Putra Hendropriyono Diusulkan Masuk Kabinet: 11 Kementerian Disorot Jokowi
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk Presiden Joko Widodo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Juru Bicara PKPI Sonny Tulung saat disinggung apakah menyodorkan Ketua Umumnya Diaz Hendropriyono, Sonny menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif dalam penentuan susunan kabinet.
• Panglima TNI Bawa Kue Ultah untuk Kapolri: Puan Beri Nasi Tumpeng
"Siapapun yang pak Jokowi pilih, kami dukung siapapun itu. Itu sepenuhnya hak pak Jokowi, kalau ketua umum kami terpilih, tentu sangat senang karena mas Diaz punya pengalaman organisasi yang bagus, karakter bagus, dan pendidikannya juga bagus," tutur Sonny saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (1/7/).
Diaz bernama lengkap,Diaz Faisal Malik Hendropriyono. Selain sebagai Ketum PKPI, saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden. Diaz adalah anak ketiga, Hendropriyono.
Dijelaskan, ancaman reshuffle yang disampaikan Presiden Jokowi kepada jajaran menterinya, sebagai luapan kejengkelan yang wajar dari seorang pemimpin. "Karena kalau kita lihat ada survei kepuasan dari masyarakat terhadap Pak Jokowi, walaupun tidak signifikan tapi menunjukkan penurunan," kata Sonny.
Sonny menilai, Jokowi yang sudah dua periode menjadi presiden dan sudah tidak dapat mengikuti kontestasi Pilpres 2024, maka dalam bahasa sinetronnya sedang kejar tangan. "Jadi harus betul-betul dipikirkan, kalau emang harus diganti, PKPI berpikir ini saat yang tepat untuk reshuffle beberapa menteri. Tentu tidak etis menteri yang mana, Pak Jokowi lebih tau lah," sambung Sonny.
Menurut Sonny, Presiden Jokowi saat ini membutuhkan pembantu yang memiliki pemikiran kreatif dan di luar dari biasanya dalam menghadapi pandemi Covid-19. "Kalau dari PKPI dikasih kriteria, kalau bisa dari tokoh muda yang energik, punya pengalaman organisasi, rekam jejaknya bagus. Anak muda kan ada terobosan, dibutuhkan figur yang berpikir out of the box secara kreatif mengatasi ini (Covid-19)," kata dia.
• Man City vs Liverpool: Masih Lapar, Masih Sangar
Tiga hari lalu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan ketidaknyamanannya saat disinggung isu reshuffle kabinet saat mengikuti rapat tingkat I dengan DPR RI. Pernyataan itu dilontarkan Tito Karnavian karena isu reshuffle kabinet belakangan ramai diperbincangkan setelah Presiden Jokowi menyampaikan kekecewaannya.
Di sela-sela rapat, orang nomor satu di Kemendagri itu sempat menyinggung soal isu reshuffle kabinet karena mendengar ada yang mengatakan bahwa dirinya lebih mengutamakan rapat di DPR ketimbang rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi. Tito merasa perlu meluruskan itu dan menyatakan bahwa kehadirannya di rapat di DPR berdasarkan instruksi Presiden dan telah minta izin."Ini saya sudah meminta izin," ujar Tito saat itu.
Dari informasi yang dihimpun, ada beberapa kementerian yang menjadi sorotan Presiden Jokowi. Informasi lain menyebut ada 11 pos kementerian yang menjadi perhatian khusus presiden. Meski tidak diungkap kementerian yang dimaksud, presiden beberapa waktu lalu secara terbuka akan melakukan perombakan kabinet.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja.Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi tampak meluapkan kemarahannya kepada para menteri di Sidang Kabinet Paripurna, yang digelar di Istana Negara, Kamis (18/6) lalu.
Video kemarahan presiden tersebut kemudian sampai pada publik setelah dipublikasikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6).Jokowi kemudian menyinggung perihal penyerapan anggaran kementerian.
Satu di antaranya yaitu terkait anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan sekitar Rp 75 triliun, namun baru cair sebesar 1,53 persen.Selain itu, Jokowi juga menyebutkan bahwa penyaluran bantuan sosial serta stimulus UMKM yang belum optimal.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi.
"Asal untuk rakyat, asal untuk negara. Saya pertaruhkan reputasi politik saya," tegas Jokowi.
• AS Borong Remdesivir Obat Covid-19: Tiap Paket Dibandrol Rp 45 Juta
Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menyebut, Presiden Jokowi telah berulang kali memperingatkan para menterinya untuk bekerja lebih keras di masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini.