NEWS
Kisah Pertempuran KKB Timor Timur dengan Prajurit ABRI, Korban Berjatuhan, Berakhir Kocar-kacir
Tahun 1983, pertempuran antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Timor Timur dengan prajurit ABRI, pernah terjadi.
Melansir dari Wikipedia, Fretilin merupakan singkatan dari Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente yang dalam bahasa Portugis adalah sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.
Pada awalnya, Fretilin bernama Associação Social Democrática Timorense (ASDT).
Setelah Timor Timur mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia, Fretilin menjadi salah satu partai politik yang berusaha mendapatkan kuasa dalam sistem multi-partai.
Pemimpin penting Fretilin adalah José Ramos Horta, yang pada Desember 1996 berbagi Penghargaan.
Perdamaian Nobel dengan kawan senegaranya, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo.
Duel Sengit Pimpinan KKB Kalimantan Melawan Hendropriyono
Aksi KKB yang tak kalah menegangkan juga pernah terjadi di Kalimantan.
Jenderal TNI (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono pernah melakukan duel sengit melawan pimpinan KKB Kalimantan.
Hendropriyono saat itu hanya menggunakan pisau komando, dan bahkan jari-jarinya hampir putus saat melawan pimpinan KKB Kalimantan itu.
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin', Hendropriyono saat itu berduel melawan pimpinan KKB Kalimantan PGRS/Paraku yang bernama Ah San.
Sekadar informasi, PGRS dan Paraku merupakan KKB Kalimantan yang awalnya adalah pasukan bentukan TNI di masa konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966).
Saat presiden Soeharto berkuasa, PGRS dan Paraku diminta untuk meletakkan senjata karena Indonesia memutuskan berdamai dengan Malaysia.
Karena PGRS tidak menyerah, maka terpaksa TNI melakukan penumpasan.
Mulai saat itulah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) menugaskan Hendropriyono dan pasukannya untuk memburu KKB Kalimantan PGRS dan Paraku.
Duel berdarah berawal saat informasi tentang Ah San bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.