NEWS
Kisah Pertempuran KKB Timor Timur dengan Prajurit ABRI, Korban Berjatuhan, Berakhir Kocar-kacir
Tahun 1983, pertempuran antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Timor Timur dengan prajurit ABRI, pernah terjadi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tahun 1983, pertempuran antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Timor Timur dengan prajurit ABRI, pernah terjadi.
Dilansir dari SOSOK.id dalam artikel 'Sengit! Kisah Pertempuran Marinir Indonesia Menyapu Habis Kombatan Timor Timur : Maju Terus!', kronologinya berawal saat pasukan dari Yonif Linud 501 berangkat dari markasnya menuju Baucau, Timor-Timur pada bulan Maret 1983.
Yonif Linud 501 saat itu dipimpin oleh Letkol Inf Sujana.
Misi mereka ialah mengadakan kontak damai dengan para KKB Timor Timur.
Pada 9 Maret 1984, Wakil Komandan Batalyon Mayor Inf Wibisono memerintahkan Serda Trilis untuk menjemput dan mengawal Panglima ABRI Benny Moerdani dalam rangka kunjungan di Timtim.
Serda Tilis beserta 8 personel Yonif Linud 501 bergerak menuju distrik Viqueque menggunakan 4 kendaraan Land Rover untuk menjemput Benny Moerdani.
Jangan bayangkan perjalanan tersebut akan melewati jalan-jalan mulus.
Di Timtim, jalan-jalan beraspal hanya ada di kota-kota besar macam Baucau dan Dili.
Benar saja pukul 02.30 WIT salah satu kendaraan Land Rover Yonif 501 mogok di tengah hutan rimba.
Untungnya mobil dapat diperbaiki dan bisa melanjutkan perjalanan.
Setelah dua jam melanjutkan perjalanan, pada pukul 04.30 WIT 10 Maret 1984, kesembilan personel Yonif Linud 501 dihadang ratusan KKB Timor Timur Fretilin di gunung Baunoraq.
KKB Timor Timur langsung menghujani keempat kendaraan Land Rover dengan tembakan gencar
Belum sempat memberikan perlawanan, Serda Tilis sebagai pimpinan para personel Yonif Linud 501 tertembak lengan kanannya.
Ia tewas saat itu juga.
Mengetahui hal ini kedelapan personel Yonif Linud langsung keluar mobil sambil berlindung dan membalas tembakan milisi Fretilin.
Satu lagi personel Yonif Linud 501, Pratu Imam terkena tembakan dan meregang nyawa.
Sadar kalah jumlah, sisa personel Yonif Linud 501 yang tinggal tujuh orang tetap nekat bertahan dari serangan Fretilin menggunakan rifle SS-1.
Bagai neraka dunia, ketujuh personil Yonif Linud 501 itu dihujani tembakan dari segala arah.
Tahu lawannya terdesak, ratusan milisi KKB Timor Timur meneriakkan "Apanca Maubere!" yang berarti "maju terus" untuk segera menghabisi sisa personel Yonif Linud 501.
Antara hidup dan mati, tujuh personel Yonif Linud 501 berusaha menahan serangan Fretilin.
Milisi Fretilin semakin dekat, namun ketika jarak antara mereka tinggal 10 meter lagi datang bala bantuan.
Sebuah helikopter dan tembakan mortir yang berasal dari pasukan Marinir Indonesia menyalak menerjang posisi musuh.
Bantuan dadakan itu membuat Fretilin kocar-kacir karena maju tanpa perlindungan sama sekali.
Tembakan mortir Marinir kemudian menghantam kelompok milisi Fretilin.
Tanpa basa-basi, para personel Marinir langsung memberi serangan tak kalah gencar dan melibas para milisi gerakan pengacau keamanan tersebut.
Hasilnya banyak milisi yang tewas dan akhirnya melarikan diri.
Pukul 12.00 WIT situasi kembali normal aman terkendali.
Setelah melakukan pengecekan diketahui 3 personel Yonif Linud 501 gugur, 2 orang terluka dan 4 lainnya selamat.
Kesembilan anggota 501 kemudian dievakuasi memakai helikopter menuju lapangan embarkasi di Kelikai.
