NEWS
Amerika Tuduh China Sabotase Pengembangan Vaksin Corona, Akui Punya Bukti Kuat
Amerika Serikat mengklaim memiliki bukti China sedang mencoba memperlambat atau menyabotase pengembangan vaksin corona
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah tuduhan kembali disampaikan Amerika Serikat kepada China.
Kali ini Amerika Serikat mengklaim memiliki bukti China sedang mencoba memperlambat atau menyabotase pengembangan vaksin corona (Covid-19).
Tudingan ini disampaikan Senator AS dari Partai Republik Rick Scott, Minggu (7/6).
"Kami harus menyelesaikan vaksin ini. Sayangnya kami memiliki bukti bahwa komunis China berusaha menyabotase kami atau memperlambatnya," katanya dalam wawancara di BBC TV yang dikutip Channel News Asia.
"China tidak ingin kami melakukannya terlebih dahulu. Mereka telah memutuskan untuk menjadi musuh bagi Amerika dan saya pikir untuk demokrasi di seluruh dunia," imbuhnya.
Ditanya bukti apa yang dimiliki AS, Scott menolak memberikan perincian. Tetapi ia mengatakan, informasi itu datang melalui komunitas intelijen.
"Vaksin ini sangat penting bagi kita semua agar perekonomian kita kembali berjalan. Apa yang saya benar-benar percaya adalah apakah Inggris yang pertama melakukannya atau kita yang pertama, kita akan berbagi. Komunis China, mereka tidak akan berbagi," kata Scott.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap, vaksin virus corona akan tersedia akhir tahun ini.
Trump membentuk tim khusus untuk mempercepat pengembangan vaksin corona.
Trump menunjuk seorang mantan eksekutif farmasi untuk menjadi ujung tombak upaya tersebut.
"Kami ingin mendapatkannya pada akhir tahun, jika kami bisa, mungkin sebelumnya," kata Trump saat ia menyampaikan pembaruan tentang perlombaan untuk mendapatkan vaksin virus corona, Jumat (15/5).
"Kami pikir, kami akan memiliki beberapa hasil yang sangat baik keluar dengan sangat cepat," ujarnya.
Trump menambahkan, ketika vaksin virus corona siap, militer akan ia perintahkan untuk mendistribusikannya, dan membangkitkan semangat kerjasama global.
"Kami bekerjasama dengan banyak negara yang berbeda, dan sekali lagi, kami tidak memiliki ego," tegas Trump.
"Siapa pun yang mendapatkannya, kami pikir itu hebat, kami akan bekerja dengan mereka dan mereka akan bekerja dengan kami. Jika kami mendapatkannya, kami akan bekerja dengan mereka," imbuhnya.
Amerika Tuduh China Gunakan Krisis Corona sebagai Kedok Dorong Klaim di Laut China Selatan
Bukan hanya pandemi Covid-19 yang belakangan menghebohkan dunia.
Konflik Laut China Selatan juga menjadi salah satu isu yang banyak diperbincangkan.
Beberapa negara terlibat dalam ketegangan dengaan China terkait klaim Laut China Selatan, termasuk Amerika Serikat (AS)
Bahkan, baru-baru ini AS mengatakan, China menggunakan virus corona baru sebagai kedok untuk mendorong klaim teritorial di Laut China Selatan melalui lonjakan aktivitas angkatan laut mereka untuk mengintimidasi negara-negara lain yang mengklaim perairan itu.
Komandan Pasukan AS di Jepang Letnan Jenderal Kevin Schneider menyatakan, ada lonjakan aktivitas oleh China di Laut China Selatan dengan kapal angkatan laut, kapal penjaga pantai,
dan kapal penangkap ikan yang melecehkan kapal lain di perairan yang Beijing klaim tersebut.
"Melalui krisis (Covid-19), kami melihat lonjakan aktivitas maritim," katanya kepada Reuters dalam wawancara via telepon, Jumat (5/6).
Dia menyebutkan, Beijing juga meningkatkan kegiatannya di Laut China Timur, di mana ia bersengketa wilayah dengan Jepang.
Schneider memperkirakan, peningkatan aktivitas Beijing kemungkinan akan berlanjut.
"Saya tidak melihat palung, saya melihat dataran tinggi," ujarnya.
Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi pasukan AS terbesar di Asia, termasuk kapal induk, pasukan amfibi, dan skuadron tempur.
Selain membela Jepang, keberadaan mereka untuk mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut China Selatan.
Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan militer di atas terumbu di Laut China Selatan yang kaya energi, atau di dekat perairan yang diklaim oleh negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Perdana Menteri Singapura Sebut China Tidak Akan Pernah Kalahkan Amerika di Laut China Selatan
Perdana Menteri Singapura berikan pernyataan menohok kepada China terkait persaingan kekuatan negara itu dengan Amerika.
Lee Hsien Loong mengatakan, kehadiaran keamanan Amerika "tetap penting di wilayah Asia-Pasifik".
China, disebutnya juga tidak akan mampu mengambil alih peranan Amerika menjaga keamanan Asia Tenggara.
Bahkan walaupun China sudah gunakan pasukan militer yang sangat banyak.
Dilansir dari South China Morning Post, Lee menulis di majalah Foreign Affairs jika kehadiran militer China perebutkan klaim maritim dan teritorial di Laut China Selatan memiliki arti lain.
Artinya adalah negara-negara di perairan tersebut akan "terus-terusan melihat kehadiran Angkatan Laut China yang berusaha mengambil klaim tersebut".
Ia juga tuliskan bahwa banyak negara Asia Tenggara yang "sangat sensitif" terkait persepsi bahwa China punya pengaruh.
Mereka sensitif mengenai pandangan terkait China mempunyai pengaruh dalam jumlah etnis minoritas China.
"Meskipun negara tersebut tingkatkan kekuatan militernya, China masih tidak dapat kalahkan peran pasukan keamanan Amerika," tulisnya.
Tambahan lagi, jika pasukan Amerika ditarik dari wilayah Asia Utara maka hal tersebut akan memicu Jepang dan Korea Selatan untuk kembangkan senjata nuklir.
Pasalnya, tidak ada pasukan keamanan Amerika maka ancaman dari Korea Utara dapat terjadi kapan saja.
Artikel Lee datang di tengah meningkatnya tekanan antara Amerika dan China.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
KLIK TAUTAN AWAL: https://internasional.kontan.co.id/news/as-klaim-punya-bukti-china-sabotase-pengembangan-vaksin-corona?page=all