Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

VIRAL, Pria Tua Minum Darah Sapi Kurban yang Dipotong, Sengaja Tampung di Gelas

Dalam video berdurasi tidak sampai 10 detik tersebut, seorang pria tua sengaja menampung darah dari seekor sapi yang baru dipotong menggunakan gelas.

TribunSolo.com/Ilham
Ilustrasi Sapi berjenis simental milik warga Boyolali ini mempunyai berat 1,2 ton Rp 80 Juta 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mendadak ramai di media sosial sebuah video yang memperlihatkan kelakuan seorang pria tua yang meminum darah sapi kurban.

Kejadian di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras Kecamatan Tarogong Kidul tersebut sontak viral di media sosial.

Sebuah video orang tua meminum darah sapi kurban yang dipotong, viral di jagad media sosial di Garut.

Aksi minum darah segar tersebut dilakukan orang tua tersebut saat pemotongan sapi kurban.

Sang Ayah Tewas Gantung Diri, Anak Balita Ini Ngomong ke Tetangga: Bapak Lagi Tidur Pakai Tali

Dalam video berdurasi tidak sampai 10 detik tersebut, seorang pria tua sengaja menampung darah dari seekor sapi yang baru dipotong menggunakan gelas.

Setelah gelas penuh, darah tersebut langsung diminum pria tua tersebut sambil berjalan.

Seorang warga pun mencoba menegur pria tua tersebut, namun pria tua tersebut tak mengindahkannya.

Panit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Wahyono Adji kepada wartawan mengungkapkan, video tersebut diambil di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras Kecamatan Tarogong Kidul saat warga melakukan pemotongan seekor sapi kurban.

Pria yang meminum darah tersebut menurut Adji bernama Nandang yang usianya sekitar 50 tahun warga RW 03 Kelurahan Jayawaras.

"Kurang sehat orangnya, depresi akibat ditinggal istrinya," jelas Wahyono Adji kepada wartawan, Sabtu (1/08/2020).

Andri (34), salah seorang warga Kelurahan Jayawaras mengakui, video pria tua minum darah sapi tersebut, memang terjadi di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras. Namun, dirinya tidak mengenal pria tua tersebut.

"Iya di Seni, tapi saya tidak kenal orangnya," katanya saat dihubungi, Sabtu (1/08/2020) malam.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta, apa yang dilakukan pria tua tersebut tidak sampai dicontoh oleh warga yang lain. Apalagi dikait-kaitkan dengan pencegahan Covid-19.

"Tidak ada kaitannya dengan pencegahan Covid-19, saya minta jangan ditiru warga lain," tegas Helmi, Sabtu (01/08/2020).

Helmi menegaskan, meminum darah hewan yang dipotong itu tidak diperbolehkan, karenanya tidak boleh dijadikan contoh oleh warga lainnya.

"Tidak usah disebarkan lagi videonya. Karena tidak ada manfaatnya sama sekali, jangan dijadikan contoh," tegas Helmi. 

Hewan Kurban di Agam Didandani

Masyarakat Kabupaten Agam, Sumatera Barat memiliki tradisi unik dalam pelaksanaan kurban.

Sebelum disembelih, hewan kurban terlebih dahulu didandani dan diarak keliling kampung.

Hal ini terjadi di Silayang Jorong IV Parik Parik Panjang, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam.

Tetua Kampung Silayang Darmansyah mengatakan, pengiring arak-arakan hewan kurban ini akan membawa sejumlah jamba (piring besar yang diisi dengan sejumlah makanan dan hal lainnya yang diperlukan, red).

Biasanya isi jamba adalah nasi kuning, lepat inti, bedak lengkap dengan cermin, sisir, kain, dan wewangian.

"Sampai di lokasi penyembelihan, hewan kurban seperti sapi dan kambing diberi makan, didandani dan dipasangkan kain putih sebagai pakaian, " ucap Darmansyah, Sabtu (1/8/2020) dalam rilisnya.

Menurut Darmansyah alasan, hewan kurban diperlakukan seperti ini adalah sebagai pemaknaan dari bentuk kasih sayang Nabi Ibrahim kepada anaknya Nabi Ismail.

RESMI Dihentikan Basarnas, Sudah 7 Hari Pencarian Sangadi Bakida, Warga Tetap Terus Mencari

“Karena Nabi Ismail anak satu- satunya, tentu kasih sayang ibu dan bapak tercurah kepadanya. Untuk itulah diberi kasih sayang, dengan cara diberi pakaian, diberi bedak dan disisir, " ucap Darmansyah.

Sementara itu, Ninik Mamak Silayang Anto Dt. Basa mengatakan, tradisi tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam yang hingga kini terus dipertahankan.

Menurutnya, perilaku mendandani hewan kurban bermaksud untuk menunjukkan kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan peserta agar hewan yang dikurbankan menjadi bersih.

“Tradisi ini tetap dipertahankan, untuk mengingat kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan nabi,” tuturnya.

Selesai pemotongan bagi yang berkurban disarankan melakukan shalat sunat dua rakaat.

“Hal demikian sebagai bentuk syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan rezeki sepanjang tahun,” jelasnya lagi.

Dalam tradisinya, setelah pemotongan hewan kurban dilakukan, juga dilangsungkan prosesi makan bersama.

“Makan bersama menyiratkan bentuk kebersamaan yang terjalin di antara masyarakat,” sebutnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved