Berita Bitung
Massa Teriak Minta Bangun Jembatan di Daerah Ini
Sejumlah warga Kelurahan Manembo-Nembo Atas di perum Panorama Indah dan Perum Meita Griya Indah 2, mendatangi kantor DPRD Bitung
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sejumlah warga Kelurahan Manembo-Nembo Atas di perum Panorama Indah dan Perum Meita Griya Indah 2, mendatangi kantor DPRD Bitung di jalan RE Martadinata Bitung, Selasa (23/6/2020).
Di saat bersamaan di ruang rapat lantai 2 Gedung C DPRD Bitung sekitar lima orang perwakilan warga, tengah mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPRD Bitung dengan pihak terkait.
Dalam rangka menindak lanjuti aspirasi dari masyarakat atas mengenai pemutusan jalan dua sudara dari kantor Polsek Matuari) ke arah Perum Meyta Dua dan Perum Panorama dan sekitarnya yang merupakan akibat dari pembangunan jalan tol, di mana masyarakat berkeinginan untuk dibangun jembatan penghubung.
"Torang mo minta jembatan pak di Manembo-Nembo Atas, jembatan bukan doi, tidak cari doi, torang pe ekonomi putus, belum lagi anak-anak ke sekolah jauh berputar. Kalau kecelakaan siapa yang mau tanggung jawab. Kami meminta jembatan bukan menghalangi pembangunan jalan tol," koar warga di depan pintu masuk ruang rapat.
• BREAKING NEWS: Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Bolsel, Petugas KPU Lari Keluar Kantor
Sambil membawa karton putih dan spanduk bertuliskan tuntutan mereka, warga mendegarkan dari luar jalannya rapat yang dihadiri perwakilan. Dari luar sesekali mereka menyambung percakapan dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi III Vivi Ganap dari Fraksi PDI Perjuangan.
Warga berkoar menuntut agar dibangun jembatan sebagai akses jalan mereka, karena akses jalan utama yang ada saat ini sudah terkena pembangunan jalan Tol Manado-Bitung.
Jalan itu adalah akses warga untuk beraktifitas ke luar rumah.
"Kami minta jembatan supaya kalau mau ke mana-mana lancar, karena akses jalan saat ini sudah putus. Ini kami minta kepada pemerintah dan bukan menghalangi jalan tol," koar massa.
• Penyaluran BLT Dandes di Minsel Sudah Tahap Ketiga, Ada 15.499 KPM yang Tercover
Jalannya rapat yang dihadiri lima orang pimpinan dan anggota komisi III dari total 9 orang, kepala Dinas PUPR Kota Bitung Rudi Tenok, perwakilan Dinas Perkim, camat Matuari dan Lurah Manembo-Nembo Atas.
Perwakilan warga Arnol Hiborang mengatakan, dengan kondisi sekarang coast warga untuk menggunakan jasa angkutan kota naik. Biasanya sekali jalan dari Terminal Tangkoko ke Manembo-Nembo Atas dari Rp 5 ribu menjadi jadi 7 ribu.
"Kalau tidak seperti itu hanya sampai turun di TK Pembina, sehingga harus naik ojek lagi ke rumah," jelas Arnol.
Arnol juga mengungkap sejumlah warga sempat diimingi uang Rp 25 juta, dengan modus tawarkan selembar kertas berisi bantuan sembako bagi warga terdampak Covid-19 dan harus ditandatangani.
• Ini Daftar 10 Daerah dengan UMK tertinggi di Indonesia, DKI Jakarta Peringkat 4
Ironisnya hal itu dilakukan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dan kondisi. Namun belakangan diketahui kertas yang nantinya di tanda tangani warga diatas materai sebagai persetujuan bahwa warga sudah setuju dengan pengerjaan jalan Tol Manado-Bitung.
Amon Maamina mewakili warga perum Panorama dan Meita 2 mengatakan, tidak hambat apalagi tolak jalan tol
Pihaknya justru sangat bangga kalau ada jalan tol, namun dari itu diharapkan pembanghnan jalan tol tidak kesampingkan kepentingan masyarakat.
• Hasil Swab Pasien PDP Meninggal di Bolmut Negatif, Kadis Kesehatan: Kita Masih Aman Dari Covid-19
"Memang sudah dibuat jalan aleternatif, tapi jadi pergumulan kami. Bagaimana warga capai akses yang disiapkan itu ketika mau beraktivitas sehari-hari biasanya hanya memakan waktu kurang dari lima menit dari rumah ke jalan utama. Kalau pakai jalan alternatif butuh waktu lebih dari 15 menit itu kalau jalan tanpa beban, bagaimana kalau pulang dari pasar atau membawa beban akan terasa," ceritanya.
Ferdinand Lumenta perwakilan warga menjelaskan, jika tuntutan warga agar ada jembatan alternatif buntu alias tidak terealisasi, akses warga untuk beraktifitas ke luar rumah harus memutar ke arah Perumahan Meita 1, berdampak pada segi ekonomi dan waktu, tarif bertambah hingga jarak tempuh lebih jauh.
"Ini akan berdampak seumur hidup buat warga,"terang Ferdinand.
• Habisi 2 Anak Tiri, Pria Ini Beri Tahu Istri Lewat Facebook, Kesal Korban Merengek Minta Ayah Baru
Dia menceritakan masalah ini sudah sejak tahun lalu, ada jalan umum akan putus karena jalan tol dan tidak akan ada jalan alternatif, sempat kumpul tanda tangan pertujuan 600 orang tidak setuju pemutusan jalan utama itu.
Bulan Oktober 2019 melakukan pertemuan dengan pemerintah Kecamatan Matuari, hasilnya tidak akan ada pemutusan jalan di 3 akses jalan itu, namun seiring berjalannya waktu jalan H Tumundo dari Terminal Tangkoko keatas sudah di buat jembatan.
"Sementara jalan Duasudara sampai saat ini jalannya putus. Begitu juga dengan jalan ke perkebunan Tendeki dan pesantren Manembo-Nembo Atas jalannya putus," bebernya.(crz)
• Permohonan Bantuan Sembako Covid-19 Tembus 340 Ribu, Pemprov Masih Terima Proposal