Belajar Online
Lebih dari 300 Siswa SD Tidak Bisa Belajar Online karena Tak Punya Ponsel di Pamulang Tangsel
Hal tersebut menjadi kendala para siswa, bahkan tak hanya itu jaringan internetnya gimana menjadi kendala apa bila lakukan belajar online.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembelajaran online memang manjadi solusi di tengah pandemi Coivd-19.
Namun terkait hal tersebut banya kendala yang di dapati, salah saatunya tidak memiliki ponsel.
Hal tersebut menjadi kendala para siswa, bahkan tak hanya itu jaringan internetnya gimana menjadi kendala apa bila lakukan belajar online.
• Wali Kota Tangerang Ancam Sekolah yang Gelar Belajar Tatap Muka Akan Dicabut Izinnya
• Profil Doni P. Joewono Deputi Gubernur BI yang Dipilih DPR, Lulusan Universitas Sebelas Maret
• Buron Djoko Tjandra Urus e-KTP, Bikin Paspor, Masuk Indonesia Gunakan Surat Jalan, Kok Bisa Lolos?

Metode pembelajaran jarak jauh dengan metode daring atau online ditengah pandemi Covid-19 memang menjadi solusi.
Namun sayangnya tidak semua siswa mampu menjalaninya.
Masih banyak siswa yang tidak memiliki telepon seluler atau Ponsel dan laptop untuk bisa mengakses kegiatan belajar mengajar (KBM) online.
Di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), lebih dari setengah siswanya tidak memiliki Ponsel ataupun aplikasi yang dibutuhkan seperti WhatsApp, Google chrome dan lain-lain.
Rostinah, Kepala Sekolah SDN Pondok Cabe Ilir 02, mengatakan, dari 662 siswanya, 300 lebih di antaranya memiliki kendala terkait HP itu.
"Lebih dari 50% yang keterbatasan. Bukan enggak punya, mungkin satu ponsel satu keluarga, jadi dibawa ibunya kerja. Memang dilematis ya, sekarang anak-anak belajar lewat hp. Kemarin-kemarin anak megang hp kita larang," ujar Rostinah di sekolah, Senin (13/7/2020).
Rostinah menjelaskan, kendala HP, yang menjadi alat utama KBM daring itu, dialami siswa dan orang tua siswa dengan bermacam-macam aduan.
Ada yang satu keluarga hanya ada satu ponsel, itupun dipakai orang tuanya untuk bekerja.
Suaib, guru kelas VI, menceritakan, ada juga orang tua siswa yang memiliki kendala karena HP yang dimiliki bukan smartphone sehingga tidak bisa menggunakan aplikasi yang dibutuhkan.
Suaib pun memberikan solusi dengan cara akan mengunjungi langsung si siswa di rumahnya.
"Semalam ortu nelepon, 'Pak HP saya enggak bisa WA, gimana tugas-tugas anak saya?' Saya cuma bilang jangan terlalu dipikirkan Bu. Karena kan kasihan ortu di rumah bekerja ngurus rumah tangga, sementara anaknya punya kendala belajar. 'Terus gimana solusinya?' entar saya datang ke rumah. Nanti tugas saya rangkum seminggu, nanti saya datang ke rumah," papar Suaib.
Selain secara online, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel memang mencanangkan program home visit atau kunjungan langsung ke rumah siswa.