George Floyd Disemayamkan Dengan Peti Emas, Upacara Pemakaman Dihadiri Sederet Artis Hollywood
Pemakaman telah disiarkan langsung oleh CBSN Minnesota, pemirsa di negara manapun dapat mengakses tayangan ini dan bisa menyaksikannya
TRIBUNMANADO.CO.ID - George Floyd disemayamkan dengan peti emas. Upacara pemakamannya dihadiri oleh artis Hollywood seperti Kevin Hart, Tiffany Haddish, & Ludacris.
Pria keturunan Afrika-Amerika yang kematiannya memicu demonstrasi besar di berbagai kota di Amerika Serikat ini telah disemayamkan.
George Floyd dilaporkan telah dimakamkan di dalam sebuah peti mati berlapis emas.
Upacara pemakaman George Floyd diadakan di North Central University di Minneapolis, Minnesota, AS.
Pemakaman telah disiarkan langsung oleh CBSN Minnesota, pemirsa di negara manapun dapat mengakses tayangan ini dan bisa menyaksikannya.
Saat prosesi pemakaman, terlihat banyak tokoh dan selebriti papan atas yang hadir memberi penghormatan.
Di antaranya, menurut laporan Vulture, ada seleb Tiffany Haddish, aktor dan komedian Kevin Hart, dan musisi dunia Ludacris.

Artis dan orang kenamaan besar lainnya di Amerika Serikat bahkan duduk di samping teman-teman Floyd dan orang-orang yang dicintainya.
Bunga-bunga bertabur di sekeliling peti emasnya, dan upacara pemakaman doa serta pidato dari Pendeta Al Sharpton.
Ada juga pengumuman beasiswa baru atas nama George Floyd yang akan membantu pria dan wanita Afrika-Amerika muda yang bercita-cita menjadi pemimpin di masyarakatnya.
Ben Crump, pengacara untuk keluarga Floyd, lalu memperkenalkan para anggota keluarga Floyd ke khalayak yang ramai mendatangi pemakaman ini.
CNBC kemudian memberitakan komentar yang diucapkan oleh saudara laki-laki George Floyd, Philonise.
Dilansir dari Kompas.com, ia mengucapkan penghormatannya:
"Kami hidup bersama. Kami tidak punya banyak (harta). Ibu kami melakukan apa yang dia bisa."
"Kami tidur di ranjang yang sama. Main video game bersama. Pergi ke luar dan bermain bola..." ucap Philonise Floyd.
Ia menambahkan bahwa saudara laki-lakinya itu memiliki beberapa nama panggilan yakni Big George, Big Floyd, Georgie Porgie - dan kebiasaan yang beragam.

"Kami membuat sandwich pisang mayones bersama. Itu adalah kekeluargaan."
Di pemakaman ini, Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, berlutut di depan peti mati George Floyd dan menangis tersedu-sedu.
Sementara itu LA Times melaporkan, di luar lokasi upacara berjejer kendaraan militer yang disamarkan oleh Garda Nasional.
Di akhir upacara pemakaman, hadirin mengheningkan cipta selama 8 menit 46 detik, sesuai durasi Derek Chauvin menindih leher George Floyd dengan lututnya.
Setelah mengheningkan cipta selesai, para hadirin meninggalkan lokasi upacara sedangkan beberapa massa masih berdatangan ke kapel.
Serangan siber yang dilakukan para hacker setelah tewasnya George Floyd yang sebabkan aksi besar di wilayah Amerika Serikat meningkat tajam
Kematian George Floyd, pria berkulit hitam asal Amerika Serikat memicu aksi protes besar di sejumlah wilayah di Amerika Serikat.
Telah diberitakan, George Floyd tewas pada Senin (25/5/2020).
Namun tak ada yang menduga kasus tersebut menyulut "kemarahan" sejumlah peretas (hacker) dengan melancarkan aksinya secara online.
Melansir Kompas.com, laporan terbaru yang dirilis oleh firma keamanan siber Cloudflare, ada sekira 135 miliar serangan siber.
Serangan tersebut diketahui dilakukan pada akhir pekan lalu tepatnya pada tanggal 30 dan 31 Mei.

Angka tersebut meningkat 17 persen dibanding periode yang sama bulan lalu (25 dan 26 April).
Cloudeflare mencatat 'hanya' ada sekira 116 miliar serangan siber.
Lebih spesifik, sejumlah situs web milik pembela hukum dan advokat (Advocacy Groups), termasuk aneka situs anti-rasisme, terpantau mengalami peningkatan serangan siber hingga 1.120 kali lipat.
Ada sejumlah serangan siber terhadap situs-situs tersebut mencapai 120 juta serangan.
Hal tersebut menjadi menarik karena pada periode yang sama bulan lalu, serangan siber terhadap situs-situs Advocacy Groups ini nyaris nihil.
Menurut pihak Cloudflare, jenis serangan yang dilakukan berupa Distribute Denial of Service (DDoS).
Itu merupakan serangan yang mencoba untuk melumpuhkan sebuah situs atau aplikasi.

Diketahui, DDoS sendiri merupakan serangan paket data dalam jumlah besar ke sebuah server.
Masifnya jumlah paket data yang diterima dalam waktu bersamaan bisa mengakibatkan server melambat, bahkan tumbang.
Selain kategori situs Advocacy Groups, jumlah peretasan pada situs-situs pemerintah juga diklaim turut meningkat.
Merangkum Cloudflare.com via KompasTekno, serangan siber terhadap situs pemerintahan di 30 dan 31 Mei meningkat 1,8 kali lipat dibanding minggu terakhir di bulan April.
Di samping itu, serangan pada situs-situs militer juga ikut melonjak 3,8 kali lipat dibanding bulan April lalu.
Pihak Cloudflare mengatakan bahwa peningkatan tersebut lumrah terjadi.
"Seperti kita tahu, protes dan kekerasan yang terjadi di dunia nyata biasanya disertai dengan serangan di internet," ujar pihak Cloudflare.
Terlebih jika ada kasus kerusuhan seperti yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini.
"Jika melihat kejadian yang sudah-sudah, orang-orang yang menentang penindasan, sayangnya, akan terus dijejali dengan serangan siber yang bakal bikin mereka bungkam," pungkas Cloudflare.
(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara // Tribunstyle/Dhimas Yanuar/Nafis).
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disemayamkan di Peti Mati Emas, Pemakaman George Floyd Disiarkan Langsung"