Flu Babi
Virus Baru China Punya Ciri-ciri Pandemi Flu 1918, Virus yang Tewaskan 30 hingga 50 Juta Orang
Menurut Anthony Fauci, jenis flu baru yang muncul di China itu punya karateristik virus H1N1 2009 dan pandemi flu 1918.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di tengah peperangan melawan pandemi Covid-19, virus Flu baru kini muncul di China.
Pada Selasa (30/6/2020) lalu, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat (AS), Anthony Fauci memaparkan ciri-ciri virus flu babi baru yang muncul di China.
Kabar mengejutkan datang dari Anthony Fauci, Menurutnya jenis flu baru yang muncul di China itu punya karateristik virus H1N1 2009 dan pandemi flu 1918.
Dikutip dari CNBC, virus baru yang dinamai para ilmuwan sebagai 'G4 EA H1N1' belum terbukti menginfeksi manusia.
Namun patogen tersebut menunjukkan kemampuan reassortment.
Reassortment merupakan pencampuran bahan genetik suatu spesies ke dalam kombinasi baru pada individu yang berbeda.

Reassortment bertanggung jawab atas beberapa perubahan genetik utama dalam sejarah virus influenza.
Pandemi flu 1957 dan 1968 disebabkan reassortment antara virus unggas dan manusia.
Sedangkan virus H1N1 punya campuran dari genetik flu babi, unggas, dan influenza manusia.
"Dengan kata lain, ketika Anda mendapatkan virus baru yang ternyata merupakan virus pandemi, itu karena mutasi dan atau reassortment atau pertukaran gen," jelas Fauci di depan anggota parlemen.
"Dan mereka melihat virus pada babi, pada babi sekarang, yang memiliki karakteristik H1N1 2009, dari yang asli 1918, yang mana banyak dari virus flu kita memiliki sisa-sisa di dalamnya, serta segmen dari host lain, seperti babi," tambahnya.
Flu babi H1N1 dan pandemi flu 1918 dianggap pandemi yang mematikan dan telah menyebar di seluruh dunia.
Tidak sedikit korban jiwa yang terbunuh oleh virus ini.
Flu babi H1N1 pertama kali muncul di Meksiko pada April 2009.
Di sana wabah ini menginfeksi 60,8 juta orang di Amerika Serikat dan 700 juta orang di seluruh dunia.

Diperkirakan ada 151.700 hingga 575.400 orang yang meninggal akibat virus ini di dunia, berdasar data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Kini pandemi ini dilihat sebagai salah satu dari berbagai virus flu musiman.
Sementara itu pandemi flu 1918 sering dibandingkan Fauci dengan Covid-19 yang mewabah saat ini.
Virus ini diperkirakan telah menewaskan antara 30 juta hingga 50 juta orang, menurut data CDC.
Sebagai perbandingannya, ada lebih dari 20 juta orang tewas dalam Perang Dunia I.
Lalu baru-baru ini muncul lagi virus baru yang dibawa oleh babi.
Virus jenis baru ini menyebar di peternakan babi di China dan berpotensi menjadi pandemi.
"Kemungkinan Anda mungkin memiliki wabah flu babi tipe lain seperti yang kita alami pada tahun 2009," ujar Fauci.
"Itu adalah sesuatu yang masih dalam tahap pemeriksaan," katanya.

Lebih lanjut, Fauci menghimbau agar tetap tenang namun selalu memperhatikan perkembangannya, sebagaimana saat munculnya H1N1 2009 silam.
Di saat yang sama, virus corona di AS belum memperlihatkan penurunan kasus infeksi.
Bahkan 40 negara bagian mengalami peningkatan 5 persen kasus baru dalam 7 hari.
Otoritas kesehatan AS dan dokter mengkritik kurangnya respon pemerintahan Trump terhadap pandemi ini.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Donald Trump meremehkan virus dengan mengatakan AS mendekati akhir pandemi.
Pernyataan ini bertentangan dengan para ahli dalam pemerintahannya sendiri. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Epidemiologi Top AS Sebut Virus Baru China Punya Ciri-ciri Flu Babi 2009 dan Flu 1918, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/07/02/ahli-epidemiologi-top-as-sebut-virus-baru-china-punya-ciri-ciri-flu-babi-2009-dan-flu-1918?