News
Tuntut Transparansi dari Yayasan, Rektor Uniba Lakukan Aksi Lepas Baju dan Mengundurkan Diri
Aksi buka baju dari Rektor Universitas Islam Batik, Solo Pramono Hadi, menjadi sorotan, Selasa (20/6/2020).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi buka baju dari Rektor Universitas Islam Batik, Solo Pramono Hadi, menjadi sorotan, Selasa (20/6/2020).
Diketahui hal tersebut Ia lakukan sebagai simbol dari pengunduran dirinya.
Ternyata dibalik aksi tersebut untuk menuntut transparansi pengelolaan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik.
• Jangan Minta Kantong Plastik, Mulai Hari Ini Biasakan Bawa Kantong Belanjaan dari Rumah, Kenapa?
• Dampak Klaim Sana-sini Tiongkok, Natuna Jadi Garis Terdepan Wilayah Indonesia di Laut China Selatan
• Sarwendah Sampai Cek CCTV, Ruben Onsu Kaget Ternyata Betrand Senyum-senyum karena Lihat Video Ini
Rektor Universitas Islam Batik (UNIBA) Solo Pramono Hadi melepaskan baju batik cokelat yang ia kenakan sebagai simbol pengunduran dirinya dari jabatan rektor pada Selasa (20/6/2020).
Hari itu, Pramono menemui massa dan bergabung di aksi damai yang digelar di halaman kampus UNIBA Solo.
"Saya menyatakan mundur hari ini. Mohon nanti ada tanda tangannya supaya semuanya jelas secara legal formalnya.
Juga disaksikan alumni, mahasiswa, dosen dan juga karyawan," kata Pramono dalam orasinya, Selasa.
Aksi tersebut menuntut transparansi pengelolaan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik yang sudah terjadi sejak tahun 2018 lalu.
"Sampai 2020 ini mahasiswa menyatakan sikap ternyata yang menjadi sumber permasalahannya adalah yayasan.
Bukan di rektorat, ataupun juga yang lain," kata dia.
"Kenapa bisa seperti itu? Unit yang lain diintervensi dari yayasan.
Sehingga kami tidak bisa menjalankan sebagaimana fungsinya sesuai dengan aturan, tata kelola yang ada," sambung Pramono.
Tak hanya Pramono yang mengundurkan diri. Ia mengatakan wakil rektor A dan wakil rektor B juga menyatakan mundur dari jabatannya.
Ia menyebut aksi hari itu puncak dari tuntutan yang dilayangkan semua pihak mulai dari mahasiswa, alumni, dosen, karyawan hingga pimpinan.
"Dan hari ini pun saya Rektor UNIBA bersama WR (wakil rektor) A dan WR B menyatakan sikap bahwa kami mundur sebagai langkah etika rektorat bahwa tata kelola telah gagal. Rektorat menyatakan mundur mulai hari ini," ungkap dia.
Tuntut transparansi yayasan
Di hadapan massa, Pramono berjanji akan memperjuangan tuntutan massa terkait transparanasi anggaran, membebaskan yayasan dari KKN, dan mengembalikan aturan serta menghapus intervensi pada unit.
Salah satu intervensi yang dilakukan yayasan, menurut Pramono terlihat dalam pembuatan rancagan anggaran belanja (RAB) 2020.
"Itu formatnya harusnya 2019 sesuai kesepakatan kita. Ternyata diubah ke format 2020. Dan ditandatangani oleh yayasan.
Di situ penegakan RAB tidak ada," jelas dia.
"Intervensi itu sangat kelihatan bahwa kita di lembaga itu tidak punya daya memutuskan.
Kami hanya punya daya usul. Semua diputuskan oleh yayasan.
Sehingga pemandulan fungsi sebagaimana statuta kita terapkan," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Muhammad Arief Oksya, koordinator lapangan aksi tersebut.
Ia mengatakan saat ini yayasan tidak pernah memberikan dukungan anggaran untuk kegiatan mahasiswa.
"Jadi sistemnya katanya minta langsung. Diterima atau ditolak.
Kalau dulu kita mengajukan proposal anggaran pasti keluar karena sudah ada anggarannya. Kalau ini tidak ada rapat anggaran," ungkapnya.
Arief juga mengatakan sejak Januari 2020 hingga sekarang, tidak ada pelantikan BEM dan organisasi mahasiswa lainnya.
"Makanya ada keanehan. Jadi tuntutan yang 2018 itu kita ungkap lagi di 2020," terang dia.
Saat aksi, massa sempat membakar ban. Mereka juga memasang spanduk di tembok bangunan kampus yang terletak di Jalan Agus Salim, Kecamatan Laweyan, Solo.
Spanduk tersebut bertulis "Civitas Akademika Bersatu Meruntuhkan Kezaliman", "Hentikan Liberalisasi dan Komersialisasi Pendidikan oleh Yayasan", dan sebagainya.
Aksi massa tersebut diikuti oleh mahasiswa, dosen, karyawan hingga alumni Uniba Solo.
• Jangan Minta Kantong Plastik, Mulai Hari Ini Biasakan Bawa Kantong Belanjaan dari Rumah, Kenapa?
• Dampak Klaim Sana-sini Tiongkok, Natuna Jadi Garis Terdepan Wilayah Indonesia di Laut China Selatan
• Setelah Diperiksa Polisi, Dalam Tas Pembakar Mobil Via Vallen Ada Boneka Kecil yang Mirip Jenglot
(Penulis: Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lepas Baju dan Mengundurkan Diri dari Jabatan, Rektor Uniba Solo Tuntut Transparansi Yayasan"