Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ledakan di Beirut

Hamzah Merasakan Seperti Gempa Selama 10 Detik, Ternyata Ledakan Dahsyat, Cerita WNI di Lebanon

Sudah terkonfirmasi ribuan warga negara Indonesia di Lebanon dalam keadaan aman. Jumlahnya ada 1.447 orang termasuk TNI. atau pasukan kontingen Garuda

FP PHOTO/ANWAR AMRO via KOMPAS.COM
Pemandangan yang menunjukkan kondisi Beirut, Lebanon, pada 5 Agustus 2020 setelah ledakan yang menghantam sehari sebelumnya (4/8/2020), menewaskan 100 orang dan melukai ribuan lainnya. (FP PHOTO/ANWAR AMRO) 

Hamzah Merasakan Seperti Gempa Selama 10 Detik, Ternyata Ledakan Dahsyat, Cerita WNI di Lebanon

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ribuan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon sudah terkonfirmasi dalam keadaan aman. 

Semuanya baik-baik saja. 

Berikut cerita WNI saat terjadinya ledakan dahsyat di Beirut Lebanon. 

Ledakan dahsyat yang terjadi Beirut Lebanon pada Selasa (4/8/2020) sore waktu setempat juga turut dirasakan oleh para WNI yang tinggal disana.

Tentara Lebanon berdiri di sekitar lokasi ledakan, sementara sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut pada 4 Agustus 2020.
Tentara Lebanon berdiri di sekitar lokasi ledakan, sementara sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut pada 4 Agustus 2020. ((STR / AFP))

Ledakan sempat dirasakan oleh para mahasiswa Indonesia di Lebanon yang saat itu sedang berkumpul di sekretariat Perhimpunan Pelajar Indonesia, sekitar 5 kilometer dari lokasi ledakan .

Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanono, Hamzah Assyuudy Lubis menceritakan, saat ledakan terjadi ia bersama para pelajar lainnya saat itu sedang berkumpul di kantor sekretariat.

"Ketika saat peristiwa terjadi, saya sedang berada di Kota Beirut, bersama teman-teman tepat di sekretariat PPI Lebanon, berjarak kurang lebih 4-5 kilometer dari lokasi ledakan," kata Hamzah saat berbicara di Kompas TV, Rabu (5/8/2020) malam.

Saat itu, ia berada di dalam apartemen bersama yang lainnya dan merasakan guncangan dari ledakan tersebut.

Semula ia mengira bahwa itu adalah gempa, ia mencoba turun untuk keluar dari apartemen.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api menyusul ledakan dahsyat di area pelabuhan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api menyusul ledakan dahsyat di area pelabuhan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). ((STR/AFP))

Betapa kagetnya dia mendapati bahwa kaca-kaca gedung telah pecah dan banyak warga lokal yang sudah panik untuk keluar dari apartemen.

"Kita merasakan awalnya itu seperti gempa sampai kurang lebih 10 detik, kemudian kita turun dari apartemen, nah ketika turun itu kita melihat kaca sudah pecah, kemudian orang lokal juga sudah panik, sudah bawa barang untuk pergi ke apartemen," ungkapnya.

Ketika mau beranjak keluar, ia mendapat peringatan dari warga lokal bahwa yang terjadi bukanlah gempa.

"Kemudian ketika kita sudah mau keluar ada orang lokal yang mengingatkan kita, jangan keluar dulu, nanti kalau kamu keluar kamu akan terkena ledakan, ini bukan gempa," tuturnya mengingatkan kejadian.

Mendengar peringatan tersebut, ia dan pelajar lainnya memutuskan kembali untuk naik ke apartemen dan menunggu kabar terbaru terkait kejadian tersebut.

Menurutnya, peristiwa ledakan tersebut sangatlah besar.

Lontaran angin dari ledakan tersebut bahkan sampai memecahkan kaca serta meretakkan beberapa dinding kecil.

Padahal jaraknya dari lokasi ledakan cukup jauh.

"Debu tidak terlalu banyak, namun angin sangat kencang bahkan sampai memecahkan kaca, dan bahkan juga sampai meretakkan dinding," kata dia.

Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, Hamzah Assyuudy Lubis menceritakan, saat ledakan terjadi ia bersama para pelajar saat itu sedang berkumpul di kantor sekretariat.
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, Hamzah Assyuudy Lubis menceritakan, saat ledakan terjadi ia bersama para pelajar saat itu sedang berkumpul di kantor sekretariat. (Tangkap Layar Kompas TV)

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari mengatakan sampai saat ini para WNI yang berada disana dalam keadaan aman.

Kedutaan Besar RI mencatat ada total 1.447 WNI berada di Lebanon yang didominasi TNI atau pasukan kontingen Garuda yang berjumlah 1.234 orang.

Sementara lainnya merupakan sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa sebanyak 213 orang.

"KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," ujar Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto Y. Thohari melalui keterangannya, Rabu (4/8/2020).

Berdasarkan penelusuran pihaknya semua WNI selamat.

Termasuk 1 (seorang) WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman.

"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat," kata dia.

Hajriyanto menuturkan, KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.

KBRI Beirut juga menyediakan hotline yang dapat dihubungi untuk memberikan informasi.

WNI bisa menghubungi KBRI Beirut di (+961 70 817 310), hotline pelindungan WNI Kemlu RI (+62 812-9007-0027).

(Tribunnews.com/Tio/Rina Ayu Panca Rini)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita WNI di Beirut Lebanon: Hembusan Angin Ledakan Sampai Pecahkan Kaca dan Meretakkan Dinding,

https://www.tribunnews.com/internasional/2020/08/05/cerita-wni-di-beirut-lebanon-hembusan-angin-ledakan-sampai-pecahkan-kaca-dan-meretakkan-dinding?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved