Update Virus Corona Dunia
Rockefeller Foundation, Yayasan Kemanusiaan Kontroversi yang Namanya Mencuat di Masa Pandemi Corona
yayasan Rockefeller meluncurkan rencana ambisius untuk secara drastis meningkatkan pengujian Covid-19 secara nasional di Amerika.
Juga dalam membanngun demokrasi dan filantropi internasional.
Mengutip Kompas.com, Sang pendiri Rockefeller Foundation, John D Rockefeller sendiri masuk dalam jajaran orang terkaya AS sepanjang sejarah.
Pada tahun 2018, Rockefeller tercatat memiliki kekayaan mencapai 257,3 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 3.653 triliun.
Ia adalah salah satu pebisnis paling sukses sepanjang masa.
Pria yang memiliki masa hidup antara tahun 1839 hingga 1937 tersebut mematok standar kualitas minyak dan berjuang mendirikan perusahaannya, Standard Oil, dengan efisiensi tinggi.
Pria yang lahir di Richford, New York, itu juga bisa jadi merupakan miliader pertama di AS.
Ditinggalkan John D Rockefeller, keluarga Rockefeller sempat mengalami perselisihan di tahun 2016.
Kala itu para ahli waris berselisih ketika menangani warisan keluarga dalam bisnis pengeboran.
Mengutip Daily Mail, banyak ahli waris Rockefeller yang menentang ExxonMobil, karena apa yang mereka yakini adalah upaya yang diperhitungkan untuk membasmi masalah pemanasan global.
Di sisi lainnya, sebagian anggota keluarga berpikir bahwa membuang ExxonMobil, sebuah perusahaan yang menggantikan Standard Oil, adalah sebuah hal yang salah.
Alasannya karena mereka 'berutang' banyak harta kepada perusahaan itu.
"Karena sumber kekayaan keluarga adalah bahan bakar fosil, kami merasakan tanggung jawab moral yang sangat besar bagi anak-anak kami, bagi semua orang - untuk bergerak maju," kata Vallerie Rockefeller Wayne.
Dapat dibayangkan bagaimana Rockefeller Foundation memiliki dana untuk berbagai kegiatan sosialnya jika melihat kekayaan keluarga Rockefeller.
Rockefeller Foundation merupakan organisasi yang terkenal di berbagai penjuru dunia sebagai pemberi bantuan kemanusiaan dalam bentuk tidak langsung, seperti beasiswa, pembentukan lembaga penelitian, hingga program eradikasi penyakit menular.
Namun, yayasan ini juga tak luput dari kritik akibat sejumlah program yang didanainya.