Pengamat Politik Sebut PDIP Harus Hati-Hati Menentukan Calon di Pilkada Boltim, Tomohon dan Manado
Pengamat Politik Sulut Prof Welly Areros menilai perhelatan Politik jelang Pilkada 2020 sudah semakin transparan
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID- Pengamat Politik Sulut Prof Welly Areros menilai perhelatan Politik jelang Pilkada 2020 sudah semakin transparan, tapi masih sulit memprediksi siapa yang terdepan, akibat sulitnya Partai Politik menetapkan calon yang bakal diusul ke Pusat.
Hal ini dihadapi oleh partai PDIP Perjuangan, khususnya menetapkan calon di tiga wilayah Pemilihan yaitu, Manado, Boltim dan Tomohon, walaupun kader-kader yang disiapkan sebagai Kepala Daerah di Pilkada 2020 ini sudah mulai mengerucut tapi masih perlu mencari partai lain untuk berkoalisi.
"Seperti PDIP Boltim, mereka punya 3 kursi di DPRD Boltim tapi belum cukup untuk untuk menentukan siapa yang akan di calonkan, karena harus mencari satu kursi saja sehingga layak mengusung pasangan calon untuk bisa di sampaikan ke Pengurus Pusat, makanya perlu mencari posisi tawar untuk satu kursi saja, ini yang kemudian membuat PDIP Sulit menentukan posisi papan satu dan papan dua untuk kursi Kepala daerah di Boltim," papar Areros kepada Tribun Manado.
Kata dia, bisa saja kemungkinan PDIP hanya mempersiapkan kadernya di papan dua kalau koalisi satu kursi ini berlarut-larut di dapatkan, tetapi kalau mereka bisa mendapatkan calon, maka akan memudahkan mereka menentukan kader untuk posisi yang mana.
"Ini yang kemudian menjadi pembahasan cukup alot di tubuh PDIP Boltim," sebut Areros
Sementara bagi PDIP Kota Tomohon posisi perebutan Kursi Walikota dan Wakil Walikota Tomohon juga harus melalui pertimbangan yang matang mengingat kontestasi politik di Kota Tomohon menjelang Pilkada 2020 di mana partai-partai Politik yang ada sudah jauh-jauh waktu mempersipakan calon mereka sehingga ini juga menjadi permasalahan di tubuh PDIP Kota Tomohon untuk menghitung secara matang dan hati-hati siapa calon Walikota yang nantinya di usung partai untuk di sampaikan ke pusat.
"Sehingga makin alot kalau kita cermati proses menggodok dan mempersiapkan kader-kader terbaik mereka ke Pilkada 2020," jelasnya.
Untuk Kontestasi Pilwako 2020 di Kota Manado, kata Prof Areros juga sama sulitnya dengan posisi di Kota Tomohon dan Boltim.
"Untuk Manado sebagai Ibu Kota Provinsi Sulut menjadi barometer Politik karena pertarungan kursi Walikota dan Wakil walikota bagi PDIP adalah perjuangan yang berat untuk bisa menghantar calon mereka menjadi pemenang," ungkapnya.
Karena untuk Manado tidak ada satu partai pun yang bisa mengklaim bawah mereka bisa menjadi pemenangnya, karena mereka semua mempunyai kekuatan yang merata antara partai besar seperti Nasdem, Demokrat, Golkar, Perindo, PDIP dan partai lainnya.
"Namun, ini juga tergantung dari strategi yang di persiapkan," kata dia.
"Hal-hal itulah yang membuat penentuan calon di tiga daerah bagi PDIP menjadi cukup alot untuk memutuskan siapa bakal calon yang akan di usung untuk Pilwako Manado, Boltim dan Tomohon. Disatu sisi, PDIP sampai saat ini juga masih terus mencari dukungan koalisi yang tepat bagi partainya," tandas Prof Welly Areros. ( Tribunmanado/Mejer Lumatow)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: