama yang harus China tunjukan," sebut dia.
DF-26 diperkirakan memiliki jangkauan 4.500 kilometer, menurut sebuah laporan situs berita China, china.com.cn.
Artinya, DF-26 bisa menjangkau banyak wilayah perairan Pasifik Barat dan Samudra Hindia, bahkan mencapai fasilitas militer AS di Guam, Darwin, serta Diego Garcia.
• Peringatan Dini BMKG Cuaca Ekstrem Jumat 7 Agustus: 12 Wilayah Waspadai Hujan Petir & Angin Kencang
China Pamer Sistem Antirudal Nuklir Tercanggih
China klaim memiliki sistem persenjataan dan pertahanan canggih terhadap serangan rudal nuklir.
Sistem ini bisa menjamin perlindungan kawasan China dari serangan nuklir.
China dapat mendeteksi rudal nuklir yang diluncurkan dari wilayah musuh.
Mereka akan melakukan serangan balik menggunakan senjata nuklir juga dalam beberapa menit sebelum serangan rudal nuklir itu mendarat di China.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh seorang mantan perwira Pasukan Pembebasan Rakyat ( PLA) China dalam sebuah makalah.
Pernyataannya mengindikasikan bahwa China mungkin telah menyelesaikan sistem peringatan dini serangan rudal di samping memperkuat program nuklirnya.
Para pakar urusan luar negeri menyatakan hal itu dapat mengancam keamanan Amerika Serikat ( AS) sebagaimana dilansir dati The Japan Times, Senin (3/8/2020).
Pengembangan sistem tersebut membutuhkan teknologi pertahanan rudal canggih yang mengintegrasikan satelit buatan untuk mendeteksi peluncuran rudal dengan radar berbasis lautan.
China tampaknya bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kemampuan pertahanan rudalnya beberapa tahun terakhir.
Presiden Xi Jinping China telah menyatakan untuk membangun militer China menjadi militer “berkelas dunia” pada pertengahan abad ke-21.
Makalah tersebut ditulis oleh Yang Chengjun yang telah lama bekerja untuk PLA Rocket Force, sebuah korps artileri yang memiliki unit rudal.
Dalam makalah tersebut, Yang juga menekankan bahwa kapasitas nuklir China dengan AS dan Rusia.
China sejauh ini telah berjanji dalam kebijakan untuk tidak menginisiasi penggunaan senjata nuklir dalam keadaan apa pun.
Prinsip dasar dari strategi nuklirnya adalah bahwa negara tersebut baru akan melakukan serangan balik dengan senjata nuklir yang dimilikinya jika diserang musuh dengan senjata nuklir.
Berita ini tayang di Kontan https://internasional.kontan.co.id/news/rudal-df-26-pembunuh-kapal-induk-yang-china-luncurkan-dalam-latihan-baru-baru-ini?page=all