Personel 501 yang selamat lantas dimintai keterangan oleh Pasi-1 Yonif Linud 501 Kapten Inf Suryo tentang bagaimana rincian penghadangan tersebut.
Melansir dari Wikipedia, Fretilin merupakan singkatan dari Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente yang dalam bahasa Portugis adalah sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.
Pada awalnya, Fretilin bernama Associação Social Democrática Timorense (ASDT).
Setelah Timor Timur mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia, Fretilin menjadi salah satu partai politik yang berusaha mendapatkan kuasa dalam sistem multi-partai.
Pemimpin penting Fretilin adalah José Ramos Horta, yang pada Desember 1996 berbagi Penghargaan.
Perdamaian Nobel dengan kawan senegaranya, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo.
Duel Sengit Pimpinan KKB Kalimantan Melawan Hendropriyono
Aksi KKB yang tak kalah menegangkan juga pernah terjadi di Kalimantan.
Jenderal TNI (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono pernah melakukan duel sengit melawan pimpinan KKB Kalimantan.
Hendropriyono saat itu hanya menggunakan pisau komando, dan bahkan jari-jarinya hampir putus saat melawan pimpinan KKB Kalimantan itu.
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin', Hendropriyono saat itu berduel melawan pimpinan KKB Kalimantan PGRS/Paraku yang bernama Ah San.
Sekadar informasi, PGRS dan Paraku merupakan KKB Kalimantan yang awalnya adalah pasukan bentukan TNI di masa konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966).
Saat presiden Soeharto berkuasa, PGRS dan Paraku diminta untuk meletakkan senjata karena Indonesia memutuskan berdamai dengan Malaysia.
Karena PGRS tidak menyerah, maka terpaksa TNI melakukan penumpasan.
Mulai saat itulah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) menugaskan Hendropriyono dan pasukannya untuk memburu KKB Kalimantan PGRS dan Paraku.
Duel berdarah berawal saat informasi tentang Ah San bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.
Siat Moy mau membantu Kopassandha dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka, Hendropriyono pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendropriyono yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.
Rencananya operasi penyerbuan akan dilakukan pukul 04.00, keesokan harinya.
Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendro juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.
Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.
Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.
Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Membawah memastikan Ah San ada di pondok.
Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.
Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.
Hendropriyonomeneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendropriyono.
Hendropriyono berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."
Tapi Ah San enggan menyerah.
Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok.
Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.
"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Kini Hendropriyono tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.
Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendropriyono, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.
Hendropriyono takut Ah San keburu menusuknya. Hendropriyono lalu melompat dan menendang dada Ah San.
Berhasil, tetapi sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendropriyono hingga sampai tulang.
Darah langsung mengucur
Ah San kemudian berusaha menusuk dada kiri Hendropriyono. Hendropriyono berusaha menangkis dengan tangan.
Akibatnya, lengannya pun terluka parah dan jari-jari kanannya nyaris putus.
Dan celakanya, pistol di pinggang belakang Hendropriyono melorot masuk ke dalam celananya.
Butuh perjuangan baginya untuk meraih pistol itu dengan jari-jari yang nyaris putus.
Akhirnya Hendropriyono berhasil meraihnya dan menembak Ah San dua kali.
Tapi hanya sekali pistol meletus, satunya lagi macet.
Pistol segera jatuh karena Hendro tak mampu lagi memegangnya.
Peluru itu mengenai perut Ah San sehingga membuatnya limbung
Hendro yang juga kehabisan tenaga langsung membantingnya dan menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.(Seto Ajinugroho/Putra Dewangga/Sosok.id/Surya.co.id)
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
• Cinta Penelope Melawan Kanker, Ya Allah, Cinta Itu Sudah Jalan Allah Enggak Bisa Dipaksakan
• Tiga Pesan Utama Presiden Jokowi, Pasca Kasus Virus Corona di Indonesia Meningkat
• Sosok Muchdi Pr, Lengserkan Tommy Soeharto, Mantan Danjen Kopassus, Teman Prabowo, Dukung Jokowi
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ratusan KKB Timor Timur Serang Habis-habisan Prajurit ABRI, Korban Berjatuhan, Endingnya Kocar-kacir