Internasional
Pandemi Covid-19 Membuat Beberapa Miliarder Semakin Kaya, Posisi Warren Buffet Tergeser
Musk sekarang menduduki peringkat ketujuh orang terkaya di dunia, berada di depan pendiri perusahaan raksasa teknologi Larry Ellison dan Sergey Brin.
TRIBUNMANADO.CO.ID, NEW YORK - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) beberapa miliarder justru semakin kaya.
Bahkan CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet yang berada di posisi ketiga dalam beberapa tahun terakhir posisinya tergeser.
Salah satu miliarder yang kekayaannya meningkat adalah CEO Tesla Inc, Elon Musk.
Kekayaan Musk naik US$ 6,1 miliar pada hari Jumat (10/7/2020), menurut Bloomberg Billionaires Index, setelah saham produsen mobil itu melonjak 11 persen.
Musk sekarang menduduki peringkat ketujuh orang terkaya di dunia, berada di depan pendiri perusahaan raksasa teknologi Larry Ellison dan Sergey Brin.
Musk yang kini berusia 49 tahun memiliki seperlima dari saham Tesla, penyumbang terbesar nilai kekayaannya yang mencapai US$ 70,5 miliar.
Kepemilikan mayoritasnya dari SpaceX menyumbang sekitar US$15 miliar kekayaan Musk.
Sementara itu, saham produsen mobil listrik ini telah meningkat 269 persen tahun ini.
Dari perusahaan ini, Musk juga mendapatkan gaji sebesar US$ 595 juta, menjadikannya CEO dengan bayaran tertinggi di Amerika Serikat seperti dilansir Bloomberg, Minggu (12/7/2020).
Musk merupakan pengusaha teknologi terbaru yang melampaui Buffett di jajaran para miliarder dunia.
Selain Musk, miliarder lainnya seperti Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft Corp dan co-founder Google Larry Page dan Brin juga telah melompati Buffett.
Dan taipan dari India, Mukesh Ambani juga melampaui kekayaan Buffett minggu lalu.
Manajer mata uang lama, Mike Novogratz, yang sekarang menjalankan investor mata uang digital Galaxy Digital Holdings Ltd, memperingatkan bahwa penilaian perusahaan teknologi terlalu tinggi dan bahwa investor kecil harus keluar dari pasar sebelum jatuh.
"Kita dalam kegembiraan yang tidak rasional, ini adalah gelembung," katanya pada hari Jumat dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg.
Ia melanjutkan, saat ini perekonomian sedang bergerak melambat, dan para trader atau investor tiba-tiba masuk dan keluar pasar selaam selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.