Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona Indonesia

Angka Kasus Covid-19 di Indonesia Apakah Mulai Menurun? Begini Hasil Hitungan Peneliti

Kebijakan protokol new normal saat pandemi virus corona. Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Editor: Glendi Manengal
Shutterstock
ILUSTRASI virus corona di Indonesia. 

Rata-rata sebelumnya di angka 300-400 kasus per hari.

Namun, pada pekan kedua Mei jumlah kasus harian ada di rentang 600-700 kasus.

Jumlah kasus meningkat

Kemudian, jumlah kasus positif virus corona terus menunjukkan peningkatan pada 9 dan 10 Juni kemarin. Pemerintah mengumumkan dalam satu harinya terdapat lebih dari 1.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19.

Peneliti dari Pemprov DIY, Joko Hariyono menyebut faktor yang membuat kurva semakin meningkat adalah masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya secara normal dan tidak menaati imbauan pemerintah.

Hal itu disebutkan Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020). "Imbauan protokol kesehehatan dari Pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Joko.

Peningkatan aktivitas yang disebut kontraproduktif dengan upaya yang sudah diusahakan sejak awal pandemi, terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli santapan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.

"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan Hari Raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.

Di masa yang sama, banyak pemerintah daerah juga fokus untuk memantau pintu-pintu perbatasan guna mencegah terjadinya perpindahan masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.

Namun, pemda tidak begitu fokus pada interaksi antar-masyarakat yang terjadi di wilayahnya.

Simulasi baru

Oleh karena hasil prediksi pada simulasi pertama tidak berjalan sesuai dengan fakta di lapangan sejak pertengahan Mei 2020, maka dibuatlah simulasi baru dengan basis yang sama.

Hanya saja, kali ini peneliti memasikukkan faktor kelonggaran yang diberikan pemerintah dengan pemberlakuan New Normal.

"Kebetulan hari ini memasuki 100 hari penanganan kasus Covid-19, kami menulis beberapa hal terkait revisi penelitian kami sebelumnya disertai hasil simulasi baru. Kami juga menganalisis kenapa terjadi anomali atas penelitian kami," kata Joko dalam pesan singkat kepada Kompas.com.

Dalam simulasi ini, akan ada 3 klasifikasi prediksi: prediksi awal yang meleset di pertengahan jalan, prediksi ketiga diberlakukan new normal dengan pembatasan ketat, dan prediksi terakhir diberlakukan new normal dengan pembatasan sedang.

Dari hasil simulasi, untuk garis bewarna hijau yakni penerapan new normal yang dibarengi dengan kerja keras pemerintah dan tenaga medis (garis hijau), sangat berisiko memperluas penyebaran hingga 225 hari dari kasus pertama (2 Maret) dengan tingkat infeksi di atas 100.000 kasus.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved