Kotamobagu
Anggota DPRD: Anggaran Rapih Test Pemborosan, Lebih Baik Pemkot Kotamobagu Beli Beras
Ketua Komisi I DPRD Kotamobagu, Agus Suprijanta meminta Pemerintah Kota Kotamobagu untuk memikirkan kembali soal penggunaan anggran COVID-19
Penulis: Alpen_Martinus | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID,KOTAMOBAGU- Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu, Agus Suprijanta meminta Pemerintah Kota Kotamobagu untuk memikirkan kembali soal penggunaan anggaran Covid 19, khususnya untuk rapid test.
Ia beranggapan, bahwa rapid test yang dilakukan selama ini hanyalah sebuah pemborosan.
Hal tersebut ia katakan, berdasarkan analisisnya yang dilakukannya.
Menurutnya hingga saat ini, rapid test sudah dilakukan terhadap sekitar 1.202 orang. Jika harga satu alat rapid test Rp 247.500, maka total anggaran yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 297.495.000.
"Nah rencana pemerintah melakukan rapid test terhadap 10 persen dari total jumlah penduduk Kotamobagu," jelas ketua DPC Hanura Kotamobagu ini, Minggu (5/7/2020).
Itu artinya, sekarang total penduduk Kotamobagu mencapai 123.080 jiwa atau 10 persennya mencapai 12.380 jiwa. Kalau dikalikan dengan harga rapid test, mencapai Rp 3,64 miliar.
"Saya tidak melarang, tapi minta pemerintah mempertimbangkan kembali," jelasnya.
Alangkah baiknya menurut dia, anggaran tersebut dibelikan beras, dan dibagikan merata kepada masyarakat.
"Jangan mengacu pada data Dinsos, karena tidak valid," jelasnya.
Kemudian menurutnya, ada baiknya jika rapid test dilakukan kepada orang sakit saja.
"Kalau turun ke pasar seperti lalu, itu dampaknya tidak terasa, apalagi rencananya cuma sepuluh persen, apa pengaruhnya, apa itu menjamin? dan apakah anggaran kita sebanyak itu?"jelas dia.
Sementara itu, dr Tanty Korompot juru bicara tim Gugus Tugas Covid 19 Kotamobagu mengatakan, bahwa rapid test yang dilakukan bukan pemborosan anggaran.
"Sebab kalau kalau kita bandingkan dengan biaya, jika langsung swab itu luar biasa anggarannya," jelasnya.
Memang menurut dia, tingkat keakuratannya 30 persen, kalau yang dites sebelum tujuh hari terinfeksi.
"Kita tidak akan tahu kapan pasien terinfeksi. Sehingga ketika ada reaktif dan diswab postif berarti positif," jelasnya.