Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulut

Golkar-Nasdem Bahas Koalisi Tetty Paruntu dan Elly Lasut di Pilkada 2020

Pasalnya ada dua kandidat yang bakal maju di Pilkada Sulut 2020, yakni Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dan Elly Engelbert Lasut (E2L).

Penulis: Hesly Marentek | Editor:
Kolase Tribun Manado/Foto: Istimewa
Pasangan calon (Paslon) Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dan Elly Engelbert Lasut (E2L) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO--Pertarungan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara tampaknya bakal seru.

PDI-P yang kembali mengusung Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (OD-SK) pada Pilkada 2020, akan mendapat lawan berat kali ini.

Pasalnya ada dua kandidat yang bakal maju di Pilkada Sulut 2020, yakni Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dan Elly Engelbert Lasut (E2L).

Terdengar kedua bupati ini, bakal dipasangkan dan diusung Golkar dan Nasdem.

Ketua Tim Penjaringan DPW Partai NasDem Sulut Moktar Parapaga mengatakan, tak menampik isu tersebut. Sebab kedua figur ini masih sementara pembahasan.

"Belum masih sementara di bahas," kata Parapaga saat dihubungi via pesan singkat whatsapp, Jumat (26/6/2020) malam.

Terkait siapa yang bakal dipasang menjadi calon gubernur maupun wakil gubernur,belum bisa dipastikan, karena masih dibahas. Kemungkinan Agustus.

Pengamat Politik Josef Kairupan menilai, Golkar memang harus berkoalisi jika akan mengusung calon di pilkada sulut karena perolehan suara legislatif tidak memenuhi syarat mengusung calon sendiri.

"Memang ada konsekuensi nya jika berkoalisi, yaitu pasangan calon tidak bisa dua-duanya dari golkar dan pencapaian sasaran, tujuan, visi, misi partai golkar tidak akan semulus jika calon kedua²nya dari satu kader partai yang sama," kata Kairupan

Untuk itu, jika memang harus dipasangkan dengan E2L menurut Akademisi Unsrat ini, ada kelebihan tersendiri.

Di mana histori E2L secara 'de yure' adalah Golkar, walaupun secara 'de facto' nya sekarang E2L bukan lagi kader partai Golkar.

"Dari sisi popularitas CEP dan E2L sudah mempunyai nilai baik siapa masyarakat sulut yang tidak kenal CEP dan E2L? Selanjutnya dari sisi Aksepbilitas keduanya mempunyai kelebihannya masing², dan dari sisi elektabilitas, keduanya teruji telah memiliki konstituen yang jelas. Minimal di daerah kabupaten dimana mereka memimpin saat ini," nilainya.

Sementara perihal kekuatan masing-masing calon, CEP adalah seorang pemimpin yang telah memimpin Minsel 2 periode dan hampir menyelesaikan kepemimpinannya tanpa mengalami hambatan yg berarti.

"Ini dapat diasumsikan bahwa CEP memiliki kinerja yang baik, serta posisi beliau sebagai seorang srikandi, dan ketua partai Golkar Sulut, telah sejak lama memperkenalkan dirinya sebagai bakal calon Gubernur sulut, hal ini menjadi nilai lebih bagi CEP," akuhnya.

Sedangkan E2L lanjut Akademisi Unsrat ini melanjutkan adalah seorang 'experience man' yg mana sejarah pernah mencatat sebagai Bupati Talaud, juga calon Gubernur, dan saat ini kembali dipercayakan rakyat memimpin Talaud.

Sehingga menurutnya akan menjadi perdebatan menarik ketika diantara kedua figur ini akan dipasangkan sebagai pasangan calon gub 2020 ini.

"Disatu sisi CEP sebagai Ketua Golkar Sulut, dan telah sejak lama memperkenalkan dirinya sebagai bakal calon gub tentunya lebih mendominasi untuk menjadi papan satu. Namun disisi lain E2L sebagai figur yg pernah menjadi calon Gubuernur di tahun 2010 juga lebih layak sebagai papan satu," terangnya.

Sedangkan alasan lain, Golkar mempunyai kursi yang lebih sedikit dibandingkan Nasdem untuk Sulut, namjn Golkar tampaknya akan bersikeras mempertahankan kadernya sebagai posisi papan satu.

"Hal yg menarik juga adalah tingkat penerimaan aksepbilitas di masyarakat, bahwa CEP dan E2L diinginkan sebagai papan satu, sehingga apabila E2L disandingkan sebagai sebagai papan 2 berpasangan dgn CEP tentunya hal ini dapat diprediksi akan menimbulkan resistensi dikalangan pemilih, begitu pula sebaliknya," tukas Kairupan.

Ditambahkan Kairupan berdasarkan survei bulan maret dari pusat studi pemerintahan dan sosial politik, nilai elektabilitas keduanya mempunyai nilai lebih, tetapi sebagai calon papan satu

"Namun jika memang harus menjadi koalisi siapapun yang dipasangkan sebagai papan satu maupun papan dua, akan tetap memberikan nilai lebih, walaupun ada resistensi, tapi sifatnya hanya sementara sebagai respon terhadap pasangan yang ditetapkan tersebut," tandasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved