NEWS
Kisah Pertempuran KKB Timor Timur dengan Prajurit ABRI, Korban Berjatuhan, Berakhir Kocar-kacir
Tahun 1983, pertempuran antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Timor Timur dengan prajurit ABRI, pernah terjadi.
Siat Moy mau membantu Kopassandha dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka, Hendropriyono pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendropriyono yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.
Rencananya operasi penyerbuan akan dilakukan pukul 04.00, keesokan harinya.
Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendro juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.
Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.
Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.
Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Membawah memastikan Ah San ada di pondok.
Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.
Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.
Hendropriyonomeneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendropriyono.
Hendropriyono berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."
Tapi Ah San enggan menyerah.
Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok.
Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.
"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Kini Hendropriyono tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.
Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendropriyono, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.
Hendropriyono takut Ah San keburu menusuknya. Hendropriyono lalu melompat dan menendang dada Ah San.
Berhasil, tetapi sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendropriyono hingga sampai tulang.
Darah langsung mengucur
Ah San kemudian berusaha menusuk dada kiri Hendropriyono. Hendropriyono berusaha menangkis dengan tangan.
Akibatnya, lengannya pun terluka parah dan jari-jari kanannya nyaris putus.
Dan celakanya, pistol di pinggang belakang Hendropriyono melorot masuk ke dalam celananya.
Butuh perjuangan baginya untuk meraih pistol itu dengan jari-jari yang nyaris putus.
Akhirnya Hendropriyono berhasil meraihnya dan menembak Ah San dua kali.
Tapi hanya sekali pistol meletus, satunya lagi macet.
Pistol segera jatuh karena Hendro tak mampu lagi memegangnya.
Peluru itu mengenai perut Ah San sehingga membuatnya limbung
Hendro yang juga kehabisan tenaga langsung membantingnya dan menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.(Seto Ajinugroho/Putra Dewangga/Sosok.id/Surya.co.id)
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
• Cinta Penelope Melawan Kanker, Ya Allah, Cinta Itu Sudah Jalan Allah Enggak Bisa Dipaksakan
• Tiga Pesan Utama Presiden Jokowi, Pasca Kasus Virus Corona di Indonesia Meningkat
• Sosok Muchdi Pr, Lengserkan Tommy Soeharto, Mantan Danjen Kopassus, Teman Prabowo, Dukung Jokowi
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ratusan KKB Timor Timur Serang Habis-habisan Prajurit ABRI, Korban Berjatuhan, Endingnya Kocar-kacir